TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro di DIY akan diperpanjang kembali hingga 5 April 2021.
"Perpanjangan PPKM Mikro bisa menekan angka konfirmasi kasus positif Covid-19," ujar Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji, Kamis, 18 Maret 2021.
Meski diperpanjang, Aji mengatakan pada masa PPKM Mikro tahap keempat ini ada kebijakan baru di sektor wisata, khususnya bidang event dan pertunjukan seni budaya. "Pertunjukan seni budaya bisa digelar lagi namun maksimal penontonnya hanya sebanyak 25 persen dari kapasitas tempat,” kata Aji.
Sejak setahun terakhir, event wisata serta pertunjukan seni budaya di Yogya nyaris tidak dilakukan. Padahal sektor ini menjadi magnet utama wisatawan. Misalnya saja Sendratari Ramayana di Candi Prambanan atau seni tradisional yang kerap mengisi berbagai pagelaran, hampir seluruhnya hanya digelar secara daring.
"Pertunjukan seni budaya tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Aji.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menargetkan sektor pariwisata di Sleman harus mulai bangkit tahun ini. Menurut dia, sektor pariwisata menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 25 persen. Namun adanya pandemi Covid-19 ini sektor pariwisata juga merasakan imbasnya.
Hal ini terbukti dari penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman. Pada 2018, jumlah kunjungan sebanyak 8 juta wisatawan, pada 2019 sebanyak 10 juta wisatawan dan pada 2020 lalu kunjungan menurun menjadi 4 juta wisatawan.
“Kami akan berdiskusi terkait pariwisata di Kabupaten Sleman untuk dipersiapkan sebaik mungkin,” kata Purnomo.
Menurut dia, diperlukan inovasi untuk lebih mengangkat pariwisata di Kabupaten Sleman. Ia juga berharap sektor pariwisata terus berkolaborasi dengan sektor lainnya guna menggali potensi untuk dikembangkan ke depan.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suci Iriani mengatakan bahwa kebangkitan sektor pariwisata dapat membantu mengangkat subsektor lainnya seperti UKM, bidang jasa dan lainnya. Menurut dia, saat ini Sleman sedang mengembangkan Sport Tourism.
Event yang telah berjalan, yaitu Sleman Temple Run dan Tour de Prambanan. “Kami berharap event Sleman Temple Run pada tahun ini tetap bisa dilaksanakan untuk menarik minat wisatawan datang ke Sleman,” kata Suci.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi juga mengantisipasi agar pertumbuhan ekonomi tahun ini tak jeblok lagi seperti 2020 gara gara geliat sektor wisata hancur akibat merebaknya Covid-19. Pandemi telah jadi pukulan telak bagi Yogyakarta yang denyut nadi ekonominya sangat bergantung dengan aktivitas pariwisata.
"Pertumbuhan ekonomi Yogya tahun 2020 sebelumnya diprediksi mencapai 5,2 persen justru jeblok hingga mencapai angka minus 0,81 persen," kata Heroe.
Fokus terhadap pencegahan penyebaran pandemi, ujar Heroe, menyebabkan penanganan pada aspek lain yang sebelumnya menjadi prioritas menjadi tertunda, khususnya pengembangan dan promosi wisata Yogyakarta. "Pada sektor pariwisata dan budaya untuk tahun ini juga dimulai lagi promosi dan penguatan kampung wisata," kata dia.
Baca juga: Wisata ke Yogyakarta, Arsitektur Bangunan di 4 Kawasan Ini Tak Bakal Berubah