Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ku Lari ke Hutan, Ku Lari ke Pantai, Ku Cari Sinyal di Papua

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Pondok di puncak bukit Telkomsel di Papua. Foto: Hari Suroto
Pondok di puncak bukit Telkomsel di Papua. Foto: Hari Suroto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Urusan sinyal kerap menjadi misteri di sejumlah wilayah Indonesia. Kontur wilayah pengunungan dan kepulauan mengakibatkan ada kawasan dengan sinyal komunikasi yang kuat, ada juga yang lemah, bahkan tidak ada sinyal sama sekali. Mari kita simak kisah mencari sinyal di Papua, mulai dari masuk hutan hingga ke pantai.

Di Kampung Goras, Distrik Mbahamdandara, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, masyarakat berusaha mendapatkan sinyal komunikasi hingga masuk ke dalam hutan. Di atas sebuah bukit tanpa nama, ponsel bisa mendeteksi sinyal 2G dari operator telekomunikasi Telkomsel. Sebab itulah masyarakat di sana menyebutnya sebagai bukit Telkomsel.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, untuk mencapai bukit Telkomsel itu, warga Kampung Goras harus naik perahu sekitar 20 menit kemudian berjalan kaki menyusuri jalan setapak di hutan. Sampai di kaki bukit, mereka mendaki melalui jalur yang terjal. Permukaan lereng bukit penuh dengan batu karang yang tajam.

Seorang warga Kampung Goras, Distrik Mbahamdandara, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, mencoba berkomunikasi menggunakan telepon seluler dari puncak bukit Telkomsel. Foto: Hari Suroto

Mereka harus berpegang pada batu karang atau batang pohon kecil yang tumbuh di sekitarnya. Proses pendakian membutuhkan waktu sekitar 15 menit, tergantung kemahiran. Setelah itu, pencari sinyal bisa beristirahat sejenak di sebuah gazebo sederhana di atas bukit.

Di sinilah masyarakat bisa mulai mengoperasikan ponselnya untuk mengirim kabar kepada sanak famili atau teman di wilayah lain. "Menikmati angin sepoi-sepoi sambil berkomunikasi dengan latar suara kicau burung," kata Hari yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua. Jenis burung yang ada di bukit ini antara lain burung mambruk, burung cenderawasih, burung rangkong, dan burung kakatua.

Ada cerita berbeda ketika sinyal komunikasi terdeteksi di pantai. Tepatnya di Pantai Mowirin di sebelah timur Pulau Kapotar, Distrik Kepulauan Moora, Kabupaten Nabire, Papua. Tak seperti di bukit Telkomsel yang hanya terdapat sinyal 2G, peraangkat komunikasi juga dapat mendeteksi sinyal 4G di Pantai Mowirin.

Wisatawan sedang menelepon di Pantai Mowirin, Pulau Kapotar, Nabire, Papua. Foto: Hari Suroto

"Di sini bisa video call via WhatsApp dengan lancar," kata Hari Suroto. Pulau Kapotar adalah pulau tak berpenghuni. Dan Pantai Mowirin merupakan salah satu destinasi wisata populer di sana. Itu sebab wisatawan umumnya mengenal Pulau Mowirin, bukan Pulau Kapotar.

Terdapat sebuah menara pemancar milik Telkom di Pulau Kapotar. Dari sinilah sumber sinyal komunikasi itu berasal. Kendati Pulau Kapotar terbilang kecil -butuh sekitar 2 jam berjalan kaki mengelilingi pulau, tak semua area di pulau ini memiliki sinyal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim Balai Arkeologi Papua yang sedang melakukan penelitian hunian prasejarah di Bukit Momorikotey, sebelah utara Pulau Kapotar. Kebetulan di puncak bukit itu terdeteksi sinyal komunikasi. Menara Telkom tadi terletak sekitar 500 meter sebelah barat Bukit Momorikotey.

Tim peneliti bolak-balik dari base camp di dataran rendah ke puncak bukit untuk meneliti sekaligus mengirimkan laporan selama satu bulan. "Setiap pagi kami mendaki Bukit Momorikotey yang lerengnya sangat terjal dengan permukaan berupa batu karang," kata Hari Suroto.

Menara pemancar Telkom di Pulau Kapotar, Nabire, Papua. Foto: Hari Suroto

Selama berada di puncak Bukit Momorikotey, tim peneliti harus membawa bekal sendiri. Perbekalannya berupa hasil tangkapan laut dan kebun yang masih segar, dan diolah secara sederhana. Misalkan pisang dan keladi masak santan, tumis daun pepaya, daun melinjo, daun labu, jamur sagu. Ada pula cumi, gurita, dan ikan yang direbus dan diberi garam serta jeruk nipis.

Tim peneliti berada di puncak bukit mulai pukul 08.00 sampai 16.00. "Di luar jam itu, tim peneliti berada bawah dan tidak bisa berkomunikasi," kata Hari. Kalaupun ingin mendapat sinyal di dataran rendah, harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak di tengah kebun sagu sampai tiba di Pantai Mowirin. Di tepi pantai, sinyal akan lebih kuat lagi ketika air laut surut. "Berjalanlah ke arah laut yang kering sejauh sekitar 100 meter, baru dapat sinyal lagi."

Di Papua, jaringan komunikasi tersedia di sejumlah kota, di antaranya Kota Jayapura, Sorong, dan Manokwari. Hanya saja, dalam dua bulan terakhir, sinyal internet di Kota Jayapura dan beberapa wilayah di Papua terputus karena gangguan pada kabel bawah laut.

Baca juga:
Internet Mati di Papua, Muncul Tren Wisata Baru: Para Pencari Sinyal

Tim peneliti Balai Arkeologi Papua sedang melakukan riset di Bukit Momorikotey, Pulau Kapotar, Nabire, Papua. Foto: Hari Suroto

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

12 jam lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.


Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

13 jam lalu

Huawei Nova 12. gsmarena.com
Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC


Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

14 jam lalu

Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

Lebih dari 15 ribu pohon telah ditanam di 8 lokasi sepanjang tahun 2023 sebagai bagian dari program Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset. Selain itu, lebih dari 75 ribu pavement block dan 20 ribu phone holder diproduksi dari limbah plastik dan bekas cangkang kartu SIM melalui program Waste Management.


Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

16 jam lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.


Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

18 jam lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.


Resmi Dirilis di China, Ini Spesifikasi iQOO Z9 dan Z9x

19 jam lalu

iQOO Z8 (Gizmochina)
Resmi Dirilis di China, Ini Spesifikasi iQOO Z9 dan Z9x

Duo iQOO Z9 memiliki bingkai datar dan modul kamera persegi dengan sudut membulat seperti yang ditemukan pada iQOO 12.


iQOO Z9 Turbo Resmi Diluncurkan di China, Ini Spesifikasinya

21 jam lalu

iQOO, sub-brand dari Vivo, merilis smartphone terbaru mereka, iQOO 12, yang dirancang khusus untuk para penikmat game.(Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
iQOO Z9 Turbo Resmi Diluncurkan di China, Ini Spesifikasinya

iQOO Z9 Turbo menggunakan chipset Snapdragon 8s Gen 3.


Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

1 hari lalu

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. Freepik
Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.


Realme C65 5G akan Diluncurkan di India Pekan Ini, Berikut Spesifikasinya

1 hari lalu

Realme C65.
Realme C65 5G akan Diluncurkan di India Pekan Ini, Berikut Spesifikasinya

Realme C65 5G dipastikan menjadi ponsel pertama di dunia yang ditenagai prosesor MediaTek Dimensity 6300.


Begini Cara Mengatasi Notifikasi WhatsApp Terlambat Muncul

2 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Begini Cara Mengatasi Notifikasi WhatsApp Terlambat Muncul

Untuk mengatasi notifikasi WhatsApp terlambat muncul, berikut beberapa langkah yang bisa dicoba.