Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Batagor Klasik Lahir di Bandung Hingga Menyebar di Nusantara

image-gnews
Hidangan batagor asli Bandung. Foto: @bullyyourbelly
Hidangan batagor asli Bandung. Foto: @bullyyourbelly
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lahirnya makanan khas Bandung batagor alias bakso tahu goreng berawal dari kisah Isan, sang penjual bakso tahu pada 1969. Ia memodifikasi dagangan bakso tahunya yang habis dijual dengan cara digoreng.

Hal itu dilakukannya agar bakso tahu tak mubazir. Isan kemudian membagikan kepada tetangga di sekeliling kontrakan. Ternyata mereka menyukainya.

Setelah itu seperti menagih, tetangga selalu menanyakan sisa bakso tahu
hampir saban sore setibanya ia di rumah. Merasa tak enak karena memberikan olahan dagangannya yang tak laku, Isan memutuskan untuk memilah adonan. Sebagian untuk bakso tahu yang dikukus, lainnya disisihkan untuk digoreng.

Sejak itu, Isan tak perlu lagi berkeliling kampung karena
pikulannya di sisi Jalan Kopo sudah ramai disambangi pembeli. Harga
batagor saat itu Rp 35 atau Rp 100 per 3 buah.

Sebelum berdagang sendiri, perantau asal desa Kalisari, Purwokerto
Jawa Tengah itu bekerja di warung bakso tahu milik seorang keturunan
Cina. Dari situlah resep pembuatan bakso tahu dipelajarinya.

Pada masa awal berdagang pikulan, Isan sempat berurusan dengan tentara. "Pak
Haji masuk berjualan ke komplek tentara Kodam di Jalan Aceh," kata
Nano Ardianto, keponakan Isan yang mengelola pusat warung batagornya
di Jalan Bojongloa 38, Bandung.

Setelah Isan, Kamul saudaranya dari kampung ikut pula berjualan
batagor. Menyusul kemudian Yunus, pedagang mie bakso asal Tasikmalaya
yang beralih ke batagor pada 1971.

Awalnya menurut Yunus, ia mengambil
beberapa batagor dari Isan untuk dijual. Lama-lama ia mengolahnya
sendiri. "Bumbu dan bahan mungkin sama, tapi tiap tangan pasti
hasilnya berbeda," kata Yunus di warungnya Jalan Kopo 68.

Warung batagor Yunus dan Kamul berada di jalan yang sama. Hanya warung
batagor Isan saja yang agak masuk ke dalam dari jalan besar itu.
Ketiga orang yang masih berkawan sampai sekarang itu kini sama-sama
telah bergelar haji. "Haji dari batagor, memang dari mana lagi," ujar
Yunus.

Pertemanan itu juga menjalin ketiganya untuk kompak dalam menetapkan
harga jual batagor. Setiap kali harga-harga naik, kata kakek berusia 60
tahun itu, mereka berkumpul merundingkan kenaikan harga yang pantas.

Sejak dua tahun lalu, harga sepotong batagor ditetapkan Rp 1.500.
Harga ini lebih murah 3-4 kali lipat dibanding batagor 'baru' yang tak
kalah enak untuk disantap.

Kesamaan lainnya adalah bentuk batagor yang mereka buat. Memakai tahu
Cibuntu yang dibelah dua menjadi bentuk segitiga, adonan bakso
diselipkan di tengahnya. Campuran tepung terigu, kanji, bawang putih
dan merah, juga rajangan daun bawang itu tetap menonjolkan rasa daging
ikan tenggiri. Disajikan panas dari wajan, kepulan asap putih tipis
menguarkan wangi ikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tempat lain atau pedagang keliling, biasanya selalu ada bakwan malang atau bakso ikan besar yang digoreng gurih, tidak hanya tahu berisi bakso. "Aslinya
batagor ya cuma itu," kata Yunus.

Semangkuk sambal kacang yang
disiram sedikit kecap di atasnya siap menanti untuk dicocol ditambah dengan
jeruk nipis yang sudah dibelah dua.

Kini selain batagor, di warung trio perintis batagor itu terhidang menu lain. Umumnya seperti mie bakso dengan campuran batagor. Khusus di warung Yunus, pembeli bisa memesan bakso goreng tanpa tahu. Bentuknya memanjang seperti otak-otak goreng. Sedangkan untuk minumannya tersedia teh dingin atau jus.

Soal tempat, warung mereka terlihat sederhana. Meja-meja panjang
dengan kursi plastik berjejer memenuhi ruang makan. Daya tampungnya
beragam dari 20-80 orang.

Kesederhanaan itu, kata Nano, sengaja
dipertahankan Isan agar pelanggan tidak beralih. Membangun tempat bagus dikhawatirkan akan memunculkan kesan harga batagor di warung yang tutup setiap Jumat itu jadi mahal. "Pangsa kami kan kelas menengah ke bawah," ujarnya.

Dalam sehari, 4 ribu batagor di warungnya dan sebuah cabang di Jalan Cikawao, Bandung, bisa ludes. Sedangkan produksi di warung Yunus
mencapai 5 ribu batagor. Setiap akhir pekan dan hari libur nasional, pembuatan batagor bertambah 2-3 ribu buah.

Saat itu, selain warung dipenuhi pembeli yang datang bersama keluarganya, pemesanan untuk oleh-oleh biasanya berlipat ganda, khususnya dari wisatawan asal Jakarta. Masa puncak itu terjadi menjelang hari raya Idul Fitri. Produksi batagor harus dikalikan angka 2-3 dari hari biasa.

Sejak krisis moneter 1997, kata Yunus, permintaan batagor di tempatnya
dirasakan berangsur turun. Maraknya warung batagor lain juga menjadi
sebab lainnya. Tapi ia mengaku tak mengganggap pengusaha lain sebagai
saingan. "Masing-masing punya pelanggannya sendiri," ujarnya.

Selain ke Jakarta, batagor klasik itu sampai ke Palembang hingga Kalimantan. Batagor mereka pun kerap dihidangkan di acara pertemuan keluarga atau pesta perkawinan.

Untuk tujuan jauh, batagor yang dikemas dalam wadah besek bambu itu digoreng setengah matang agar tak basi hingga 3 hari. Kotak besek yang dipesan khusus dari pengrajin di Garut, kata Yunus, berfungsi untuk mengeluarkan uap panas makanan dan batagor tidak rusak jika ditumpuk. Anda sudah pernah coba kuliner khas itu?

Baca juga:  Manisnya Cokelat Ankrella, Oleh-oleh Khas Lombok Utara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

6 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


8 Oleh-oleh Khas Solo yang Tahan Lama, Ada Karak hingga Intip

6 hari lalu

Sosis Solo. TEMPO | ASTARI SAROSA
8 Oleh-oleh Khas Solo yang Tahan Lama, Ada Karak hingga Intip

Jika Anda sedang liburan ke Solo, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas Solo. Ada serabi, sosis Solo, hingga abon khas Solo.


8 Oleh-oleh Khas Purwokerto yang Cocok Diberikan untuk Keluarga

7 hari lalu

Saat melancong ke Purwokerto, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas Purwokerto yang enak, seperti nopia, getuk goreng, hingga keripik tempe. Foto: Canva
8 Oleh-oleh Khas Purwokerto yang Cocok Diberikan untuk Keluarga

Saat melancong ke Purwokerto, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas Purwokerto yang enak, seperti nopia, getuk goreng, hingga keripik tempe.


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

7 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

8 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

8 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah

8 hari lalu

Berikut ini beberapa rekomendasi oleh-oleh khas Tegal yang bisa Anda beli. Salah satu yang cukup terkenal adalah teh poci. Foto: Canva
8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah

Berikut ini beberapa rekomendasi oleh-oleh khas Tegal yang bisa Anda beli. Salah satu yang cukup terkenal adalah teh poci.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

9 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

9 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.


8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Semarang yang Legendaris

9 hari lalu

Seorang karyawan sedang menata lumpia untuk disajikan sebagai menu buka puasa di Semarang, 14 Juli 2015. Makanan yang berisi rebung ini menjadi salah satu buruan pemudik saat melintas di Semarang. TEMPO/Budi Purwanto
8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Semarang yang Legendaris

Jika Anda berkunjung ke Semarang, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas Semarang. Selain wingko babat, berikut oleh-oleh khas Semarang lainnya.