TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat atau NTB, diharapkan mampu menggiatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di sekitarnya, bahkan hingga jauh dari situ. Di Sirkuit Mandalika akan berlangsung World Superbike pada 12-14 November 2021 dan MotoGP pada 11-13 Februari 2022.
Chief Strategic and Communication Mandalika Grand Prix Association atau MGPA, Happy Harinto optimistis perhelatan itu akan menggenjot pamor sejumlah desatinasi wisata di sekitar Mandalika dan NTB pada umumnya. Destinasi wisata, seperti Pantai Kuta Lombok, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, hingga wisata Rinjani akan turut naik daun.
"Cepat atau lambat, seiring dengan agenda MotoGP pasti akan berkembang pariwisata di sekitar Mandalika," kata Happy kepada Antara, Sabtu 4 September 2021. Dia mencontohkan bagaimana wisatawan tetap datang ke Chang International Circuit di Buriram, Thailand, yang jaraknya hampir 400 kilometer atau sekitar 5 jam perjalanan darat dari Bangkok, ibu kota Thailand.
Kendati jaraknya cukup jauh dari Bangkok, wisatawan pecinta balapan tetap berbondong-bondong datang ke sirkuit itu untuk menyaksikan pertandingan. Happy meyakini hal itu akan terjadi juga di Indonesia yang sudah punya banyak komunitas penggemar sepeda motor.
"Bisa saja mereka traveling ke Mandalika bukan sekadar untuk menonton balapan, tetap sekaligus kemping, hangout di mana saja, mengihap di homestay, dan wisata menjelajahi Mandalika bahkan sampai ke Bali," katanya. "Ini dampaknya benar-benar luar biasa untuk industri pariwisata."
Dengan adanya perhelatan dunia MotoGP dan World Superbike, serta agenda internasional lainnya di Sirkuit Mandalika, maka Lombok semakin berbenah agar bisa menerima berbagai wisatawan dari banyak tempat hingga orang-orang yang ingin menonton ajang balap motor tersebut.
Mandalika Grand Prix Association atau MGPA berharap pemerintah segera menerbitkan regulasi soal izin penonton dalam World Superbike dan MotoGP di Sirkuit Mandalika, NTB. Badan Pariwisata Dunia atau UNWTO menyatakan, wisata olahraga adalah salah satu jenis aktivitas pariwisata yang tumbuh paling cepat.
Dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, wisata olahraga tumbuh 6 persen per tahun dengan nilai USD 600 miliar atau berkontribusi 25 persen dari total penerimaan industri perjalanan dan pariwisata nasional. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mendorong masyarakat untuk menghadirkan kegiatan wisata olahraga berbasis kearifan lokal. Dengan begitu, daya tarik destinasi wisata bukan hanya dari alam dan budaya.
Pada Juli 2021, Sandiaga Uno mengatakan, wisata olahraga merupakan tren pariwisata baru yang memiliki pasar cukup besar. Di Indonesia, pertumbuhannya mencapai hampir Rp 18,8 triliun sampai 2024. Terlebih saat pandemi Covid-19, wisatawan butuh aktivitas wisata di luar ruang dengan mengikuti tur skala kecil dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Baca juga:
ITDC Klaim Pengerjaan Sirkuit Mandalika Tercepat di Dunia, Berapa Bulan?