TEMPO.CO, Jakarta - Di beberapa daerah di Indonesia, perayaan Hari Raya Idul Fitri selalu diikuti dengan berbagai tradisi, salah satunya yaitu tradisi Lebaran Ketupat. Bukan tanpa alasan, tradisi ini dinamakan Lebaran Ketupat karena hidangan yang disajikan berupa menu ketupat.
Perayaan Lebaran Ketupat ini dilambangkan sebagai simbol kebersamaan dengan memasak ketupat dan mengantarkannya kepada sanak saudara. Cara merayakannya pun macam-macam tergantung kearifan lokal daerah masing-masing. Dikutip dari berbagai sumber, tidak hanya di Jawa Tengah, tradisi Lebaran Ketupat juga masih dipertahankan di beberapa daerah lain yaitu:
1. Madura
Di Madura, tradisi Lebaran Ketupat ini biasa disebut dengan Terater. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap tanggal 7 Syawal setelah umat Muslim selesai melaksanakan ibadah puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal. Masyarakat Madura biasanya menyantap ketupat dengan opor atau ayam goreng.
Uniknya, hidangan Lebaran Ketupat tidak langsung disantap, melainkan diserahkan lebih dahulu kepada imam masjid atau dibawa ke mushala setempat. Setelah makanan terkumpul, para warga biasanya akan langsung berkumpul dan menggelar doa dan makan bersama.
2. Kudus
Syawalan atau Lebaran Ketupat juga dirayakan di Kudus, Jawa Tengah. Perayaan ini dilakukan dengan prosesi kirab gunungan Seribu Ketupat. Gunungan ini terdiri dari susunan seribu ketupat dan ratusan lepet yang diarak dari rumah kepala desa setempat menuju Masjid Sunan Muria.
Selain gunungan, masyarakat juga menggelar tradisi ziarah ke Makam Sunan Muria. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan minum air dan mencuci kaki serta tangan dengan air dari gentong peninggalan Sunan Muria.
3. Manado
Masyarakat Manado merayakan Lebaran Ketupat dengan saling mengunjungi dan saling memaafkan. Warga muslim di Manado membuka pintu rumahnya bagi siapa saja yang datang berkunjung. Tak hanya di Manado, beberapa daerah di Sulawesi Utara juga merayakan tradisi ini seperti di Kampung Jawa Tondano dan Desa Sea.
Sejarah Lebaran Ketupat, khususnya Manado, awalnya dibawa oleh warga Jawa yang merupakan keturunan Imam Bonjol di Tondano. Tradisi ini kemudian terus dilanjutkan dan dirayakan setiap tahunnya.
4. Lombok
Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat menyebut tradisi ini dengan nama Lebaran Topat, yang dimeriahkan dengan tradisi nyangkar. Nyangkar merupakan tradisi nenek moyang orang Sasak saat merayakan Lebaran Topat.
Masyarakat Lombok akan melakukan arak-arakan cidomo hias yang mengangkut dulang berisi ketupat menuju pusat perayaan di makam Loang Baloq. Sesampainya di makam, masyarakat akan melakukan zikir dan doa bersama. Perayaan ini kemudian dilanjutkan dengan potong ketupat dan makan bersama di Taman Loang Baloq.
5. Magelang
Rangkaian perayaan Hari Raya Idul Fitri di Dusun Kauman, Desa Payaman, Magelang diisi dengan Festival Balon Syawalan. Tradisi yang sudah berlangsung sejak tahun 1980-an tersebut diadakan untuk memperingati Syawalan atau Lebaran Ketupat. Sedikitnya terdapat 150 balon udara tradisional yang diterbangkan sebagai tanda Syawalan. Ada dua lokasi pelepasan balon udara yaitu di halaman depan Masjid Agung Kauman dan di lapangan dusun setempat.
WINDA OKTAVIA
Baca: Suasana Lebaran Ketupat di Lombok, Destinasi Wisata Sepi Masjid Musala Ramai