TEMPO.CO, Jakarta - Sejak September 2020, api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, yang menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Grobogan padam. Saat ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah tengah berupaya menyalakan kembali api tersebut.
Imam menjelaskan upaya pencarian titik gas tersebut menggunakan soil resistivity (geolistrik) atau alat untuk mengukur lapisan tanah dan menampilkan jebakan-jebakan atau jalur gas alam yang hasilnya akan tampak dalam bentuk tiga dimensi. Hasil dari pencarian titik gas tersebut, akan ditentukan titik mana yang paling besar, kemudian akan dieksploitasi atau dimanfaatkan.
"Gas dari titik yang paling besar tersebut akan disalurkan dengan menggunakan pipa ke lokasi destinasi wisata api abadi Mrapen," kata Imam.
Dengan langkah itu, Imam optimistis api abadi Mrapen akan kembali menyala pada tahun ini. "Pembangunan sekitar 3-4 bulan, jadi maksimal 6 bulan ke depan sudah ada hasilnya," kata dia.
Api abadi Mrapen diketahui padam sejak 25 September 2020. Berdasarkan keterangan Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto, sebelum padam, sempat ada semburan air bercampur gas saat pengeboran sumur tak jauh dari Mrapen.
Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat 2 Oktober 2020. Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Mengenai sumur di belakang minimarket yang diduga menyebabkan api abadi Mrapen padam, Imam mengatakan tidak akan ditutup. Sebab jika ditutup, justru berbahaya karena dikhawatirkan jalur gas yang sudah terbentuk secara alami bisa berubah dan bocor ke mana-mana.