Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kalender Jawa, dari Reshuffle Kabinet di Rabu Pon Hingga Hari Baik Perjodohan

Reporter

image-gnews
Upacara tradisi sebat Apem Keong Mas yang digelar setiap tahun bulan sapar (kalender Jawa) di kawasan Objek Wisata Pengging Banyudono Kabupaten Boyolali. ANTARA
Upacara tradisi sebat Apem Keong Mas yang digelar setiap tahun bulan sapar (kalender Jawa) di kawasan Objek Wisata Pengging Banyudono Kabupaten Boyolali. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dengan kalender Masehi yang penggunaannya lebih untuk kerja sehari-hari dan adminsitrasi, seperti waktu untu bekerja, dan liburan. Kalender Jawa, meski juga berfungsi untuk menentukan dimulainya kerja, seperti membuka pasar, tapi juga punya fungsi lain, lebih dari sekadar mekanis sehari-hari. Misalnya, menentukan hari baik untuk melakukan sesuatu yang sudah kita hajatkan, seperti perjodohan dan hari pernikahan.

Bahkan, secara kebetulan, entah direncanakan atau tidak, Presiden Jokowi juga kerap memilih hari-hari tertentu untuk melakukan tindakan-tindakan politik, salah satunya adalah perombakan kabinet atau reshuffle kabinet. Jokowi dalam beberapa kali reshuffle, memilih hari Rabu Pon untuk mengumumkan dan melantik anggota kabinet. Rabu Pon sendiri adalah penanggalan yang ada di dalam kalender Jawa.           

Kalender Jawa diciptakan oleh Raja Mataram Islam Sultan Agung pada tahun 1633 Masehi atau 1555 Saka. Sultan Agung mengganti sistem penanggalan atau kalender Saka—purwarupanya sudah ada sejak 911 sebelum masehi—yang berdasarkan peredaran matahari dengan sistem penanggalan yang berbasis peredaran bulan yang menjadi basis kalender hijriah atau penanggalan Islam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah diberlakukannya kalender Jawa, Sultan Agung membuat dekrit yang mewajibkan penggunaan kalender Jawa di seluruh wilayah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Dalam sistem penanggalannya, kalender Jawa memiliki istilah Saptawara atau padinan dan pancawara atau siklus lima hari. Saptawara atau padinan meliputi Ngahad (Dite), Senen (Soma), Selasa (Anggara), Rebo (Buda), Kemis (Respati), Jemuwah (Sukra), dan Setu (Tumpak). Siklus tujuh hari ini sewaktu dengan siklus mingguan pada kalender Masehi; Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,dan Sabtu.

Lebih lanjut, penanggalan di Kalender Jawa juga terdiri dari pancawara atau siklus lima hari. Pancawara terdiri dari Kliwon (Kasih), Legi (Manis), Pahing (Jenar), Pon (Palguna), dan Wage (Cemengan). Pancawara juga biasa disebut sebagai pasaran.

Siklus ini dahulu digunakan oleh pedagang untuk membuka pasar sesuai hari pasaran yang ada. Karena itu kini banyak dikenal nama-nama pasar yang menggunakan nama pasaran tersebut, seperti Pasar Kliwon, Pasar Legi, Pasar Pahing, Pasar Pon, dan Pasar Wage.

Dalam penggunaan kaleder Jawa, harus mengetahui hitungan Weton. Hitungan Weton sering digunakan untuk menentukan jodoh dan hari pernikahan. Hitungan ini berfungsi untuk meramalkan kecocokan pasangan. Ramalan tersebut akan memprediksikan keberlangsungan pernikahan serta kecocokan antara calon pengantin. Jumlah Weton dapat diketahui dari hari lahir serta pasaran, rata-rata orang Jawa tahu hari lahir serta pasaran bahkan sampai ke yang lebih detail biasanya dicatat oleh orang tuanya.

Untuk menentukan keharmonisan dari Weton yang dihitung, terdapat istilah primbon atau petungan. Menurut keyakinan masyarakat Jawa, hal ini dapat menentukan atau mencari hari-hari baik dengan Petungan semua hajat dalam pesta Perkawinan akan mendapatkan keberuntungan, baik keberuntungan hajatan hingga rejeki sang pasangan.

Namun, dalam sistem Petungan atau Primbon tidak selalu mutlak dalam kebenaran, kadang kala setelah dilakukan sistem Petungan,   masih terdapat sengkala atau halangan akibat ketidak beruntungan yang dialami oleh seseorang dalam melangsungkan pesta hajatan perkawinan.

Selain digunakan untuk menentukan jodoh, menurut keyakinan masyarakat,  kalender Jawa juga digunakan untu berbagai macam hal seperti, untuk membangun rumah atau pindah rumah maupun untuk menentukan waktu untuk bepergian.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga: Kalender Jawa, Cara Sultan Agung Menyelaraskan Adat Keraton dan Keislaman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

6 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?


Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

13 hari lalu

Ario Bayu. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Ario Bayu Didapuk Jadi Ketua Komite FFI 2024-2026, Ini Film-Film yang Pernah Dibintanginya

Ario Bayu ditetapkan menjadi Ketua FFI telah memerankan banyak karakter dari beragam film layar lebar. Berikut sebagian filmografinya.


Ario Bayu Ditetapkan sebagai Ketua Komite FFI 2024-2026 Gantikan Reza Rahadian, Ini Profilnya

14 hari lalu

Ario Bayu berperan sebagai Soeraja di serial Gadis Kretek. Foto: Dok. Netflix
Ario Bayu Ditetapkan sebagai Ketua Komite FFI 2024-2026 Gantikan Reza Rahadian, Ini Profilnya

Tidak lagi dijabat oleh Reza Rahadian, kini, Ketua Komite FFI selanjutnya dijabat aktor Ario Bayu. Begini profilnya.


Arti Weton Tulang Wangi dalam Primbon Jawa dan Ciri-Cirinya

53 hari lalu

Seseorang dengan weton tulang wangi diyakini memiliki kekuatan spiritual yang besar dan disukai makhluk gaib. Berikut ini ciri-cirinya.  Foto: Canva
Arti Weton Tulang Wangi dalam Primbon Jawa dan Ciri-Cirinya

Seseorang dengan weton tulang wangi diyakini memiliki kekuatan spiritual yang besar dan disukai makhluk gaib. Berikut ini ciri-cirinya.


Misteri Makam Putra Sultan Agung atau Amangkurat I, Mengapa Berada di Tegal?

58 hari lalu

Lukisan profil Amangkurat I. Istimewa
Misteri Makam Putra Sultan Agung atau Amangkurat I, Mengapa Berada di Tegal?

Makam putra Sultan Agung atau Amangkurat I berada di Tegal Arum, Tegal, Jawa Tengah. Mengapa makam Raja Kasunanan Surakarta itu justru di Tegal?


Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

58 hari lalu

Situs Makam Sunan Amangkurat Agung di Tegalarum, Tegal. Maps.google
Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

Makam putra mahkota Sultan Agung yaitu Sunan Amangkurat I berada di Tegal. Bagaimana menuju ke sana?


Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Keistimewaan dan Amalannya

18 Februari 2024

Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Malam ini biasanya terjadi di pertengahan bulan Syaban, yakni hari ke-15. Berikut jadwal dan keistimewaannya. Foto: Canva
Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Ini Keistimewaan dan Amalannya

Kapan Malam Nisfu Syaban 2024? Malam ini biasanya terjadi di pertengahan bulan Syaban, yakni hari ke-15. Berikut jadwal dan keistimewaannya.


Sejarah Kalender Cina dan Perayaan Imlek dari Dinasti Shang hingga Pernah Dihapus Mao Zedong

10 Februari 2024

Ilustrasi imlek. Shutterstock
Sejarah Kalender Cina dan Perayaan Imlek dari Dinasti Shang hingga Pernah Dihapus Mao Zedong

Orang CIna telah mengenal kalender sejak abad ke-14 SM. Bentuk perayaan Imlek ada bermacam-macam. Pernah dihapus Mao Zedong.


Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

8 Februari 2024

Isra Miraj artinya perjalanan yang dilakukan Nabi SAW di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk bertemu Allah SWT. Ini sejarahnya. Foto: Canva
Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

Untuk memeriahkan Isra Miraj petang ini, berikut link twibbon untuk media sosial anda.


Arti Sujanan dalam Weton Jawa dan Cara Menghitungnya

18 Januari 2024

Arti sujanan dalam weton Jawa sering merujuk pada kondisi pernikahan yang kurang harmonis. Berikut penjelasan dan cara perhitungannya. Foto: Canva
Arti Sujanan dalam Weton Jawa dan Cara Menghitungnya

Arti sujanan dalam weton Jawa sering merujuk pada kondisi pernikahan yang kurang harmonis. Berikut penjelasan dan cara perhitungannya.