Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kontroversi Lahan Wisata Gunung Bromo antara Penduduk dengan Balai Besar TNBTS

image-gnews
Penthongan Jemplang, salah satu titik pandang yang terancam terkena proyek wisata dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. TEMPO/Abdi Purmono
Penthongan Jemplang, salah satu titik pandang yang terancam terkena proyek wisata dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Ketua Forum Ekowisata Jawa Timur (East Java Ecotourisme Forum) Agus Wiyono mengatakan ada baiknya Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur bertemu untuk membahas mengenai polemik beberapa proyek wisata dalam kawasan TNBTS.

Menurut Agus, Balai Besar TNBTS sebaiknya mengaktifkan para petugasnya yang berada maupun berposisi dekat desa-desa penyangga kawasan TNBTS untuk mensosialisasikan program-program kerja strategis yang berhubungan langsung dengan hajat hidup warga desa penyangga. “Selama ini TNBTS masih mengandalkan cara-cara formal. Kalau ada masalah, baru tokoh masyarakat atau ketua adat yang dimintai tolong. Pendekatan informal atau kultural pun sangat penting dikedepankan,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 14 September 2021.

Misalnya tentang perubahan zona pemanfaatan dalam kawasan TNBTS yang terbagi jadi ruang publik dan ruang usaha. Agus mengatakan tak salah Walhi mengkritik perubahan zonasi dan tidak salah pula TNBTS menjalankan instruksi dari Jakarta untuk mewujudkan program nasional 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau acap disebut “10 Bali Baru” yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 2015. Program ini pun sejatinya menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional.

Masalahnya, menurut Agus, model pendekatan formal oleh TNBTS harus disertai dengan pendekatan kultural. Semua elemen masyarakat di desa penyangga bisa diajak berembuk jika TNBTS menggelar konsultasi publik.

"Jangan hanya mengajak segelintir orang, seperti elite desa saja dan unsur dinas kabupaten terkait," kata Agus.

Seharusnya, menurut Agus, jika ada perubahan zonasi maka warga di desa-desa penyangga sepatutnya mengetahui lebih dulu dibandingkan para elit di Jakarta. "Padahal nanti merekalah yang pertama kali merasakan dampaknya,” ujarnya.

Agus menekankan investor yang telah mendapat izin usaha penyediaan sarana wisata alam atau IUPSWA di dalam kawasan TNBTS tidak perlu lagi dipersoalkan. Walhi tinggal mengawasi supaya investor benar-benar menjalankan kaidah-kaidah lingkungan dalam pengembangan pariwisata.

Misalkan investor dilarang menebang pohon-pohon besar atau land cutting. Walhi juga berhak mengawasi investor dan TNBTS supaya kedua pihak bersungguh-sungguh mematuhi kaidah-kaidah pengolahan sampah hingga tercapai nol limbah atau zero waste.

“Teman-teman Walhi memang berhak dan bahkan wajib mengontrol investor untuk menjalankan metode pengelolaan wisata berbasis lingkungan. Kalau izinnya, ya sudah dibiarkan saja yang sudah diberikan, tinggal awasi yang berikutnya,” kata Agus.

Sedangkan TNBTS perlu mengumumkan secara terbuka lokasi-lokasi proyek wisata yang ditawarkan ke publik. Minimal, kata Agus, pengumumannya ada di laman web TNBTS. Keterbukaan maupun transparansi ini penting untuk mencegah kesimpangsiuran yang berujung kemunculan tudingan jelek kepada pengelola taman nasional.

Tim Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) dan beberapa pendaki mengecek kondisi jalur pendakian Gunung Semeru hingga Ranu Kumbolo pada Jumat, 25 September 2020. TEMPO | Abdi Purmono

Sampai sekarang, Agus sendiri tak paham di mana saja lokasi wisata baru dan siapa saja investornya kecuali PT Winuta Alam Indah (PT WAI). Ia tahu kehebohan pembukaan lahan oleh PT WAI di Blok Jemplang melalui media sosial dan pemberitaan media massa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, Agus menyampaikan satu hal lagi yang perlu diperhatikan betul oleh TNBTS dan PT WAI, yaitu pelibatan aktif masyarakat. Mengutip keterangan Harjono, wakil PT WAI, ada 60 persen warga Ngadas yang dikaryakan di proyek wisata di Jemplang, Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. PT WAI pun bersedia memberikan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).

Bagi Agus, kebijakan PT WAI sudah bagus tapi tidak tepat. Menurut dia, memperkerjakan orang Ngadas hanya berlaku untuk jangka pendek, maka PT WAI perlu memperhatikan pendekatan ramah masyarakat untuk jangka panjang. "Jangan cuma menjadikan masyarakat sebagai buruh, tapi jadikanlah mereka sebagai pemilik," ujarnya.

Caranya, kata Agus, PT WAI memberikan porsi saham kepada masyarakat Ngadas melalui Badan Usaha Milik Desa (bumdes) agar pengelolaan uang lebih transparan dan akuntabel. Perusahaan jangan hanya beri CSR lalu ditinggal pergi. Tapi investor turut mendampingi masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif dan aktif membantu kegiatan sosial-kemasyarakatan di Ngadas.

“Kalau cuma CSR gampang menguap, tapi kalau pemberian saham itu pasti jauh lebih mengikat rasa kepemilikan masyarakat terhadap desa dan lingkungannya. Nanti investor juga yang merasakan dampak positifnya," kata Agus.

Kepala Desa Ngadas Mujianto setuju warganya dilibatkan dalam proyek wisata dalam kawasan. Mereka ingin pelibatan masyarakat berlangsung dalam jangka panjang, seperti yang disampaikan Agus.

Mujianto tidak ingin Desa Ngadas, desa tertinggi di Kabupaten Malang, hanya jadi lintasan wisatawan menuju Gunung Bromo dan Gunung Semeru. “Dengan adanya pembangunan wisata di Jemplang, harapan masyarakat dan pelaku wisata ada poin khusus yang bisa menarik wisatawan sehingga warga dan pelaku wisata di desa kami bisa merasakan kue pariwisata,” kata dia.

Menurut Mujianto, Ngadas sudah bercita-cita mengembangkan diri sebagai desa wisata adat sejak 2012. Makanya mereka sangat membutuhkan dukungan Balai Besar TNBTS dan investor.

Dalam sepekan terakhir, proyek pembangunan wisata dalam kawasan TNBTS, khususnya di Blok Jemplang, dikritisi Walhi. Walhi curiga proyek wisata tersebut hanya wisata buatan “betonisasi” yang mengabaikan prinsip-prinsip konservasi dan melukai kebudayaan Tengger.

Karena itu, Walhi meminta Balai Besar TNBTS Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) membuka dokumen Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup atau AMDAL pembangunan sarana dan prasarana wisata alam baru dalam kawasan TNBTS. Sedangkan Pelaksana Tugas Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani sudah memastikan pelaksanaan proyek wisata Jemplang tetap berpijak pada kaidah-kaidah konservasi dan menghormati kebudayaan Tengger, serta memenuhi prosedur perizinan yang berlaku.

Baca juga: Pintu Masuk Wisata Bromo Lewat Probolinggo Sudah Dibuka

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

1 hari lalu

Sejumlah wisatawan melihat suasana Gunung Bromo di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 1 Januari 2024. Bedasarkan data Balai Besar TNBTS pada Minggu (31/12), kunjungan wisatawan di wilayah tersebut mencapai 5.000 orang saat malam pergantian tahun 2024 . ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024


Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

2 hari lalu

PJ Gubernur Bangka Belitung Safrizal Zakaria Ali (baju merah) menerima aspirasi masyarakat yang menuntut penyetopan izin tambang dan mengevaluasi izin yang terbit di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Senin, 22 April 2024. Tempo/Servio Maranda
Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.


Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

7 hari lalu

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata


Libur Lebaran ke Lampung, Singgah ke Pantai Minang Rua di Desa Wisata Kelawi Bakauheni

10 hari lalu

Pantai Minang Rua, Desa Kelawi, Bakauheni, Lampung Selatan (TEMPO/Mila Novita)
Libur Lebaran ke Lampung, Singgah ke Pantai Minang Rua di Desa Wisata Kelawi Bakauheni

Pantai Minang Rua letaknya tak jauh dari Pelabuhan Bakauheni, jarak tempuhnya tak sampai dengan 30 menit.


10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

12 hari lalu

Guru besar, dosen dan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan pernyataan sikap di Gedung Isola Kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, Senin 5 Februari 2024. Dalam pernyataan sikapnya, civitas akademika UPI meminta agar Presiden Joko Widodo mencabut pernyataan yang menunjukkan keberpihakan dan keterlibatannya dalam kampanye politik pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini dimulai dari artikel berjudul '10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas'.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

13 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

14 hari lalu

Taman Nasional Berbak Sembilang, Banyuasin, termasuk salah satu destinasi wisata alam yang diunggulkan. Pada Oktober hingga Desember, wisatawan dapat menyaksikan ribuan burung migrasi. TEMPO/Parliza Hendrawan
3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

Di Banyuasin, Sumatra Selatan, terdapat beberapa wisata bahari yang menarik dikunjungi bersama dengan keluarga saat libur Lebaran.


Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

16 hari lalu

Tiga orang sukarelawan sedang mengangkut sampah ke mobil pikap di Blok Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Abdi Purmono
Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

Sekitar 85 persen volume sampah yang diangkut dari Gunung Bromo berasal dari area Tengger Laut Pasir dan Penanjakan.


Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

20 hari lalu

Sejumlah wisatawan melihat suasana Gunung Bromo di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Pasuruan, Jawa Timur, Senin, 1 Januari 2024. Bedasarkan data Balai Besar TNBTS pada Minggu (31/12), kunjungan wisatawan di wilayah tersebut mencapai 5.000 orang saat malam pergantian tahun 2024 . ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Masalah Sampah di Kawasan Bromo Belum Sepenuhnya Bisa Diatasi, Ini Sebabnya

Hingga sekarang belum ada peraturan mengenai penanganan sampah di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.


Banyak Sampah, Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

21 hari lalu

Pengunjung menunggu dan menikmati terbitnya matahari di Penanjakan Gunung Bromo, Selasa, 19 Juli 2022. TEMPO/Abdi Purmono
Banyak Sampah, Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup

Penutupan sementara bertujuan memulihkan kawasan dengan cara membersihkan sampah-sampah dari kawasan Bromo.