Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuliner Indonesia Kue Batang Buruk, Berawal dari Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Reporter

image-gnews
Kuliner khas Riau, Kue Batang Buruk. Dok.Kemdikbud
Kuliner khas Riau, Kue Batang Buruk. Dok.Kemdikbud
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nusantara kaya akan ragam kudapan khas yang lezat dan unik. Kuliner Indonesia satu ini salah satunya. Kue batang buruk yang rasanya sama sekali tak buruk.

Kue tradisional dari Provinsi Riau ini masih eksis hingga seksrang. Kue ini dibuat dari tepung gandum dicampur dengan tepung beras dan tepung kelapa yang diuli.

Saat disajikan, kue berukuran kecil ini berlumuran adonan berisi campuran serbuk kacang hijau goreng, gula halus dan susu bubuk atau susu kental manis. Rasa manis dan gurihnya tentu bisa menggoyang lidah.

Di balik rasanya yang enak, kue ini menyimpan sejarah menarik. Nama kue batang buruk berawal dari kisah seorang putri raja yang jatuh cinta.

Menurut laman Balai Pelestarian Nilai Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kue ini sudah dikenal sejak empat abad silam. Wan Sendari, putri sulung Baginda Raja Tua dikisahkan memendam rasa cinta kepada seorang pria bernama Raja Andak dengan gelar Panglima Muda Bintan.

Namun sayang, cinta sang putri hanya bertepuk sebelah tangan. Sang pujaan hati justru lebih memilih Wan Inta, adik kandung Wan Sendari.

Sang putri yang sedang patah hati itu berusaha mengusir kegalauannya dengan menyibukkan diri mencoba sebuah resep masakan baru di dapur istana kerajaan. Ia pun berhasil membuat sebuah kue ringan unik, yang jika digigit, maka kue akan hancur berderai. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kue buatan sang putri kemudian disajikan kepada para tamu kerajaan, termasuk Raja Andak. Namun saat para tamu menikmati kue, mendadak mereka harus menahan malu lantaran kue-kue yang sudah lumat di dalam mulut para tamu mendadak berjatuhan.

Serpihannya berserak memenuhi sebagian pakaian kebesaran yang mereka kenakan. Mereka pun merasa malu dan hanya bisa tertunduk karena merasa kerepotan memakan kue buatan sang putri. Tetapi tidak dengan Raja Andak, pria pujaan Wan Sendari. Hanya panglima muda ini saja yang memakan kue tetapi tidak satu pun serpihan kue yang mengotori baju kebesarannya.

Rupanya Panglima Muda Bintan memegang teguh filosofi di Kerajaan Bintan. “Biar pecah di mulut asal jangan pecah di tangan,” begitu bunyi filosofi yang berkembang saat itu. Ini menggambarkan bagaimana seorang bangsawan mempunyai etika pada saat makan. Tak terkecuali ketika sedang mencicipi sebuah kudapan. 

Kuliner Indonesia ini biasanya dihidangkan saat hari raya Idul Fitri tiba. Kue batang buruk juga biasanya dijadikan hantaran untuk keluarga.

Baca juga: Wisata Kuliner Aceh Kue Timpan Rasa Srikaya, Durian, Kelapa, Pisang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Pemalsuan Surat Tanah, Terancam Penjara 8 Tahun

5 hari lalu

Penjabat Wali Kota Tanjungpinang Hasan ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan surat tanah, Jumat, 19 April 2024. Foto: ANTARA/Ogen
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Pemalsuan Surat Tanah, Terancam Penjara 8 Tahun

Polres Bintan menetapkan Pj Wali Kota Tanjungpinang Hasan tersangka pemalsuan dokumen


Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

7 hari lalu

MA diamankan Polda Riau karena diduga memanipulasi suara hakim MK soal sengketa hasil pilpres. ANTARA/HO-Polda Riau
Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

Polda Riau menciduk seorang pria di Rokan Hilir Riau karena mengedit suara hakim MK soal putusan sengketa pilpres. Ada narasi jogetin aja.


Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

10 hari lalu

Pengunjung berfoto dengan latar belakang Istana Siak Sri Inderapura ketika mengisi libur akhir tahun di Kabupaten Siak, Riau, Minggu 30 Desember 2018. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.


Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

17 hari lalu

Potret anak Gajah Sumatera yang baru lahir. ANTARA
Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.


Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

31 hari lalu

Ilustrasi pemerkosaan anak.. hindustantimes.com
Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

Mahasiswa yang menyetubuhi anak di bawah umur diciduk polisi Riau. Terungkap setelah korban cerita ke orang tua.


BMKG Deteksi 139 Titik Panas di Pulau Sumatra, Riau dan Sumbar Terbanyak

35 hari lalu

Ilustrasi - Petugas gabungan dari Direktorat Sabhara Polda Sumatera Utara, KPH XIII Dolok Sanggul, KPH XIV Dairi dan KPH IV Toba berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Simulop, Pangururan, Samosir, Sumatra Utara. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/WS/wsj.
BMKG Deteksi 139 Titik Panas di Pulau Sumatra, Riau dan Sumbar Terbanyak

Provinsi Riau menjadi lokasi terbanyak, yakni 40 titik panas, diikuti Sumatra Barat 32 titik.


BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

38 hari lalu

Peta sebaran titik api di Indonesia, 23 Oktober 2015. satelit.bmkg.go.id
BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

BMKG mendeteksi 119 titik panas di Sumatera. Provinsi Riau menjadi lokasi terbanyak, yakni 51 titik panas.


5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

38 hari lalu

Tim dari BKSDA sedang memeriksa kematian seekor anak gajah di Desa Gampong Baroh Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya. Kredit: ANTARA/HO
5 Kasus Kematian Gajah, Mayoritas Diracun

Kasus gajah yang mati akibat diracun telah lama terjadi di Indonesia. Beberapa terjadi karena ingin mengambil gadingnya


Rekapitulasi Suara KPU: Prabowo-Gibran Unggul di Riau, Raup 1,9 Juta Suara

42 hari lalu

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari (kanan) menyapa anggota Bawaslu saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional di Gedung KPU, Jakarta, Senin, 11 Maret 2024. KPU memulai rapat rekapitulasi nasional untuk 38 provinsi. TEMPO/Subekti.
Rekapitulasi Suara KPU: Prabowo-Gibran Unggul di Riau, Raup 1,9 Juta Suara

Pasangan Prabowo-Gibran meraup 1.931.113 suara dari total 3,6 juta suara sah.


Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Baju Bekas di Perairan Batam

53 hari lalu

 Tim Patroli Laut Bea Cukai menggagalkan penyelundupan baju dan sepatu bekas di perairan Batam dengan KM Arsyi II. ANTARA/HO-Bea Cukai Batam
Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Baju Bekas di Perairan Batam

Tim Patroli Laut Bea Cukai menggagalkan penyelundupan baju bekas dan sepatu bekas di perairan Batam Riau.