TEMPO.CO, Yogyakarta - Vaksinasi Covid-19 untuk pelaku usaha wisata di Malioboro Yogyakarta, dan sekitarnya berlangsung mulai Senin sampai Sabtu, 1 - 6 Maret 2021. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, dari target 19.200 masyarakat di kawasan itu yang divaksinasi, yang hadir 17.240 orang.
"Dari jumlah orang yang datang, yang memenuhi syarat dan bisa divaksinasi sebanyak 16.354 orang atau sekitar 85,18 persen," kata Emma, Minggu 7 Maret 2021. Vaksinasi Covid-19 di Malioboro Yogyakarta ini diikuti oleh pedagang kaki lima, pedagang pasar, karyawan toko, kusir, dan pengemudi becak.
Terdapat tiga titik vaksinasi Covid-19, yakni di Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali. Setiap hari dijadwalkan sekitar 3.200 orang di kawasan itu yang menerima vaksin. Namun target tersebut nyaris tak pernah mencapai 100 persen. "Kehadiran peserta vaksinasi terbanyak setiap harinya di Beteng Vredeburg," ujar Emma.
Ada berbagai faktor yang membuat masyarakat penerima undangan tidak datang saat vaksinasi Covid-19. Emma menjelaskan, yang tidak datang vaksinasi sebagian besar karena waktunya bersamaan dengan kegiatan lain atau masih masuk jam kerja. Sementara mereka yang datang ke pos vaksinasi Covid-19 namun tidak disuntik vaksin umumnya karena kondisi kesehatan yang tidak memenuhi syarat. Misalkan hiperensi, gula darah belum terkontrol, dan lainnya.
Bagi masyarakat yang memiliki undangan vaksinasi Covid-19 namun belum dapat hadir di tiga posko di sekitar Malioboro kemarin, bisa tetap mendapatkan vaksin. Caranya, mulai besok, Senin 8 Maret 2021, datanglah ke puskesmas terdekat dan mengkonfirmasi diri untuk disuntik vaksin.
Mereka yang hendak mendapat vaksinasi Covid-19 di puskesmas sebaiknya melapor dulu karena bisa jadi setiap puskesmas punya kuota vaksin dan jadwal vaksinasi yang berbeda. Adapun yang belum punya undangan vaksinasi Covid-19, tak bisa ujug-ujug datang dan minta divaksin.
Yang belum mendapatkan undangan vaksinasi Covid-19 dapat mendaftar di Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dan mengetahui tempat layanan dan jadwal vaksinasi di corona.jogjakota.go.id. Mereka akan dilayani oleh petugas puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat mulai Senin, 8 Maret 2021.
Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan sebagian orang yang belum disuntik vaksin Covid-19 awalnya merasa takut. "Karena ada hoax tentang keamanan vaksin. Tapi mereka kemudian sadar dan segera ikut antre mendapatkan vaksinasi," kata Heroe.
Baca juga:
Lowongan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Tutup, Ada Pelamar yang Masih Kuliah
Hanya saja, lantaran kedatangan mereka tidak pada jam layanan sesuai undangan, maka vaksinasi mereka dialihkan dijadwalkan ulang. Heroe Poerwadi yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta menambahkan, antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid-19 sangat tinggi. "Banyak yang datang ke posko, meskipun belum mendaftar," katanya.
Mengetahui atusiasme itu, pemerintah Kota Yogyakarta menyebar layanan vaksinasi Covid-19 ke puskesmas dan sejumlah fsilitas kesehatan agar tidak terjadi antrean dan kerumunan. Bagi yang sudah mendapatkan undangan untuk vaksinasi harus membawa KTP.
Mulai Senin, 8 Maret 2021, pemerintah Kota Yogyakarta juga melakukan vaksinasi dengan sasaran lanjut usia atau lansia. Saat ini lansia yang mendaftar sebanyak 12 ribu dari 46 ribu lansia yang terdata Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengimbau masyarakat yang sudah mendapatkan undangan vaksinasi supaya datang sesuai jadwal. Tujuannya, menghindari antrean panjang dan kerumunan. Menurut dia, banyak peserta vaksinasi massal datang tidak sesuai jadwal. "Di undangan tertulis hari Senin, tapi datangnya hari Selasa," ujarnya.
Haryadi juga menginstruksikan agar vaksinator memprioritaskan peserta yang datang tepat waktu. Sementara yang tidak hadir langsung dijadwalkan ulang. Haryadi mengatakan vaksinasi ini penting untuk melindungi diri dan orang lain. "Kami berharap vaksinasi dapat membangkitkan kembali ekonomi," katanya.
Vaksinasi Covid-19 untuk pelaku usaha wisata di Malioboro Yogyakarta yang berlangsung selama enam hari melibatkan 280 tenaga medis, yang terdiri dari dokter, suster, dan vaksinator. Tenaga kesehatan ini berasal dari 18 puskesmas dan sebelas rumah sakit di Kota Yogyakarta serta dua klinik Polri.