TEMPO.CO, Mataram - Kementerian Pariwisata meminta pengusaha wisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat atau NTB bersiap untuk perhelatan MotoGP Mandalika yang akan berlangsung pada Oktober 2021.
Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hanifah Makarim mengatakan, jika selama pandemi Covid-19 jumlah kunjungan wisatawan turun, itu adalah saat yang tepat untuk berbenah dan mempersiapkan diri demi agenda wisata yang lebih besar.
"Saya sedih karena banyak toko yang tutup. Meski begitu, kondisi di Lombok masih lebih baik dibanding Bali," kata Hanifah dalam pertemuan antara perusahaan teknologi pendanaan atau financial technology (fintech) dengan pengusaha wisata Lombok di Hotel Astoria Mataram, NTB, Senin 5 April 2021. Ketika denyut kedatangan wisatawan sudah mulai menggeliat, pengusaha wisata sulit bergerak karena terganjal modal untuk menggerakan bisnisnya lagi.
Pada kesempatan itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempertemukan dua perusahaan fintech berizin, yakni Amalia yang berbasis syariah dan Koinworks yang berbasis konvensional, dengan 54 perusaha wisata. Para pengusaha pariwisata ini bergerak di bidang kuliner, kerajinan atau kriya, hingga fashion.
Hanifah menghadirkan perusahaan fintech kepada pengusaha pariwisata karena lebih mudah mendapatkan pinjaman modal buat yang tidak memiliki aset untuk dijadikan agunan. "Mekanisme pinjaman di fintech juga jauh lebih mudah," katanya. Menurut dia, sekitar 92 persen pengusaha wisata membiayai sendiri bisnisnya saat awal bergerak, sedangkan yang mengenal bank sekitar 24 persen.
Foto udara pembangunan hotel Pullman di Kawasan pariwisata The Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Ahad, 21 Desember 2020. Hingga Desember 2020 ITDC mencatat ada 13 investasi senilai Rp.2,885 triliun untuk The Mandalika guna membangun sebelas akomodasi berupa hotel serta dua fasilitas pendukung berupa Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) atau pengolahan air bersih dan pompa bensin. ANTARA/Ahmad Subaidi
Pemerintah berharap para pengusaha pariwisata dapat bangkit dan mulai membenahi usahanya sebelum agenda MotoGP Mandalika berlangsung. Hanifah memberikan gambaran, ajang balap sepeda motor MotoGP Mandalika mampu mendatangkan 150 ribu penonton. Wisatawan yang datang dari dalam dan luar negeri akan membutuhkan sekitar 50 ribu kamar untuk menginap.
Sementara jumlah kamar hotel yang tersedia saat ini baru 15 ribu unit. Sebab itu, Hanifah mendorong pengusaha wisata yang masih punya lahan untuk mendirikaan homestay atau penginapan. Pengusaha wisata juga dapat bergerak di bidang jasa transportasi, seperti persewaan mobil dan sepeda motor motor, atau kuliner khas daerah.
Bagi pengusaha fashion, Hanifah mendorong agar membuat kreasi kalung masker dengan berhias mutiara. Seperti diketahui, Lombok adalah daerah penghasil mutiara budidaya. "Wisatawan yang datang tidak hanya mau nonton MotoGP, tapi juga butuh makan dan mencari suvenir," katanya.
Pengusaha Bandar Sambal Lombok, Askar Daeng Kamis yang juga mengelola marketplace Ltprix, meminta dukungan pemasaran secara digital sehingga mampu menjangkau wilayah yang lebih luas. Menurut dia, pandemi Covid-19 menuntut pengusaha berkreasi guna memperluas pasar. "Pengusaha tidak boleh habis akal karena ada sektor bisnis yang tetap bisa berkembang," katanya. Misalkan bisnis digital, kuliner, hingga jasa pengantaran atau ekspedisi.
Baca juga:
191 Makam Warga Direlokasi untuk Area Sirkuit MotoGP Mandalika