TEMPO.CO, Jakarta - Wisata vaksin menjadi salah satu tren pariwisata yang muncul di tengah pandemi. Sejumlah biro perjalanan wisata di Indonesia juga mulai menawarkan paket wisata sekaligus vaksinasi Covid-19 ke beberapa kota dan negara bagian di Amerika Serikat.
Ya, Amerika Serikat menjadi salah satu negara tujuan wisata vaksin yang diminati. Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan hal tersebut tak terlepas dari kemudahan proses vaksinasi Covid-19 di AS.
Vaksin Covid-19 di Negeri Paman Sam memang dapat dengan mudah didapatkan oleh siapa saja di berbagai tempat, mulai dari apotek hingga gerai ritel modern seperti Walmart. Selain itu, tidak adanya aturan karantina sebagaimana aturan yang biasa dikenakan bagi para pendatang selama masa pandemi Covid-19 menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Indonesia untuk berkunjung ke sana.
“Karena kemudahan untuk mendapatkan vaksin di sana, bisa on the spot di apotek atau supermarket. Apalagi di sana juga vaksinnya bisa yang satu dosis (pemberiannya) dan oleh sebagian orang diyakini juga lebih baik dari vaksin yang diberikan di sini saat ini,” kata Pauline beberapa waktu lalu.
Salah satu jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Amerika Serikat adalah vaksin Janssen dari Johnson & Johnson. Vaksin tersebut merupakan vaksin dosis tunggal atau hanya perlu disuntikkan sekali saja kepada penerimanya.
Menurut Pauline, beberapa konsumen sempat mengungkapkan alasannya mengapa memutuskan pergi ke AS untuk menerima vaksin Covid-19. Alasan yang paling sering diungkapkan adalah berbelitnya proses vaksinasi di Tanah Air dan menghindari risiko terpapar di area vaksinasi yang padat.
“Di sini kan enggak jelas kapan dapatnya, pendaftarannya juga membingungkan. Belum lagi ada antriannya yang berisiko terpapar dan membuang waktu,” kata Pauline.
Pauline mengatakan cukup banyak masyarakat dari kalangan atas yang bertanya ke anggota Astindo mengenai paket wisata vaksin di AS. Mereka umumnya bertanya mengenai persyaratan yang harus dipenuhi sebelum berangkat AS dan jenis vaksin yang bakal diterima.
Meski begitu, menurut Pauline, tak semuanya benar-benar berangkat ke AS. Beberapa diantaranya masih ragu-ragu dan lainnya masih menanti dikeluarkannya visa oleh Pemerintah AS.
Adapun paket wisata vaksin tersebut ditawarkan dengan harga mulai dari belasan juta rupiah dengan waktu kunjungan satu hingga dua pekan lamanya.
Selain AS, negara lain yang memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk mendapatkan vaksin di negaranya adalah Uni Emirat Arab, Maladewa dan Rusia. Namun, negara-negara tersebut tak diminati lantaran menggunakan vaksin dua dosis dan masih menerapkan kebijakan karantina bagi pendatang.
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pada dasarnya sah-sah saja seseorang yang punya kemampuan finansial pergi ke luar negeri demi mendapatkan vaksin lebih awal atau jenis vaksin yang mereka inginkan. Namun mereka yang memutuskan untuk mengikuti vaksinasi di luar negeri harus mempertimbangkan beberapa hal.
Salah satunya adalah tidak langsung kembali ke Tanah Air setelah mendapatkan suntikan kedua bagi penerima vaksin Pfizer BioNTech atau Moderna. Hal yang sama juga berlaku bagi penerima vaksin dosis tunggal Janssen dari Johnson and Johnson.
“Pulangnya dipastikan harus sudah suntikan kedua dan dua pekan setelah penyuntikan kedua agar vaksin bekerja efektif, tidak membawa varian atau virus baru ke Indonesia. Dua minggu setelah vaksin baru boleh masuk, tetap tes PCR,” kata Dicky.
Indonesia sendiri sudah mencanangkan wisata vaksin. Program tersebut ditujukan utamanya untuk wisatawan nusantara dan memilih Bali sebagai pilot project.
Baca juga: Sandiaga Uno Jelaskan Tujuan Program Wisata Vaksin di Bali