TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menuturkan hingga saat ini kawasan Malioboro belum mendapatkan QR Code untuk penerapan aplikasi PeduliLindungi.
Malioboro memang belum bisa mengajukan diri sebagai kawasan wisata untuk menerapkan PeduliLindungi karena bukan seperti destinasi umumnya yang memiliki tempat pemungutan retribusi walaupun wisatawan selalu menyemut di sepanjang jalan itu.
"Pak Sandiaga (Sandiaga Uno-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) kemarin mempersilakan Yogya agar mengajukan QR Code untuk Malioboro ke Kementerian Kesehatan, agar bisa membuka resmi Malioboro untuk wisatawan," kata Heroe Poerwadi, Ahad, 10 Oktober 2021.
Lampu hijau pemerintah pusat agar Malioboro mengajukan QR Code untuk penerapan aplikasi PeduliLindungi ini dinilai sangat berarti. Sebab, selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3 wisatawan terus berdatangan ke kawasan pusat perbelanjaan, cinderamata dan pedagang kaki lima itu tanpa terkendali.
Sedangkan di satu sisi, pemerintah kota juga tak mungkin menutup akses Malioboro total seperti halnya pemerintah kabupaten di DIY menutup kawasan wisata. Sebab, di Malioboro selain pusat cinderamata, di sana ada permukiman sekaligus pusat kantor kantor pemerintahan provinsi.
"Untuk pengajuan QR Code PeduliLindungi ini kami lakukan persiapan sebelum mendeklarasikan pembukaan Malioboro kepada masyarakat luas, karena masih ada sejumlah persyaratan untuk operasional belum terpenuhi," kata Heroe.
Heroe menuturkan Malioboro sebenarnya sudah sempat sekali diajukan untuk memperoleh QR code PeduliLindungi. Hanya saat itu belum memenuhi persyaratan khususnya terkait sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Karena CHSE nya belum terpenuhi, saat itu Malioboro belum dapat QR Code, makanya sekarang kami perbaiki lagi di situ," kata Heroe.
Malioboro akhir pekan lalu tampak ramai seperti biasanya, khususnya usai kunjungan Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 9 Oktober lalu. "Hampir seluruh PKL (pedagang kaki lima) yang jumlahnya 2.000 lebih sudah mulai berjualan kembali di sepanjang Malioboro saat ini," kata Ketua Koperasi Paguyuban PKL Malioboro Tri Dharma Rudiarto.
Rudiarto berharap di masa PPKM Level 3 ini pemulihan ekonomi benar-benar bisa berjalan dengan kunjungan wisata yang berangsur normal. "Apalagi saat ini sudah 90 persen lebih PKL di Malioboro divaksinasi Covid-19 lengkap, baik dosis pertama maupun dosis kedua, jadi tinggal menjalankan protokol kesehatan dengan lebih ketat, agar wisatawan nyaman," kata Rudiarto.
Baca juga: Presiden Jokowi ke Malioboro Yogyakarta, Bagi-bagi Rp 1,2 Juta buat PKL - Warung