TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Barat atau NTB, Zulkieflimansyah optimistis Desa Tete Batu memenuhi kualifikasi untuk memenangkan lomba desa wisata Best Tourism Village 2021 yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNWTO. Desa wisata Tete Batu menjadi satu dari tiga desa wisata yang diajukan dalam kompetisi tersebut. Dua desa wisata lainnya berasal dari Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Zulkieflimansyah mengatakan desa wisata Tete Batu memiliki pemandangan indah, wisata kuliner unik, hingga kebudayaan yang memukau. "Desa wisata Tete Batu punya kesempatan untuk memenangkan lomba," kata Zulkieflimansyah saat bertemu kepala desa dan kelompok sadar wisata atau Pokdarwis Dusun Orong Grisak, Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Kamis 26 Agustus 2021.
Saat perhelatan World Superbike berlangsung di Mandalika pada November 2021, Zulkieflimansyah mengatakan, Tete Batu akan menjadi destinasi wisata alternatif bagi wisatawan. "Di sini tersedia banyak bungalow untuk menikmati suasana desa dengan tarif sangat terjangkau," katanya.
Zulkieflimansyah mengingatkan agar pemerintah desa dan pokdarwis Tete Batu bersiap menyambut perhelatan internasional itu dan terus meningkatkan pelayanan serta keamanan di sana. Kepala Desa Tete Batu, Sabli mengatakan membutuhkan dukungan pemerintah provinsi supaya dapat berkontribusi bagi kemajuan Kabupaten Lombok Timur.
Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah atau BPPD Kabupaten Lombok Timur, Yogi mengatakan Desa Tete Batu akan memulai konsep wisata flora dan fauna. "Kami mencoba mengemas wisata flora fauna di selatan Rinjani. Dimulai dari Tete Batu yang memiliki beragam tumbuhan, seperti pakis," katanya.
Sementara kekayaan fauna di Desa Tete Batu antara lain celepuk Rinjani, lutung, landak hutan, burung kaka tua, dan lainnya. Desa wisata Tete Batu terletak di kaki Gunung Rinjani. Suasananya sejuk dan tenang. Desa Tete Batu mulai populer saat seorang dokter ahli malaria, lepra, dan kusta , Raden Soedjono bertugas di Kabupaten Lombok Timur.
Dia menjadikan Desa Tete Batu sebagai tempat beristirahat setiap akhir pekan pada 1925 - 1930. Raden Soedjono pula yang membangun desa tersebut menjadi desa wisata. Tempat tinggalnya kini menjadi penginapan.
Baca juga:
Desa Tete Batu, Destinasi Liburan Sejak Indonesia Belum Lahir