TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta membuat lima rute wisata sepeda pada September 2020. Rute gowes ini melintasi berbagai perkampungan. Penduduk kampung dan pegiat wisata berkolaborasi membuat paket wisata sepeda yang menarik wisatawan.
Bukan sekadar menikmati kuliner, bangunan bersejarah, kesenian tradisional, dan suasana khas di setiap perkampungan, kini ada paket wisata sepeda baru yang diinisiasi oleh startup Pemerintah Kota Yogyakarta, JogjaBike. "Wisatawan yang mengambil paket wisata sepeda juga bisa beramal kepada masyarakat tak mampu yang terdampak pandemi Covid-19," ujar pendiri dan pengembang JogjaBike, Triyanto, Sabtu 20 Februari 2021.
Triyanto menjelaskan, kegiatan amal sembari wisata sepeda blusukan kampung ini demi membangkitkan empati masyarakat, tak terkecuali wisatawan kepada mereka yang terdampak pandemi. Jadi, ketika wisatawan gowes menyusuri kampung wisata, ada sesi beramal dengan menyambangi rumah penduduk yang tak mampu. Saat itu wisatawan dapat memberikan kebutuhan pokok atau apapun untuk meringankan beban masyarakat miskin tadi.
Wisatawan kini bisa gowes menyusuri perkampungan di Yogyakarta melalui wisata sepeda sembari membantu masyarakat miskin. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Paket wisata sepeda sembari sedekah ini sudah mulai pada Sabtu 20 Februari 2021. Hari ini, para wisatawan pesepeda blusukan ke perkampungan di kawasan Dagen, Sosrowijayan, hingga situs Tamansari. Selain memberikan bantuan secara langsung kepada masyarakat miskin, wisatawan juga dapat berbagi dengan cara menyambangi kampung wisata yang memiliki sentra UMKM kerajinan. Seperti diketahui, pengusaha mikro, kecil, menengah turut terimbas pandemi Covid-19.
Contoh kolaborasi JogjaBike dengan kampung batik jumputan di Celeban, Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Wisatawan bisa mampir ke sana, belanja, sembari membantu para perajin batik di kampung itu. Batik-batik karya perajin kampung Tahunan itu dipajang di Kafe Rite, agar wisatawan leluasa memilih sembari minum kopi.
Para perajin batik jumputan memajang karya mereka di sebuah kafe di Kampung Celeban, Tahunan, Yogyakarta, yang menjadi titik singgah wisata sepeda. TEMPO | Pribadi Wicaksono
"Jadi seusai gowes sambil berbagi, wisatawan istirahat, berbelanja batik sembari ngopi," kata Triyanto yang juga Komisaris Utama JogjaBike. "Semua upaya ini demi membantu perajin." Tak sembarang karya perajin dipajang di kafe itu. Produk mereka harus lulus seleksi pengelola kafe dan perkumpulan perajin.
Triyanto melanjutkan, paket wisata sepeda ini dapat diterapkan di wilayah perkampungan dan rute lain di Kota Yogyakarta. Dengan begitu, wisatawan tak hanya lewat, namun juga mampir, menikmati, dan tergerak untuk berbagi. Kendati jumlah kunjungan wisatawan masih seret, Triyanto yakin masih ada harapan bagi pariwisata untuk bangkit. Buktinya, menurut dia, masih banyak pengunjung kafe yang letaknya nyempil di perkampungan Yogyakarta dan menawarkan menu seadanya.
Wisata sepeda Yogyakarta menggandeng UMKM di perkampungan, seperti warung dan kafe sebagai titik singgah wisatawan. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Pengelola sekaligus pemilik kafe Kopi Rite di Kampung Tahunan Yogyakarta, Jaka Susanta mengatakan paket wisata sepeda blusukan kampung menjadi alternatif untuk menggeliatkan perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19. "Wisaatawan lebih santai menikmati suasana perkampungan Yogyakarta, menyantap makanan dan minumannya, serta belanja produk kerajinan langsung dari pembuatnya," ujarnya.
Baca juga:
Yogyakarta Punya 5 Jalur Wisata Sepeda, Cek ke Mana Saja Rutenya