Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Piknik Jangan Bawa Piring Styrofoam, Ganti ke Piring Pelepah Ramah Lingkungan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Styrofoam. curbed.com
Ilustrasi Styrofoam. curbed.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Piring menjadi salah satu peralatan piknik yang mesti dibawa. Menggelar tikar di lapangan hijau atau tepi pantai, duduk bersama, membuka bekal dalam kotak makanan, dan meletakkan hidangan di atas piring, kemudian makan bersama.

Sebagian orang memilih membawa piring styrofoam ketika piknik. Alasannya simpel, langsung buang setelah memakainya. Padahal styrofoam termasuk salah satu limbah yang sulit terurai di alam. Butuh satu juta tahun agar styrofoam benar-benar hancur. Itu pun harus di tempat pembuangan sampah yang tanpa udara dan tanpa cahaya. Yang tak kalah berbahaya adalah serpihan styrofoam yang kerap termakan oleh binatang.

Komunitas Konservasi Indonesia - Warung Informasi Konservasi atau KKI Warsi mengenalkan satu piring alternatif pengganti styrofoam yang dibuat oleh warga Desa Sinar Wajo dan Desa Sungai Beras di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Fasilitator Komunitas dan Kabupaten KKI Warsi, Ayu Shafira mengatakan, pelepah pinang bisa menjadi bahan wadah praktis yang ramah lingkungan.

"Ketika inovasi piring pelepah pinang dikembangkan, petani untung karena mereka tidak harus membersihkan area perkebunan dari pelepah yang setiap hari berjatuhan dan mengotori kebun," kata Ayu dalam keterangan tertulis KKI Warsi yang diterima Tempo, Jumat 17 Agustus 2021. Perajin tinggal mengambil dan memanfaatkan limbah pelepah sebagai bahan baku. Tak perlu membayar sepeser pun.

Piring dari pelepah pinang. Dok. KKI Warsi

Ayu menjelaskan, jika petani membiarkan pelepah pinang berserakan di kebun sampai kering, maka di musim kemarau, sampah pelepah itu mudah terbakar. Ini berbahaya karena bisa memicu kebakaran lahan. Di sisi lain, perajin yang tinggal mengambil pelepah pinang yang berjatuhan di kebun bisa mendapatkan penghasilan.

Untuk membuat piring, pelepah pinang yang baru jatuh sekitar satu-dua hari diambil, lalu dicuci dengan sabun pencuci piring yang aman untuk bahan makanan. Pelepah pinang itu kemudian dijemur sekitar 3 sampai 4 jam. Setelah pelepah kering, piring dicetak dengan alat mesin molding hot press dengan suhu 120 derajat Celcius. Satu menit kemudian, piring siap digunakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam proses pembuatannya, perajin tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Karakter piring pelepah pinang ini, menurut Ayu, lebih kokoh ketimbang piring kertas karena pelepah pinang memang tebal dan berlapis lilin. "Piring ini juga tahan lama. Jika sudah dijemur hingga benar-benar kering, ia tidak akan berjamur sama sekali, meski disimpan di dalam lemari tertutup," kata Ayu. "Ketika sudah digunakan atau rusak, piring bisa dibuang ke tempat sampah dan akan terurai di alam tanpa merusak lingkungan."

Piring dari pelepah pinang. Dok. KKI Warsi

Piring dari pelepah pinang ini juga bisa digunakan ulang sampai delapan kali. Proses pencuciannya cukup dibasuh dengan air, jangan direndam, dan tidak pula digosok. "Kalau direndam, piring akan melunak karena air masuk ke celah-celah serat piring," kata Ayu. Makanan kering, gorengan, sampai makanan berkuah panas, seperti bakso, juga dapat berwadah piring ini.

Sejak mulai menekuni usaha piring pelepah pinang pada November 2020 hingga April 2021, warga Desa Sinar Wajo dan Desa Sungai Beras sudah menjual sekitar 400 buah piring. Harga satu piring sekitar Rp 5.000 sampai Rp 6.000. Saat piring ramah lingkungan ini kian populer dan permintaan meningkat, maka ongkos produknya bisa lebih rendah dan harga jualnya murah.

Satu lagi yang menarik dari piring pelepah pinang ini adalah coraknya. Ayu mengatakan, ada tiga jenis piring pelepah pinang yang tersedia, yakni Grade A yang nyaris tanpa corak atau polos, Grade B setengah bermotif, dan Grade C banyak motif. "Warna dan coraknya benar-benar tergantung pada pelepah pinang yang didapat," katanya.

Baca juga:
Tips dan Trik Merapikan Dapur yang Selalu Berantakan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bandara Soekarno-Hatta Sekarang Punya Bus Listrik Ramah Lingkungan

10 hari lalu

Bus listrik VKTR-BYD yang beroperasi di jalur non-BRT Transjakarta. Dok. PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk
Bandara Soekarno-Hatta Sekarang Punya Bus Listrik Ramah Lingkungan

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) bersama PT Gapura Angkasa meluncurkan bus listrik ramah lingkungan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.


Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

12 hari lalu

Ilustrasi Salat Idul Fitri. ANTARA FOTO/Jojon
Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.


Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

13 hari lalu

Ilustrasi bencana alam.
Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.


Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

18 hari lalu

Profesor ITS ke-198 Prof. Harmin Sulistiyaning Titah saat meninjau tanaman yang menjadi objek penelitiannya di rumah kaca. Dok. Humas ITS
Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

26 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


16 Tim Mahasiswa Menangkan Kompetisi Proyek Sosial Lingkungan Innovilage 2023

41 hari lalu

Innovilage 2023. Dok. Telkom University
16 Tim Mahasiswa Menangkan Kompetisi Proyek Sosial Lingkungan Innovilage 2023

Innovilage 2023 menyaring ratusan usulan inovasi sosial lingkungan dari kampus. Terdapat 16 tim dengan usulan terbaik yang menerima penghargaan.


Biotech Septic Tank Jadi Teknologi Sanitasi yang Ramah Lingkungan

44 hari lalu

Biotech Septic Tank Jadi Teknologi Sanitasi yang Ramah Lingkungan

PT. Inter Multi Fiberindo menghadirkan Biotech Septic Tank sebagai solusi sanitasi yang efektif dan ramah lingkungan.


Jakpro Meraih Penghargaan Penerapan K3 dan 5R di Lingkungan Kerja

44 hari lalu

Jakpro Meraih Penghargaan Penerapan K3 dan 5R di Lingkungan Kerja

PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berhasil meraih penghargaan Indonesia Best Companies in Health, Safety, Security, and Environmental (HSE) Implementation 2024 dari SWA Media. Penghargaan diserahkan di Ceria Room, Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024.


Balikpapan Raih Penghargaan Adipura Kencana

45 hari lalu

Balikpapan Raih Penghargaan Adipura Kencana

Kementrial Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI memberikan penghargaan Adipura kepada Kota Balikpapan atas kinerjanya mengatasi masalah lingkungan.


Mobil Dilarang, Wisatawan yang ke 12 Destinasi Ini Harus Rela Jalan Kaki atau Naik Perahu

47 hari lalu

Suasanan Venesia di Italia. Unsplash.com/Andreas M
Mobil Dilarang, Wisatawan yang ke 12 Destinasi Ini Harus Rela Jalan Kaki atau Naik Perahu

Destinasi bebas mobil ini menawarkan tempat pelarian dari hiruk-pikuk kehidupan modern.