Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Suku Bauzi, Pemburu Buaya di Tepi Sungai Memberamo Papua

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Permukiman Suku Bauzi di tepi Sungai Memberamo, Papua. Foto: Hari Suroto
Permukiman Suku Bauzi di tepi Sungai Memberamo, Papua. Foto: Hari Suroto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap suku di Papua memiliki karakter berbeda. Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, hidup dengan bercocok tanam, beternak babi, dan berburu di hutan. Ada penduduk Suku Asmat yang piawai membuat kerajinan ukiran kayu, warga Suku Abar yang pandai membuat kerajinan gerabah, dan banyak lagi ciri khas dari setiap suku di Papua.

Suku Bauzi yang tinggal di tepi Sungai Memberamo Raya juga memiliki karakter berbeda. Sungai Memberamo yang merupakan sungai terpanjang dan terlebar di Papua menjadi sumber kehidupan bagi Suku Bauzi. "Sungai ini menjadi sarana transportasi sekaligus habitat alami buaya," kata peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 29 Januari 2021.

Suku Bauzi terkenal sebagai pemburu buaya dan ular. Bagi mereka, daging buaya dan ular adalah makanan terbaik di dunia. Rasanya lezat, lembut, dan gurih. Daging buaya dan ular ini biasanya dimasak dengan cara dipanggang di atas perapian, dimakan bersama sagu, pisang bakar, atau sukun.

Dalam berburu buaya, pria Suku Bauzi akan merajut dan menjalin tali berbahan serat pohon melinjo. Tali ini dibuat dengan simpul seperti tali laso. Setelah tali siap, mereka naik perahu menuju bagian Sungai Mamberamo yang diperkirakan menjadi sarang buaya.

Perburuan buaya berlangsung pada siang hari, tepat saat matahari berada di atas kepala. Setiba di sekitar habitat buaya, seorang pria Suku Bauzi turun dari perahu dan berenang sambil membawa beberapa utas tali. "Dia mencari bayangan buaya di dasar sungai," kata Hari Suroto.

Suku Bauzi yang tinggal di sepanjang Sungai Memberamo, Papua. Foto: Hari Suroto

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:
Tradisi Makan Papeda di Kampung Abar Papua, Belum Habis Tak Boleh Pulang

Jika melihat seekor buaya, maka dengan hati-hati dia menyelam dan mendekati buaya dari belakang. Pemburu itu berenang ke arah kepala buaya untuk memastikan apakah matanya terbuka atau tertutup. Jika mata buaya terbuka, maka dia akan mundur secepatnya karena artinya buaya itu terjaga dan berbahaya.

Apabila mata buaya tertutup, dengan secepat kilat pemburu tersebut melingkarkan seutas tali pada moncong buaya dan tali lainnya di kedua kaki depan buaya. Lantas pemburu itu berenang dengan cepat ke tepi sungai. Ujung-ujung tali tadi diserahkan ke pemburu lain yang sudah menunggu di tepi sungai. Mereka kemudian beramai-ramai menarik buaya itu ke darat.

Suku Bauzi di Papua memanfaatkan seluruh bagian buaya hasil buruan. Dagingnya dimakan, kulitnya dijual, tengkorak dan giginya dipakai sebagai hiasan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

10 jam lalu

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.


Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

3 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.


TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

5 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

5 hari lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

5 hari lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

5 hari lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

5 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

6 hari lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

6 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

7 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.