TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan kondisi pariwisata Bali yang mulai bergerak. Sandiaga membandingkan bagaimana kondisi saat dia mulai bertugas pada Desember 2020 dengan sekarang.
"Pada Desember 2020, kondisinya lesu luar biasa. Tapi seiring kepatuhan pada protokol kesehatan dan dimotivasi, setiap bulan saya pantau perkembangannya," kata Sandiaga di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 3 April 2021. Pada kesempatan itu, Sandiaga sedang berkunjung ke objek wisata alam di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, yang dikenal dengan Nepal van Java.
Sandiaga menjelaskan sebab Bali menjadi penting dalam pergerakan pariwisata Indonesia. Sebagian besar pendapatan Provinsi Bali berasal dari pariwisata. Begitu juga penduduknya yang mayoritas bekerja di sektor wisata dan industri kreatif. Bali juga menjadi desatinasi wisata yang sudah populer sampai mancanegara.
"Destinasi wisata nomor satu kita adalah Bali," kata Sandiaga Uno. Jika pada Desember 2020 kondisi pariwisata masih lesu, pada Maret 2021, menurut dia, kegiatan pariwisata di Bali mulai bergerak. Bulan lalu, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan 3.600 wisatawan domestik per hari ke Bali. Kenyataannya, pergerakan wisatawan domestik mencapai 4.500 orang setiap hari di Bali.
Calon penumpang pesawat di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Minggu, 3 Januari 2021. ANTARA/Fikri Yusuf
Baca juga:
Dosen Pariwisata Universitas Udayana Ungkap Ada Pseudo Ekowisata di Bali
Hingga Sabtu, 3 April 2021, Sandiaga Uno kembali menerima kabar baik. "Hari ini, saya mendapat laporan jumlah kunjungan wisatawan domestik di Bandara Ngurah Rai Bali dalam dua hari berturut-turut menembus angka 8.000 orang," katanya. Jika sebelum pandemi Covid-19 angka kunjungan ke Bali sekitar 16 ribu orang per hari, kondisi ini sudah mencapai 50 persen dari masa normal.
"Kabar ini memang melegakan hati, namun harus tetap waspada karena sekarang masih pandemi Covid-19," kata. "Meningkat jumlah wisatawan tetap harus mematuhi protokol kesehatan."