TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang selama ini gemar jalan-jalan sembari cuci mata dan berbelanja cinderamata dari para pedagang kaki lima atau PKL di sepanjang jalur pedestrian Malioboro Yogyakarta dalam waktu dekat akan menemui suasana baru. Sebab, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun ini akan memulai penataan PKL di kawasan itu.
Para pedagang itu rencananya mulai direlokasi ke lahan khusus yang sudah dipersiapkan Pemda DI Yogyakarta. Lahan itu ada di seberang Pasar Beringharjo atau bekas lahan Bioskop Indra yang sudah disulap menjadi sentra UMKM cukup megah.
“Saat ini prosesnya dari Dinas UMKM (usaha mikro kecil menengah) dan pemerintah kota Yogya sudah mulai mendata, kelompok pedagang mana yang kiranya bisa masuk ke sentra itu,” kata Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji, Selasa, 18 Mei 2021.
Lahan baru sentra PKL Malioboro yang mulai dibangun pada 2018 itu sudah selesai dengan kondisi bangunan cukup megah. Bangunannya terdiri dari tiga lantai yang di dalamnya memiliki lima zona.
Lantai pertama (basement) berupa lahan seluas 1.112 meter persegi yang difungsikan sebagai lahan khusus bagi para PKL untuk menyimpan gerobak atau rombong. Basement ini bisa menyimpan 37 gerobak dan 32 sepeda motor.
Lalu ada lantai dasar yang diperuntukkan khusus bagi penjual makanan kering dengan luas 1.205 meter persegi. Lantai ini bisa menampung 122 PKL. Di lantai ini juga diperuntukkan bagi pusat suvenir yang berkapasitas 120 PKL dengan luas 1.007 meter persegi.
Naik ke lantai dua atau paling atas menjadi pusat para pedagang pakaian dengan kapasitas tampung 117 PKL. Pemerintah DIY juga menyiapkan Taman Kuliner tak jauh dari bangunan utama untuk menampung sekitar 79 PKL itu.
Sebelumnya sempat muncul gugatan atas keberadaan lahan bekas Bioskop Indra itu kepada Pemerintah DIY. Namun proses hukum itu akhirnya dimenangkan Pemda DIY saat tahap proses Peninjauan Kembali (PK) sehingga lahan dan bangunan untuk sentra UMKM di Malioboro itu pun kini resmi dimiliki Pemda DIY.
Aji menuturkan lahan khusus bekas Bioskop Indra itu memang dibeli pemerintah DIY untuk menjadi pusat UMKM, terutama para PKL di kawasan Malioboro. Dari sentra baru UMKM itu, akan dipilah dulu para pedagang dan jenis dagangannya.
“Jadi relokasi PKL Malioboro itu akan dilakukan secara bertahap,” kata Aji.
Sosialisasi kepada PKL Malioboro soal relokasi itu sebenarnya telah dilakukan Pemda DIY pada 2018. Awalnya Pemda DIY saat itu memprioritaskan pemindahan PKL yang berada di depan Kompleks Kepatihan dan DPRD DIY. Namun rencana itu tak kunjung terealisasi karena masih merampungkan tahap sosialisasi.
Kurun empat tahun terakhir penataan di kawasan Malioboro memang cukup gencar demi memperindah ikon utama wisata Yogya itu.Dimulai dari merelokasi parkir sepeda motor dari semula di trotoar menjadi terpusat di lahan khusus Abu Bakar Ali, lalu membuat jalur pedestrian di sisi timur dan barat jalan, kemudian kebijakan bebas kendaraan bermotor saat waktu tertentu, dan kali ini menata para PKL.
Baca juga: Kunjungan Harian Malioboro Yogyakarta Saat Libur Lebaran Tak Sampai 1.000 Orang