TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa Situs Warisan kini menghadapi risiko kehilangan status Warisan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berharga. Penyebabnya antara lain karena pariwisata dan atau pembangunan yang berlebihan.
Dalam draf laporan yang dirilis baru-baru ini, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah merekomendasikan perubahan besar-besaran terhadap daftar warisan tersebut. Berikut adalah beberapa situs yang kini berisiko kehilangan status World Heritage bergengsi mereka.
1. Great Barrier Reef
Situs itu adalah rumah bagi sistem terumbu karang terbesar di dunia. Sayangnya, telah perlahan rusak akibat pemanasan global.
Dilaporkan, karena kenaikan suhu laut dalam lima tahun terakhir, wilayah tersebut telah mengalami tiga episode pemutihan karang massal. Situs ini juga telah kehilangan setengah dari karangnya sejak 1995 setelah dihantam oleh angin topan dan diserang oleh bintang laut berduri.
UNESCO sekarang merekomendasikan untuk menambahkan situs terumbu karangbitu ke daftar situs dalam bahaya, yang merupakan langkah pertama menuju pencabutan status Warisan Dunia.
2. Venesia
Venesia masuk dalam daftar warisan bergengsi pada 1987 sebagai karya arsitektur yang luar biasa, di mana bahkan bangunan terkecil berisi karya beberapa seniman terbesar dunia. Namun UNESCO telah meningkatkan kekhawatiran tentang kerusakan yang disebabkan oleh overtourism di daerah tersebut dengan menyatakan bahwa hal itu mendorong eksodus dari kota.
Meskipun UNESCO mencatat bahwa jumlah wisatawan berkurang drastis selama pandemi Covid-19, namun lembaga itu menyoroti perlunya manajemen pariwisata yang lebih berkelanjutan dan pengembangan basis ekonomi yang lebih beragam.
3. Cagar alam Tanzania
Suaka Margasatwa Selous mendapat status Warisan Dunia pada 1982 karena menjadi salah satu situs hutan belantara terbesar yang tersisa di Afrika. Namun, pada 2014, ketika populasi gajah mulai berkurang karena pemburu liar, cagar alam itu diturunkan ke daftar warisan yang terancam punah.
PBB meningkatkan kewaspadaan atas penjualan hak penebangan di dalam cagar alam, bersama dengan rencananya baru-baru ini untuk membangun bendungan di sungai Rufiji, yang merupakan sungai terbesar di negara itu. Terlepas dari rencana itu, UNESCO menilai cagar alam telah mengalami kerusakan yang tidak dapat diubah.
4. Liverpool
Liverpool memainkan peran penting dalam kemunculan Inggris sebagai kekuatan perdagangan terkemuka di abad ke-18 dan ke-19. Pelabuhannya berfungsi sebagai pusat pergerakan massal barang dan orang antara Eropa dan Amerika.
Sesuai laporan, sekarang Liverpool terancam ke luar dalam daftar UNESCO, akibat adanya pekerjaan pembangunan yang sedang dilakukan di tepi laut bersejarah dan dermaga utara. Kota itu dinilai gagal membatasi ketinggian untuk bangunan baru, sedangkan rencana kota untuk membangun stadion sepak bola baru di Bramley-Moore Dock diprediksi menyebabkan kemerosotan lebih lanjut di situs bersejarah itu.
5. Budapest
Budapest, ibu kota Hongaria, yang dibelah oleh Sungai Danube, memenangkan daftar Warisan Dunia PBB sebagai contoh luar biasa pembangunan perkotaan. Kota itu dihancurkan selama Perang Dunia II, setelah ditaklukkan oleh Turki.
Namun sekarang, Budapest menghadapi risiko dihapus dari status bergengsi, karena renovasi besar-besaran di kawasan Kastil Buda yang bertujuan untuk mengembalikannya ke kejayaannya sebelum Perang Dunia II. Sesuai laporan UNESCO, pekerjaan rekonstruksi perlu dihentikan karena melanggar norma-norma konservasi internasional.
UNESCO berpendapat bahwa pekerjaan tersebut terutama didorong oleh pertimbangan ideologis yang bertujuan untuk mempromosikan 'identitas nasional' pra-Komunis Hongaria, yang melampaui intervensi minimal yang direkomendasikan untuk monumen bersejarah. Budapest pun terancam kehilangan status Warisan Dunia.
Baca juga: Keunikan Batu Basiha, Geosite Sisa Letusan Gunung Toba