TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang hendak ke Candi Prambanan dan melewati underpass Kentungan, Yogyakarta, sebaiknya waspada, terutama saat hujan. Musababnya, terowongan ini kebanjiran setinggi 20 sentimeter pada Sabtu, 29 Mei 2021.
Mereka yang datang dari arah barat Yogyakarta, seperti Jakarta, Semarang, dan sekitarnya, umumnya melewati underpass Kentungan di kawasan ring road utara Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ini adalah akses jalan tercepat dari utara Yogyakarta menuju Solo serta destinaasi wisata wilayah Sleman timur, di antaranya Candi Prambanan dan Tebing Breksi.
"Pengembang atau kontraktor harus segera memperbaiki sistem drainase di underpass Kentungan," kata aktivis sosial Yogyakarta, Baharuddin Kamba pada Minggu, 30 Mei 2021. Kondisi terowongan yang banjir membahayakan pengguna jalan, terutama saat musim liburan.
Ditambah lagi, menurut Baharuddin, yang melewati underpass Kentungan adalah wisatawan yang bisa jadi baru kali pertama melintas di sana. Mereka belum memahami medan jalan. Seperti diketahui, hujan deras mengguyur Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu sore. Hujan mengakibatkan terowongan Kentungan kebanjiran dan arus lalu lintas tersendat karena panjangnya antrean kendaraan bermotor.
Kondisi underpass Kentungan di Kabupten Sleman, Yogyakarta, saat kebanjiran seusai hujan deras pada Sabtu, 29 Mei 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Underpass Kentungan dibangun pada 2018 untuk memecah padatnya arus kendaraan di utara Yogyakarta yang menjadi jalur pertemuan empat arah. Simpang Kentungan menghubungkan kawasan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, di sisi selatan dan kawasan wisata Kaliurang di sebelah utara. Sedangkan di timur dan barat menjadi jalur bagi kendaraan yang melewati lingkar luar atau ring road utara.
Jika underpass Kentungan kebanjiran, wisatawan dari arah barat yang hendak ke Solo atau destinasi wisata di Kabupaten Sleman timur bisa melewati jalur dalam kota, atau melalui jalan di atas underpass itu. "Fungsi terowongan ini paling krusial, pastikan aspek keselamatan bagi para pengguna jalan dan drainase untuk mengantisipasi banjir," kata Baharuddin.
Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional DI Yogyakarta, Julian Situmorang mengatakan, genangan di underpass itu diduga karena pompa penyedot air tidak menyala. "Kemungkinan saat hujan, pompa itu tidak menyala karena mati listrik," kata dia.
Berdasarkan laporan yang dia terima, menurut Julian, ketinggian banjir di underpass Kentungan pada Sabtu, 29 Mei 2021, maksimal 20 sentimeter. Tak berapa lama pompa menyala, dan genangan surut. Ada empat mesin pompa di terowongn Kentungan, Yogyakarta.
Baca juga:
Sudah Ketahuan Siapa yang 'Nuthuk' Pecel Lele Malioboro Yogyakarta Rp 37 Ribu