Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelusuri Asal Nama Masjid Luar Batang, Dulu Bernama Langgar Annur

Reporter

image-gnews
Masjid Jami Keramat Luar Batang. TEMPO/Aditia Noviansyah
Masjid Jami Keramat Luar Batang. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Luar Batang merupakan salah satu destinasi wisata religi yang populer di Jakarta. Keberadaannya tak lepas dari peran seorang ulama besar yang datang ke ibu kota berabad-abad silam.

Adalah Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus asal Hadramaut, Yaman yang mulanya mendirikan tempat ibadah yang menjadi cikal bakal masjid bersejarah itu. Ia tiba di Batavia melalui Pelabuhan Sunda Kelapa pada 1736.

Bersama asistennya yang keturunan Tionghoa, yaitu Habib Abdul Kadir, Habib Husein berdakwah sambil mengajar mengaji di pesisir utara Batavia. Menurut situs Jakarta Tourism, Habib Husein mulai membangun langgar atau surau -kemudian menjadi masjid- pada 1739 dengan memanfaatkan rumah seorang warga di Kampung Baru.

Pembangunan surau bergaya khas Betawi seluas 6 meter persegi itu diselesaikan pada 20 Muharram 1152 Hijriah atau 29 April 1739. Habib Husein menamainya Langgar Annur.

Pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Gustaaf Willem Baron van Imhoff, Habib Husein mendapatkan hibah lahan sekitar 16 hektare. Lahan itu namun dihibahkan kembali oleh Habib Husein kepada masyarakat setempat dan muridnya yang kini menjadi permukiman Kampung Luar Batang.

Ada cerita menarik mengenai penamaan Luar Batang yang kini menjadi nama masjid itu. Menurut Sekretaris Pengurus Masjid Luar Batang Mansur Amin, ketika wafat dan akan dikebumikan di daerah Tanah Abang, tiba-tiba saja jasad Habib Husein menghilang dari dalam keranda atau kurung batang tempat tubuhnya diletakkan.

Pada saat bersamaan, jasad tersebut sudah berada di dekat rumah Habib Husein yang bersisian dengan masjid. Jasad kembali ditandu menuju pemakaman di Tanah Abang, namun ketika jasad akan dikebumikan, lagi-lagi menghilang. Peristiwa itu berulang hingga tiga kali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para jemaah dan murid-murid Habib Husein pun bersepakat agar guru mereka itu dimakamkan di tempatnya berdakwah. Sejak saat itu, masjid yang semula bernama Annur pun diganti menjadi Masjid Keramat Luar Batang dan sang ulama digelari Habib Luar Batang atau Habib Keramat.

Sejarawan Betawi Alwi Shahab menyampaikan cerita lain soal nama Luar Batang. Luar Batang merupakan sebutan untuk persinggahan sementara para awak dan tukang pribumi yang kapalnya akan masuk ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Saat itu, Belanda tidak mengizinkan perahu-perahu pribumi masuk dan keluar pelabuhan pada malam hari. Perahu-perahu pribumi harus melewati pos pemeriksaan yang letaknya di mulut alur pelabuhan. "Di tempat itu pula diletakkan batang kayu besar melintangi sungai semacam pintu untuk menghadang perahu-perahu sebelum diproses," kata Alwi di dalam bukunya.  

Perahu-perahu pribumi itu harus menunggu di luar batang (groote boom) itu selama berhari-hari untuk mendapatkan izin masuk Pelabuhan Sunda Kelapa dengan membayar sejumlah uang. Sembari menunggu, para awak kapal turun ke darat dan membangun pondokan untuk ditempati sementara. Lama-kelamaan, seiring makin populernya nama Batavia sebagai kota perdagangan, para awak perahu yang umumnya berasal dari Bugis dan Maluku itu mulai membangun kampung. Di kemudian hari kampung ini lalu dikenal sebagai Kampung Luar Batang atau Buiten de Boom oleh orang-orang Belanda.

Sebelum situasi pandemi Covid-19, masjid Luar Batang dan makam Habib Husein selalu ramai dikunjungi. Membludaknya jumlah pengunjung kadang bisa sampai ke Jalan Gedong Panjang di luar kawasan tersebut.

Baca juga: 5 Destinasi Favorit Kota Tua di Indonesia, Ada yang Berdiri Sejak Era Kerajaan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Wisata Religi Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi saat Bulan Ramadan

1 hari lalu

Warga berjalan usai melaksanakan salat magrib di Masjid Gedhe Mataram, Kotagede, Yogyakarta, 13 Juni 2016. Masjid tertua di Yogyakarta ini yang dibangun sejak tahun 1587 dan menjadi pusat kegiatan beribadah saat Ramadan. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
6 Wisata Religi Yogyakarta yang Bisa Dikunjungi saat Bulan Ramadan

Yogyakarta memiliki berbagai destinasi wisata, termasuk wisata religi. Berikut rekomendasi wisata religi Yogyakarta yang wajib dikunjungi.


Wisata Religi Sumbar, Ada Masjid dengan Arsitektur Terbaik hingga Surau Buya Hamka

3 hari lalu

Masjid Raya Sumatera Barat. Foto : Pemkot Padang
Wisata Religi Sumbar, Ada Masjid dengan Arsitektur Terbaik hingga Surau Buya Hamka

Destinasi wisata religi di Sumbar banyak jumlahnya, antara lain Masjid Raya Sumatera Barat hingga surau tempat Buya Hamka menimba ilmu agama.


Unik, Arab Saudi Pakai Stempel Paspor Khusus untuk Merayakan Ramadan

11 hari lalu

Ilustrasi paspor. shutterstock.com
Unik, Arab Saudi Pakai Stempel Paspor Khusus untuk Merayakan Ramadan

Stempel ini juga berfungsi sebagai pengingat akan perjalanan wisatawan dan makna spiritual dari kunjungan mereka ke Arab Saudi selama Ramadan.


Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

14 hari lalu

Habib Hasan bin Ja'far Assegaf. Instagram
Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

Habib Abdullah adik kandung Habib Hasan bin Jafar Assegaf ungkap alasan almarhum dimakamkan di kaki pusara ibundanya di komplek Masjid.


Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

35 hari lalu

Situs Makam Sunan Amangkurat Agung di Tegalarum, Tegal. Maps.google
Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

Makam putra mahkota Sultan Agung yaitu Sunan Amangkurat I berada di Tegal. Bagaimana menuju ke sana?


Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas Hadiri Ekshumasi Makam Anaknya

51 hari lalu

Penyidik Polda Metro Jaya melakukan ekshumasi makam anak artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif Pramudityo alias Dante, 6 tahun, di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa, 6 Februari 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas Hadiri Ekshumasi Makam Anaknya

Penyidik Jatanras Polda Metro Jaya membongkar makam anak artis Tamara Tyasmara dan DJ Dimas Angger, Dante, yang tewas tenggelam di kolam renang


Pagi Ini Polisi Bongkar Makam Anak Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut

51 hari lalu

Artis film televisi Tamara Tyasmara (kiri) dan kuasa hukumnya Sandy Arifin usai menjalani pemeriksaan kasus anak Tamara tewas tenggelam di kolam renang. Pemeriksaan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Senin, 5 Februari  2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Pagi Ini Polisi Bongkar Makam Anak Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut

Polisi pagi ini akan membongkar makam untuk mengautopsi anak artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif Pramudityo, yang tewas tenggelam


Polda Metro Jaya Bakal Ekshumasi Makam Anak Artis Tamara Tyasmara Besok

51 hari lalu

Artis Tamara Tyasmara pemeran Humaira hadiri gala premier film
Polda Metro Jaya Bakal Ekshumasi Makam Anak Artis Tamara Tyasmara Besok

Penyidik Polda Metro Jaya bakal membongkar makam anak artis Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut pada Selasa, 6 Februari 2024.


10 Wisata Religi di Surabaya, Ada Ziarah Wali Songo hingga Kelenteng

9 Januari 2024

Warga membersihkan lantai Masjid Jami' Peneleh, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 16 April 2021. Masjid yang didirikan oleh Sunan Ampel dan terletak di kawasan Peneleh itu merupakan salah satu masjid tua di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
10 Wisata Religi di Surabaya, Ada Ziarah Wali Songo hingga Kelenteng

Daftar wisata religi di Surabaya, di antaranya Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria hingga Makam Sunan Ampel. Ini rekomendasinya.


Tahukah Singkatan DCI, Sebutan Sebelum DKI Jakarta?

30 Desember 2023

Pemudik berjalan menuju bus saat mengikuti program Mudik Gratis DKI Jakarta Tahun 2023/1444 H di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin 17 April 2023. Pemprov DKI Jakarta menggelar mudik gratis angkutan lebaran 2023 menggunakan bus sebanyak 284 unit dengan jumlah pemudik sekitar 13.541 orang dengan tujuan 19 kota dan kabupaten di Pulau Jawa dan Sumatera. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Tahukah Singkatan DCI, Sebutan Sebelum DKI Jakarta?

Daerah Khusus Ibu Kota atau DKI Jakarta dulunya sering disebut DCI. Apa artinya dan bagaimana sejarahnya?