TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan larangan mudik lebaran tahun ini diprediksi akan mempengaruhi sektor transportasi dan pariwisata. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berpendapat kebijakan itu membuat masyarakat akan beralih untuk menghabiskan waktu lebaran dengan staycation di wilayahnya.
"Mungkin ada kondisi yang lebih baik kalau bicara staycation, mungkin ada sedikit peningkatan (dibandingkan tahun lalu)," kata Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani, Senin, 29 Maret 2021.
Menurut Hariyadi, masyarakat akan lebih berani untuk staycation karena proses vaksinasi Covid-19 sudah berjalan. Namun saat ini, ia belum melihat ada efek signifikan terkait larangan mudik dengan peningkatan jumlah staycation.
Selain itu, Hariyadi berpendapat larangan mudik tahun ini akan membuat kondisi sama seperti libur lebaran tahun lalu. Daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata diprediksi akan kehilangan pemasukan karena kebijakan pembatasan.
"Yang jelas bukan hanya sektor hotel, tapi akan berimbas ke sektor lain, retail pasti terpukul, transportasi juga," kata Hariyadi.
Menurut dia, dalam kondisi normal sebelum pandemi, hotel-hotel yang berada di tempat tujuan orang-orang biasa mudik sambil berwisata seperti Bandung, Solo, Malang dan Yogyakarta, hotel-hotel punya tingkat okupansi 70-90 persen saat libur lebaran. "Kalau sekarang mungkin hanya separuhnya," ujarnya.
Baca juga: Larangan Mudik Lebaran Diprediksi Memukul Kembali Sektor Pariwisata