TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Ugar di Fakfak, Papua Barat, termasuk salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Fakfak telah menetapkan pulau ini sebagai kampung wisata.
Pulau Ugar merupakan sebuah pulau kecil di Teluk Berau, Fakfak, Papua Barat. Untuk sampai di sana, wisatawan mesti naik perahu motor sekitar 30 menit dari Pelabuhan Kokas.
Pulau Ugar memiliki kawasan perairan dan daratan yang indah. Pantainya berpasir putih dengan pohon kelapa di tepian. Bagian tengah pulau berupa perbukitan hutan hujan tropis yang menjadi habitat fauna endemik, yaitu burung cenderawasih, kupu-kupu sayap bidadari, kuskus, burung maleo, dan burung rangkong.
"Perairan Pulau Ugar memiliki pesona bawah air dengan berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang indah," kata peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 11 September 2021. Pulau-pulau kecil sekitar Pulau Ugar memiliki jejak arkeologi berupa lukisan prasejarah pada dinding-dinding tebing karst.
Masjid di perkampungan penduduk Pulau Ugar, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Foto: Hari Suroto
Ada pula gua-gua beruangan luas dengan pesona stalagtit dan stalagmit yang indah. "Gua-gua ini berada di tengah hutan," kata Hari yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua. Di kawasan Pulau Ugar, terdapat sebuah gua vertikal beruangan luas. Susana di dalamnya begitu gelap.
Gua ini memiliki kolam air tawar yang jernih. Airnya berasal dari kumpulan tetesan air dari stalagtit. Uniknya, di dalam kolam air tawar tersebut terdapat ikan endemik berukuran sekitar 5 sentimeter. "Itu sejenis ikan pelangi berwarna putih," kata Hari.
Mayoritas penduduk Pulau Ugar beragama Islam. Permukiman berbentuk memanjang di jalan kampung dengan ikon masjid berkubah. Penduduk Pulau Ugar berprofesi sebagai nelayan.
Nelayan di Pulau Ugar, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, mendapat tangkapan ikan segar. Foto: Hari Suroto
Wisatawan yang datang ke Pulau Ugar dapat menyelam di air dangkal atau snorkeling, melihat situs lukisan prasejarah, atau trekking di hutan menyaksikan burung cenderawasih. Kuliner yang lezat adalah ikan bakar dari ikan segar yang baru ditangkap oleh nelayan, dan minum air kelapa muda.
Baca juga:
Kerukunan Beragama di Fakfak, Papua, Lewat Filosofi Satu Tungku Tiga Batu