Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yogyakarta Kota Batik Dunia, Sultan HB X: Saatnya Pulih Usai Pandemi

image-gnews
Puluhan pelajar SD Bopkri Gondolayu membatik bersama-sama untuk menyambut peringatan Hari Batik Nasional di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, (30/9). TEMPO/Suryo Wibowo.
Puluhan pelajar SD Bopkri Gondolayu membatik bersama-sama untuk menyambut peringatan Hari Batik Nasional di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, (30/9). TEMPO/Suryo Wibowo.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menuturkan Yogyakarta memiliki tugas berat menjaga eksistensinya dengan predikat sebagai Kota Batik Dunia.

“Pencanangan batik sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO pada Oktober 2009 menjadi pengakuan bernilai strategis akan eksistensi batik dan pentingnya batik bagi peradaban nusantara,” ujar Sultan HB X pada forum Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2021 di Hotel Royal Ambarrukmo, Selasa, 28 September 2021.

Sultan menuturkan menjaga eksistensi batik sama dengan menjaga sisi istimewa Yogyakarta yang selama ini turut menjadi sentra batik di Indonesia. Banyak pengrajin batik tersebar di kabupaten/kota Yogyakarta dengan mengusung ciri khas dan corak masing-masing sehingga Yogya turut menjadi singgahan utama para wisatawan yang mencintai batik.

“Yogyakarta memiliki potensi pengembangan batik oleh dukungan pengrajin yang handal, ketersediaan bahan baku, dan distribusi pemasaran,” kata Sultan. “Jadi selain bernilai estetik, batik dapat menjadi penggerak kegiatan ekonomi rakyat dengan serapan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak."

Namun Sultan meminta predikat Yogyakarta Kota Batik dunia perlu dijaga, yaitu bagaimana segala aktivitas terkait batik, mulai dari produksi hingga pameran tak berhenti di masa sulit pandemi Covid-19 ini. “Pameran dapat membangun semangat, membangkitkan geliat dan meningkatkan citra batik Yogyakarta di masa pemulihan akibat pandemi CoViD-19 ini,” ujarnya.

Menurut Sultan, beberapa tahun terakhir ini batik kembali menarik perhatian khalayak kala batik kini tidak lagi menjadi fashion yang monoton. “Tanpa menghilangkan unsur budaya, batik kian luwes untuk dapat dipadupadankan membuat tampilan tetap fashionable,” kata dia.

Dengan pengakuan dunia atas batik itu, Sultan pun mendorong masyarakat tak sekedar bangga mengenakan batik. “Tapi juga bisa mempelajari makna filosofis dari setiap corak batik dan melestarikan corak-corak itu,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlebih, menurut Sultan, batik sarat makna simbolis dalam penggunaannya meski saat ini batik sudah menjadi produk global seperti produk fashion lainnya. “Batik bukan lagi hanya milik para tetua yang mapan, tapi sudah bagian dari gaya hidup anak muda,” kata dia.

Permaisuri Sultan HB X yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional DIY Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan kondisi pandemi ini justru memberikan kesempatan yang langka untuk menghelat forum JIBB itu menjadi sebuah acara yang tidak hanya digebyarkan dalam waktu satu bulan. “Namun menjadi acara yang berkesinambungan dan kontinyu selama satu tahun,” kata Hemas dalam kegiatan yang mengusung tema ‘Borderless Batik: From Heritage To Millenial Lifestyle’ itu.

Hemas menuturkan tema yang diusung ini mengandung makna bahwa seni batik di era modern idealnya dapat berkembang melintasi batasan ruang dan waktu. “Batik juga musti mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta teknologi terkini,” ujarnya.

Menurut Hemas, seni batik juga dapat dikembangkan secara fleksibel dalam menyikapi berbagai batasan formal sehingga seni batik dapat berkembang lebih luas dengan dinamis namun tetap bijaksana, dalam artian tanpa meninggalkan pakem dasarnya. “Seni batik tidak dapat hanya berhenti pada tradisi saja, namun harus mampu melampaui tantangan di era disrupsi seperti saat ini,” kata dia.

Baca juga: Promosi Kabupaten Bantul Yogyakarta di Time Square New York, Ini Potensinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

6 jam lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

6 jam lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

15 jam lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

20 jam lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

1 hari lalu

Kendaraan antre memasuki kawasan Jalan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.


Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

1 hari lalu

Tempat khusus parkir Ngabean Yogyakarta yang menjadi lokasi parkir bus untuk wisatawan Malioboro pada Kamis, 29 Oktober 2020. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.


Tren Kenaikan Konsumsi Bensin di Jateng dan DIY saat Libur Lebaran 2024 Melebihi Prediksi

1 hari lalu

Antrean pembeli solar dan pertalite di SPBU Giwangan Yogyakarta Jumat. 1 Juli 2022. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tren Kenaikan Konsumsi Bensin di Jateng dan DIY saat Libur Lebaran 2024 Melebihi Prediksi

Konsumsi puncak konsumsi bensin terjadi di ruas tol Trans Jawa terjadi di H+4 Lebaran atau 14 April 2024.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

1 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024