TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah DI Yogyakarta masih menutup kawasan pantai selatan dari wisatawan di masa PPKM Level 3. Hanya petugas pantai dan nelayan yang boleh mendekat ke wilayah perairan.
Siapa sangka, di tengah sepinya kunjungan wisata itu, dalam dua hari terakhir ini para penduduk pesisir pantai selatan Yogyakarta punya kesibukan lain, yaitu menyambut "tamu" yang ribuan jumlahnya. Warga sekitar Pantai Trisik di Kabupaten Kulon Progo dan Pantai Wediombo di Kabupaten Gunungkidul, berbondong-bondong menangkap ikan teri yang seukuran jari tangan orang dewasa.
Ikan teri bernama latin Stelephorus Sp atau oleh penduduk setempat disebut Teri Juwi, itu seolah datang berbondong-bondong mendekati bibir pantai. Ribuan ikan teri juwi berlompatan ke daratan sehingga mudah ditangkapi.
Penduduk sekitar pantai selatan Yogyakarta menangkapi ikan teri juwi berlompatan ke tepian dengan jaring. Dok. Dinas Kelautan Perikanan DI Yogyakarta
"Teri ini bisa diolah untuk beragam jenis makanan, bisa digoreng atau dijadikan sambal," ujar Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta, Catur Nur Amin pada Rabu, 22 September 2021. Fenomena ikan teri yang sampai ke daratan itu bisa dipicu beberapa hal.
Catur menjelaskan, ikan teri itu menuju daratan karena dikejar para predator, seperti ikan layur, ikan tongkol, dan ikan cakalang yang memang musimnya sedang banyak di pantai selatan. Atau karena faktor pancaroba dan tersapu gelombang pantai selatan yang sedang tinggi-tingginya.
"Ini fenomena yang biasa terjadi di pantai selatan saat pancaroba," kata Catur. "Ikan teri yang berlompatan itu jika dikumpulkan bisa mencapai satu ton dan menjadi berkah bagi nelayan karena tak perlu melaut."
Ikan teri bernama latin Stelephorus Sp atau oleh penduduk Yogyakarta disebut Teri Juwi berlompatan ke tepi pantai selatan. Dok. Dinas Kelautan Perikanan DI Yogyakarta
Ikan teri yang berlompatan itu sepanjang sekitar lima sentimeter. Di pasar, harganya berkisar Rp 10 ribu per kilogram. Memang harga itu tak semahal teri nasi yang mencapai Rp 50 ribu per kilogram. "Lumayan untuk masa pandemi seperti ini yang masih sepi wisatawan," ujarnya.
Tak sedikit penduduk di sekitar pantai dan nelayan yang menjual ikan teri juwi itu ke pengepul untuk dikirim ke daerah lain. "Habitat teri ini cukup banyak di pantai selatan dan terus bermigrasi," ujarnya.
Baca juga:
Sebab Destinasi Wisata Pantai dan Water Park di Yogyakarta Belum Boleh Buka