Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Museum Adat akan Dibangun di Kawasan Wisata Gunung Bromo Semeru

image-gnews
Pucuk Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, terlihat dari wilayah Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat, 4 Juni 2021. TEMPO/Abdi Purmono
Pucuk Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, terlihat dari wilayah Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat, 4 Juni 2021. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Malang -  Pemerintah Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Jawa Timur berencana membangun museum desa adat. Desa itu berada di lintasan Gunung Bromo dan Semeru.

Kepala Desa Ngadas Mujianto Mugi Raharjo mengatakan pemerintah dan masyarakat Ngadas sudah berangan-angan punya museum sejak 2012 seturut pengembangan Ngadas sebagai desa wisata adat. Pemerintah desa dan masyarakat tidak ingin Ngadas cuma jadi lintasan wisatawan menuju Gunung Bromo dan Gunung Semeru. 

“Kami tidak ingin desa kami hanya dilewati dan kami jadi penonton. Harapan kami, termasuk warga yang pelaku wisata, sangat ingin ada poin khusus yang menarik wisatawan sehingga bisa ikut merasakan kue pariwisata,” kata Mujianto kepada Tempo, Ahad, 19 September 2021. 

Ngadas ditetapkan sebagai desa wisata adat dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Malang Nomor 556/561/KEP/421.108/2014. Dalam surat keputusan bertanggal 31 Oktober 2014 yang ditandatangani Kepala Disbudpar Made Arya Wedhantara ini ada 14 desa di Kabupaten Malang yang ditetapkan sebagai desa wisata, tapi hanya Desa Ngadas yang ditetapkan sebagai desa wisata adat. 

Menurut Mujianto, angan-angan tadi dimatangkan oleh pemerintah desa bersama badan permusyawaratan desa, ketua/dukun adat (kamituo) dan para sesepuh desa pada 2019. Namun, rencana itu untuk sementara diurungkan karena belum ada payung hukum berupa peraturan Gubernur Jawa Timur dan peraturan daerah Kabupaten Malang dan yang khusus mengatur tentang desa adat. 

Alhasil, senyampang menanti terbitnya kedua beleid itu, dari sisi kesiapan regulasi, Pemerintah Daerah Ngadas telah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Desa Ngadas Nomor 188.45/KEP/35.07.07.2017/Tahun 2020 tentang Penunjukkan Tim Penyusun Profil Ritual Adat Desa dan Peraturan Desa tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. 

Surat keputusan itu kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa Ngadas Nomor: 410/06/35.07.07.2017/2020 tentang Pengangkatan Pengurus Lembaga Adat, serta penyusunan draf Peraturan Desa Ngadas tentang Pembentukan Lembaga Adat bertanggal 20 Januari 2020. 

“Rencana kami, museum bisa mulai kami kerjakan pada 2022 dan selesai 2023. Tapi, kami menunggu pergub (peraturan gubernur) dan perda (peraturan daerah) Kabupaten Malang ada dasar hukum yang kami masukkan. Kami sudah bentuk tim yang mengurusi masalah hukum itu,” ujar Mujianto, yang jadi kepala Desa Ngadas sejak 2013. 

Mujianto menggambarkan desain museum adat Ngadas nanti berbentuk rumah kayu limasan khas Jawa. Secara historis, cukup susah memastikan daerah asal masyarakat Tengger dan sejak kapan mereka mendiami kawasan Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Berdasarkan tulisan di Prasasti Walandit, diduga kuat masyarakat Tengger berasal dari Jawa Tengah dan tinggal di sana sejak abad ke-10. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rumah limasan bercirikan bagian atap yang berbentuk bangun ruang limas. Di bagian atas, terdapat atap yang terdiri atas empat sisi dengan bentuk trapesium dan segitiga sama kaki. 

Belum diputuskan lokasi museum. Tapi Mujianto berharap museum nanti dibangun di dekat gapura desa pintu masuk desa.

Luas bangunannya kira-kira 80 meter persegi. Museum akan diisi peralatan upacara adat, buku sejarah desa, dan buku mantera. 

“Kalau pandangan saya, nanti museumnya dibangun di pintu masuk desa. Tapi soal ini masih terus kami musyawarahkan karena banyak pertimbangannya, salah satunya soal pengelola dan keamanannya,” ujar Mujianto. 

Perlu diketahui, wilayah adat masyarakat Tengger terbagi tiga, yaitu Brangkulon (seberang barat), Brangwetan (seberang timur) dan Brangkidul (seberang selatan). Brangkulon diwakili Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Brangwetan diwakili desa Ngadisari, Wanantara dan Jetak di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sedangkan Brangkidul diwakili Desa Ngadas serta Desa Ranupani di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Mayoritas masyarakat Tengger berdomisili di 41 dari 50 desa penyangga kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Semua desa penyangga tersebar di wilayah empat kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. 

Kawasan taman nasional seluas 50.276 hektare ini terbagi dalam 7 zona pengelolaan, yaitu inti, rimba, pemanfaatan, rehabilitasi, tradisional, khusus dan religi. Dari seluruh desa penyangga yang dihuni orang Tengger, hanya Desa Ngadas (395 hektare) dan Desa Ranupani (8.293 hektare) di Kecamatan Senduro, Kabupaten Malang, yang berada di zona tradisional (3.041 hektare) atau jadi desa enklave, yaitu desa yang batas wilayah dan geografinya tepat berada di jantung kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Perbatasan antara Ngadas dan Ranupani bertemu di Blok Bantengan.

Baca jugaKetahui 6 Zonasi Usaha Wisata di Kawasan Gunung Bromo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

2 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

3 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi Istana Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

5 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

6 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

7 hari lalu

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata


Libur Lebaran ke Lampung, Singgah ke Pantai Minang Rua di Desa Wisata Kelawi Bakauheni

10 hari lalu

Pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Bakauheni, Lampung Selatan (TEMPO/Mila Novita)
Libur Lebaran ke Lampung, Singgah ke Pantai Minang Rua di Desa Wisata Kelawi Bakauheni

Pantai Minang Rua letaknya tak jauh dari Pelabuhan Bakauheni, jarak tempuhnya tak sampai dengan 30 menit.


3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

14 hari lalu

Taman Nasional Berbak Sembilang, Banyuasin, termasuk salah satu destinasi wisata alam yang diunggulkan. Pada Oktober hingga Desember, wisatawan dapat menyaksikan ribuan burung migrasi. TEMPO/Parliza Hendrawan
3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

Di Banyuasin, Sumatra Selatan, terdapat beberapa wisata bahari yang menarik dikunjungi bersama dengan keluarga saat libur Lebaran.


Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

16 hari lalu

Tiga orang sukarelawan sedang mengangkut sampah ke mobil pikap di Blok Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Abdi Purmono
Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

Sekitar 85 persen volume sampah yang diangkut dari Gunung Bromo berasal dari area Tengger Laut Pasir dan Penanjakan.


6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

18 hari lalu

Bubblecar Museum. Instagram.com/@thebubblecarmuseum
6 Museum di Inggris Menyimpan Barang-barang Aneh

Museum-museum ini menampilkan koleksi yang aneh dan unik, misalnya kipas, mesin pemotong rumput, teko hingga mobil mikro


Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

18 hari lalu

Museum of The Future Dubai pada 21 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Melihat Kehidupan Masa Depan di Museum of The Future Dubai, Berapa Harga Tiketnya?

Selama dua tahun buka, Museum of The Future telah didatangi lebih dari dua juta pengunjung dari 173 negara.