TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan menyampaikan persoalan utama yang sedang dihadapi demi keberlanjutan Candi Borobudur. Masalahnya adalah jumlah wisatawan yang masuk ke Candi Borobudur telah melebihi kapasitas.
Pada 2019, jumlah wisatawan yang datang ke Candi Borobudur mencapai 3,3 juta orang atau sekitar 9.000 orang perhari. Sementara studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan idealnya kawasan puncak Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap hari.
"Pemerintah akan menerapkan wisata berkualitas di Borobudur," kata Luhut Pandjaitan saat berkunjung ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur, Jumat 13 Maret 2021. Luhut mengutip Rencana Induk 1979 yang berisi rencana pengelolaan Borobudur yang telah disiapkan sejak masa Pemugaran I (1973-1983) dalam master plan Borobudur Prambanan National Archaelogical Park yang disusun oleh Japan International Cooperation Agency atau JICA (1979).
Baca juga:
Borobudur Highland Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Perbukitan Menoreh
Di dalam rencana induk itu tercantum beberapa zona pembagian wisata Borobudur yang meliputi:
- Zona 1: Zona pelestarian Candi Borobudur
- Zona 2: Zaman arkeologi Borobudur dengan subtema Historical Education Park sebagai Traditional Culture Park
- Zona 3: Zona pengembangan hanya untuk permukiman, termasuk Candi Pawon, Candi Mendut, dan benda-benda purbakala lainnya, termasuk pengembangan fasilitas pariwisata, seperti hotel, restoran, dan jasa pariwisata.
- Zona 4: Area pelestarian panorama bersejarah
- Zona 5: Area Taman Purbakala Nasional
Petugas Balai Konservasi membersihkan bangunan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Merapi pada Senin 22 Juni 2020. (ANTARA/Heru Suyitno)
Luhut Pandjaitan mengatakan, wisatawan yang datang ke Borobudur tak selalu harus masuk Candi Boroudur dan menaiki setiap undakan candi. Sejumlah titik di sekitar Candi Borobudur juga bisa menjadi destinasi wisata menarik, seperti Kampung Seni Borobudur, Kembanglimus Community Center, Gerbang Palbapang, Kawasan Candi Pawon, Concourse Candi Borobudur, dan Lahan Otorita.
Luhut Pandjaitan menyinggung pembahasan rapat koordinasi tentang tindak lanjut aksesibilitas, konektivitas, amenitas, atraksi, dan fasilitas penunjang untuk meningkatkan nilai pariwisata Borobudur. Aksesibilitas dan konektivitas meliputi jalan, transportasi, serta jaringan internet, dan telekomunikasi.
Amenitas meliputi penataan kawasan candi, homestay beserta seluruh fasilitasnya. Ke depannya, dia berharap ada peningkatan paket wisata dan aktivitas yang menjadi daya tarik atraksi. "Untuk meningkatkan kualitas wisata, masyarakat perlu mendapatkan pelatihan di bidang pariwisata sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru," ujar Luhut.
Para akademikus di sekitar kawasan Candi Borobudur dapat melakukan studi tentang candi, sehingga muncul rasa memiliki dan tanggung jawab untuk melestarikan bangunan cagar budaya yang telah diakui dunia itu. "Candi Borobudur bisa menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional," katanya.