TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tak kuasa membendung air mata saat membuka perhelatan International Conference Sound Of Borobudur Music Over Nations di Balai Ekonomi Desa atau Balkondes Karangrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis 24 Juni 2021.
Dalam pembukaan itu, sejumlah musisi menghadirkan kolaborasi lintas negara dengan mengambil tema besar pariwisata Candi Borobudur. Dewa Budjana, Trie Utami, serta perwakilan musisi Indonesia Timur dan Barat, seperti Vicky Sianipar dan Ivan Nestorman menyajikan repertoar dengan beragam alat musik khas daerah. Salah satunya The Sound Of Borobudur.
Ketika mereka melantunkan repertoar lagu Indonesia Pusaka dengan petikan musik Dewa Budjana dan suara khas Trie Utami, suasana mendadak hening dan haru. "Merinding saya, brebes mili (mulai menangis) juga. Sedih, karena meski pandemi para musisi masih bisa menghayati lagu kebanggaan dan kekayaan bangsa," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, International Conference Sound Of Borobudur Music Over Nations merupakan upaya menggali jejak persaudaraan lintas bangsa melalui musik. Total sebelas negara yang berpartisipasi. Menurut Sandiaga Uno, perkembangan pandemi dan situasi ekonomi yang masih fluktuatif saat ini menjadi tantangan untuk menjaga asa dunia wisata dan industri kreatif.
Dewa Budjana, Trie Utami, dan sejumlah musisi lainnya tampil dalam pembukaan International Conference Sound Of Borobudur Music Over Nations di Balkondes Desa Karangrejo, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Kamis 24 Juni 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono
"Kami berharap para musisi dan seniman terus berkarya di masa pandemi ini. Pemerintah akan selalu berusaha hadir membantu," kata Sandiaga. "Musik sangat universal dan Borobudur merupakan salah satu tempat terbaik musik dari berbagai negara. Ini untuk membangkitkan semangat, menunjukkan kita bertransformasi di tengah pandemi, dan perhelatan musik juga bisa berlangsung dengan konferensinya yang mematuhi protokol kesehatan."
Penyanyi Trie Utami mengatakan, dia bersama sejumlah musisi mempersiapkan kolaborasi Sound of Borobudur sejak 2016. "Berangkat dari masyarakat Borobudur, kami akan mengembalikan lagi untuk mereka. Borobudur bukan hanya milik warga Borobudur tapi milik bangsa, bahkan dunia. Borobudur is calling," ujar Trie Utami.
Musisi Addie MS menganggap perhelatan Sound of Borobudur yang puncaknya bakal berlangsung Agustus nanti sangat unik. Acara ini berlangsung di tengah pandemi, keterbatasan, dan tiba-tiba ada media untuk berkomunikasi antar bangsa. "Bagaimana musisi dari berbagai bangsa bisa berkolaborasi dengan teknologi informasi," kata Addie MS.
Dewa Budjana, Trie Utami, dan sejumlah musisi lainnya tampil dalam pembukaan International Conference Sound Of Borobudur Music Over Nations di Balkondes Desa Karangrejo, Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Kamis 24 Juni 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Sandiaga Uno melihat yang hadir dalam pertunjukan musik bukan hanya pemusik yang sudah kondang. Hadir juga ratusan ribu pemusik yang bisa terinsipirasi dengan acara tersebut. "Dengan begitu, mereka dapat tetap bertahan di tengah pandemi, tetap berkarya, dan pemerintah tetap hadir di tengah-tengah mereka untuk membela hak-haknya," kata Sandiaga.
Dalam lima tahun, Sandiaga memperkirakan, penelitian yang dilakukan para musisi ini bisa diaplikasikan di destinasi wisata super-prioritas lainnya, seperti Danau Toba, Labuan Bajo, Manado, Mandalika.
Baca juga:
Menelusuri Jejak Peradaban Masa Lalu Melalui Borobudur Trail of Civilization