TEMPO.CO, Jakarta - Di saat sejumlah negara masih berjuang melawan Covid-19, ada negara-negara yang sudah menyatakan melonggarkan pembatasan sosial saat pandemi karena merasa sudah mampu meredam penyebaran virus. Namun, setelah kehadiran Covid-19 varian delta membuat mereka kembali kewalahan dan mulai kembali melakukan pembatasan.
Pemerintahan Inggris telah mengonfirmasi hampir semua pembatasan Covid-19 akan dicabut pada 19 Juli mendatang. Ini artinya semua pencabutan pembatasan dibatalkan.
Tidak hanya Inggris, beberapa negara lain sudah lebih dulu memberlakukan pelonggaran pembatasan. Menurunnya angka kasus infeksi dan vaksinasi yang meningkat saat itu menjadi salah satu alasan beberapa negara melonggarkan pembatasan dengan harapan dapat memulihkan perekonomian negara.
Berikut 6 negara yang sudah melonggarkan pembatasan dan mengalami kenaikan kasus:
Israel
Israel menjadi salah satu negara yang gencar melakukan program vaksinasi. Pada Februari, Israel mulai mencabut pembatasan. Pada pertengahan Juni, ketika lebih dari setengah populasi telah divaksinasi sebanyak dua kali, orang Israel berhenti mengenakan masker dan kehidupan pra-pandemi kembali. Toko-toko, restoran, hotel dan bioskop semuanya buka sepenuhnya.
Sejak itu, kasus harian akibat varian Delta yang lebih menular telah meningkat dan mencapai 754 kasus pada Selasa, 13 Juli 2021. Lonjakan kasus itu telah mendorong pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett yang baru untuk memberlakukan pembatasan kembali, termasuk wajib memakai masker wajah di dalam ruangan dan karantina untuk semua orang yang tiba di Israel.
Belanda
Dengan meningkatnya vaksinasi dan penurunan kasus, Belanda mendorong pembukaan pembatasan pada akhir Juni. Kebijakan pakai masker dicopot di hampir semua tempat dan kaum muda kembali berkumpul.
Sejak itu, kasus melonjak dan mencapai level tertinggi sejak Desember meskipun tidak menyebabkan peningkatan signifikan dalam kasus pasien masuk rumah sakit. Perdana Menteri Mark Rutte pada Jumat, 9 Juli 2021 akhirnya memberlakukan kembali pembatasan, hanya dua minggu setelah kebijakan itu dicabut. Situs web pemerintah Belanda mengatakan tindakan itu akan tetap berlaku hingga setidaknya 13 Agustus.
Korea Selatan
Negeri gingseng dipuji karena dianggap sukses dalam penanganan Covid-19. Korea Selatan adalah salah satu negara Asia Timur pertama yang memetakan jalan keluar dari pandemi. Pada Juni, pemerintah Korea Selatan mengumumkan rencana untuk mengizinkan orang yang divaksinasi untuk pergi ke luar rumah tanpa masker, mengizinkan pertemuan pribadi skala kecil dan waktu buka restoran yang santai. Tetapi para ahli memperingatkan Korea Selatan yang terlalu cepat menurunkan kewaspadaannya terhadap Covid-19 dengan mayoritas penduduk masih belum divaksinasi.
Sekarang negara itu menghadapi wabah Covid-19 terburuk yang pernah ada. Penghitungan kasus harian yang memecahkan rekor telah memaksa pemerintah untuk memperketat aturan jarak sosial di sebagian besar negara. Di ibu kota, Seoul, penduduk dilarang bertemu lebih dari satu orang setelah pukul 18:00.
Swedia
Tidak seperti kebanyakan negara, Swedia mengandalkan tindakan sukarela untuk membendung penyebaran infeksi, meskipun pembatasan jam buka restoran dan pembatasan kerumunan di tempat-tempat juga telah diterapkan. Beberapa dari pembatasan itu telah dilonggarkan, dengan 3.000 penonton yang diizinkan duduk di stadion olahraga dan aturan jam buka dibatalkan pada 1 Juli.
Namun akhirnya pembatasan lebih ketat diputuskan pada 15 Juli. Sejak musim semi, kasus terus menanjak, sesuatu yang disebabkan oleh meningkatnya vaksinasi dan cuaca yang lebih hangat, yang berarti orang menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.
Australia
Hampir sepanjang tahun lalu, orang Australia menikmati hidup dengan sedikit batasan. Masker tidak diperlukan karena negara itu secara konsisten mencatatkan hari-hari ketika tidak ada kasus Covid-19 yang ditemukan sama sekali.
Ketika ada wabah, pihak berwenang meluncurkan lockdown cepat. Perth misalnya, ditutup selama lima hari pada Januari karena deteksi satu kasus. Tetapi wabah varian Delta di Sydney pada pertengahan Juni telah membuat kota terbesar di negara itu kembali terkunci. Itu diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga akhir Juli.
Sydney saat ini memerangi lebih dari 100 kasus per hari. Virus menyebar dengan cepat, bahkan di minggu-minggu pertama lockdown. Pejabat setempat telah mengeluarkan aturan agar orang-orang tinggal di rumah. Tetapi dengan lebih dari 90 persen populasi tidak divaksinasi, para pejabat mengatakan untuk kembali normal akan memakan waktu.
Amerika Serikat
Ketika pemerintahan Joe Biden terus maju dalam upaya vaksinnya, banyak negara bagian mulai mencabut pembatasan, mengabaikan mandat masker dan mengizinkan bisnis dibuka kembali. Pada Juni, California sebagai negara bagian terpadat di AS mengumumkan pembukaan kembali besar-besaran. Sementara New York mencabut hampir semua pembatasan karena tingkat vaksinasi melewati 70 persen.
Secara keseluruhan, kasus tetap rendah. Infeksi baru kurang dari sepersepuluh dari tingkat rata-rata harian pada puncak pandemi pada Januari, bahkan ketika mereka telah berlipat ganda dalam dua minggu terakhir. Tetapi ada kekhawatiran yang berkembang tentang varian Delta yang telah melonjak di beberapa negara bagian yang kurang divaksinasi. Ketika tingkat vaksin melambat, beberapa negara bagian merekomendasikan penduduk tetap memakai masker karena kekhawatiran akan jenis yang lebih menular.
Baca juga: Pelancong yang Belum Vaksin Covid-19 Dilarang Masuk Negara-negara Ini