TEMPO.CO, Yogyakarta - Kebijakan larangan mudik lebaran yang berlaku pada 6 - 17 Mei 2021 tak seberapa mempengaruhi jumlah pelaku perjalanan dari Yogyakarta ke Solo dan sebaliknya, dengan menggunakan kereta rel listrik (KRL).
Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba mengatakan, kebijakan yang berlaku selama 12 hri itu memang mengakibatkan pengguna layanan (KRL) Yogyakarta - Solo dan kereta Commuter Prambanan Ekspres atau Prameks turun, namun tak sampai 10 persen dibanding sebelum kebijakan itu berlaku. "Dibanding pekan sebelumnya, penurunan jumlah penumpang 5,8 persen untuk KRL Yogyakarta - Solo dan 4 persen untuk Prameks," kata Anne Purba di Stasiun Tugu Yogyakarta, Sabtu petang 29 Mei 2021.
Rinciannya, kata dia, penumpang KRL Yogyakarta - Solo dalam masa larangan mudik itu tercatat sebanyak 48.572 orang. Sementara sepekan sebelum pelarangan mudik berlaku, jumlah penumpang KRL ini 51.589 orang. Adapun kereta Prameks, sebelumnya mudik dilarang, jumlah penumpangnya 14.651 orang, menjadi 14.061 orang selama larangan mudik.
Jumlah penumpang terbanyak untuk layanan dua kereta ini sama-sama pada Senin, 17 Mei 2021. Pada hari terakhir kebijakan larangan mudik itu, jumlah penumpang KRL Yogyakarta - Solo sebanyak 7.172 orang dan pengguna layanan kereta Prameks 1.584 orang.
Sepanjang bulan puasa lalu, menurut Anne Purba, KRL Yogyakarta - Solo melayani 121.417 penumpang dengan pengguna terbanyak pada Sabtu, 1 Mei sebanyak 4.958 orang. Sedangkan Kereta Prambanan Ekspres saat Ramadan melayani 34.406 orang dengan pengguna terbanyak juga pada Sabtu, 1 Mei sebanyak 1.415 orang.
KRL Yogyakarta-Solo akan resmi beroperasi 10 Februari. Antaranews.com/(Eka AR)
Anne mencatat di wilayah Daop 6, Stasiun Yogyakarta masih menjadi stasiun paling ramai dibanding stasiun lainnya di Kota Yogyakarta. "Selama masa larangan mudik, Stasiun Yogyakarta melayani 14.639 pengguna KRL, sementara di Stasiun Lempuyangan melayani 3.031 pengguna KRL," kata dia.
Tak hanya itu, pengguna KRL yang keluar di Stasiun Yogyakarta sebanyak 13.452 orang dan yang keluar di Stasiun Lempuyangan berjumlah 7.413 orang. Sejalan dengan kembali normalnya aktivitas masyarakat, tak menutup kemungkinan stasiun-stasiun lain juga akan mengalami pertumbuhan pengguna KRL.
Saat ini sebanyak 60 persen pengguna KRL menggunakan Kartu Multi Trip (KMT). Sementara kartu elektronik bank sebanyak 21 persen, dan dengan QR Code sebanyak 19 persen. Selama masa larangan mudik, KMT yang terjual berjumlah 7.384 unit dan kartu uang elektronik bank 273 unit.
Ada tiga rangkaian KRL Yogyakarta - Solo dengan masing-masing terdiri dari delapan kereta, yang melayani penumpang di dua kota ini. Saat awal beroperasi pada Februari 2021, KRL Yogyakarta - Solo hanya terdiri dari satu rangkaian yang membawa delapan gerbong atau kereta. Sedangkan dua rangkaian lainnya hanya terdiri dari empat kereta.
Penambahan panjang rangkaian KRL ini diharapkan dapat menambah kapasitas pengguna sekaligus memaksimalkan physical distancing atau jaga jarak aman di antara penumpang. Adapun layanan KA Prambanan Ekspres tetap dengan dua rangkaian kereta diesel yang terdiridari lima gerbong.
KAI Commuter mengimbau para pengguna KRL Yogyakarta - Solo mematuhi protokol kesehatan. "Mohon mengikuti arahan petugas di stasiun maupun di dalam kereta. Antre dengan tertib untuk kesehatan dan kenyaman bersama," kata Anne.
Baca juga:
Sultan HB X: KRL Yogyakarta - Solo Penting untuk Masyarakat yang Mondar-mandir