TEMPO.CO, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak hanya kaya dengan destinasi alam dan buatan yang tersebar merata di lima kabupaten/kota. Sudut destinasi tersembunyi yang bisa menarik wisatawan juga tersebar di galeri-galeri seni dan ruang-ruang pertunjukan yang jumlahnya seabreg di Yogyakarta.
Harjanto Sumawan, perwakilan Fédération Internationale de l'Art Photographique (FIAP), sebuah organisasi internasional di bawah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfokus pada pengembangkan seni fotografi menuturkan galeri memiliki empat macam fungsi. Pertama, galeri berfungsi sebagai ruang edukasi, kedua sebagai ruang apresiasi dan ketiga sebagai ruang unjuk prestasi untuk menyebar inspirasi.
“Sedangkan fungsi keempat galeri itu adalah ruang rekreasi, karena di dalam galeri orang bisa melihat berbagai keindahan estetika yang diabadikan melalui beragam karya seni,” kata Harjanto saat menyambangi Galeri Pandeng, Fakultas Seni Media Rekam Institute Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Senin, 6 September 2021.
Harjanto menuturkan galeri pameran seperti apapun jenisnya, bisa membuat pasar wisatawan penikmat seni dari berbagai negara yang punya kultur seni seperti Eropa berdatangan untuk menikmatinya secara langsung. Ketertarikan turis mancanegara pada karya seni dari pengamatan Harjanto selama ini cukup tinggi sehingga di manapun galeri itu berada akan dikunjungi jika wisatawan itu mengetahui lokasinya.
“Arus wisatawan mancanegara yang mengunjungi galeri-galeri seni ini akan tinggi jika galeri-galeri seni ini terpublikasikan dan dikenal,” kata Harjanto.
Dekan Fakultas Seni Media Rekam (FSMR) ISI Yogyakarta Irwandi menuturkan kampusnya memiliki banyak galeri seni dan ruang pertunjukan. Salah satunya Galeri Pandeng yang kini bersiap menggelar perhelatan seni internasional bertajuk ‘Borderless, Unlimited Imagination’.
Pameran yang digelar 7-19 September itu mewadahi peminat seni fotografi, videografi dan animasi dengan total 100 karya dari seniman 15 negara.
“Galeri Pandeng ini telah lolos verifikasi sebagai galeri internasional. Jika tidak ada pandemi Covid-19, sebenarnya presiden FIAP dari Italia bersama rombongan dalam jumlah besar datang langsung dan itu satu potensi wisata mancanegara yang kami persiapkan di masa datang melalui galeri yang ada,” kata Irwandi.
Irwandi menuturkan ketika nanti pandemi mereda dan wisatawan mancanegara bisa datang, pihaknya berharap ada semacam paket wisata bagi wisatawan mancanegara yang di dalamnya memasukkan rute galeri seni sebagai tujuan. “Meskipun banyak galeri seni di dalam kampus, namun sifatnya tidak eksklusif atau hanya untuk mahasiswa saja, tapi juga publik luas termasuk wisatawan manca penikmat seni,” kata dia.
Menurut Irwandi, posisi Galeri Pandeng ISI Yogyakarta yang resmi menjadi galeri seni bertaraf internasional itu pun membuka peluang wisatawan mancanegara yang masuk dalam wadah organisasi FIAP. “FIAP sebagai organisasi internasional kini memiliki anggota dari 90 negara, yang sering bertukar pameran di galeri-galeri antar negara dan bisa dikunjungi secara bebas ketika pandemi usai,” ujarnya.
Ketua Pengelola Galeri Pandeng ISI Yogyakarta Edial Rusli menuturkan Galeri Pandeng yang kini ditunjuk sebagai FIAP Exhibition Center akan membuka jejaring yang lebih luas di komunitas seni internasional. “Dari galeri ini sekaligus mempromosikan Yogyakarta ke kancah internasional,” kata dia.
Presiden Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI) Johnny Hendarta menuturkan sudah lama sekali pihaknya mengharapkan berbagai karya seni khususnya seni fotografi tak hanya beredar dan dinikmati di galeri-galeri tanah air. Namun juga bisa dibawa dan dinikmati di kancah dunia. “Begitupun karya seni dari mancanegara bisa kita nikmati dari Yogyakarta,” kata dia.
Baca juga: Malioboro Kota Yogyakarta Bakal Kian Ramai karena Kereta Bandara