TEMPO.CO, Yogyakarta - Seluruh destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah tutup sebulan lebih sejak 3 Juli 2021 sampai sekarang. Tinggal menunggu besok, Senin 9 Agustus 2021 apakah pemerintah pusat akan memperpanjang atau menghentikan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.
Terlepas ada PPKM atau tidak, satu destinasi wisata di Yogyakarta ini tetap tak menerima pengunjung. Destinasi wisata itu adalah kawasan Gunung Merapi. Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida merekomendasikan para pelaku usaha pariwisata tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Intensitas aktivitas Gunung Merapi masih belum turun dari Level III atau Siaga," kata Hanik pada Minggu, 8 Agustus 2021. Hari ini, terjadi hujan abu akibat aktivitas semburan awan panas dan lava pijar Gunung Merapi. "Ada enam wilayah sekitar Gunung Merapi yang terpapar hujan abu pada Minggu pagi tadi."
Gunung Merapi masih memuntahkan awan panas guguran yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, Yogyakarta, Minggu, 8 Agustus 2021. Dok. BPPTKG Yogyakarta
Hujan abu menyapu Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, seperti Tlogolele, Klakah, Kapuhan, Paten, Ngowok, dan Babadan. Dua hari sebelumnya, Jumat 6 Agustus 2021, hujan abu akibat awan panas Gunung Merapi juga menyelimuti Kabupaten Sleman, tepatnya di kawasan Turi, Tempel, area wisata Kaliurang, Ngrangkah, dan sekitar Jalan Balerante.
Penyebab hujan abu Gunung Merapi bisa sampai ke permukiman dan desatinasi wisata dalam radius bahaya itu karena jangkauan semburan awan panas yang cukup jauh dan terjadi berulang kali. Pada Minggu ini misalkan, hanya berselang 12 jam, dari pukul 00.00 sampai 12.00 WIB, Gunung Merapi menyemburkan delapan kali awan panas dengan jarak terjauh 3 kilometer dan 27 kali guguran lava pijar ke arah barat daya.
Kondisi Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, setelah diguyur hujan abu akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Minggu, 8 Agustus 2021. Dok. Istimewa
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Dan Putih," ujar Hanik. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
BPPTKG Yogyakarta mengimbau masyarakat tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya itu. Hanik menambahkan, masyarakat juga harus mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar dingin, terutama saat terjadi hujan.
Baca juga:
Gemas PPKM, Kebun Binatang Mini Yogyakarta Lepas Satwa Biar Cari Makan Sendiri