TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam mulai membatasi penerbangan internasional yang membawa pulang warga negaranya dari luar negeri hingga akhir masa Tahun Baru Imlek di pertengahan Februari mendatang.
Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc menyebut bahwa kebijakan itu dibuat untuk mengurangi risiko Covid-19. Tahun Baru Imlek merupakan momentum penting di Vietnam karena masyarakat biasanya berkumpul dengan banyak orang dalam ruangan.
"Juga seiring dengan virus Covid-19 varian baru yang tengah menyebar di seluruh dunia, hanya penerbangan penting yang telah mendapat izin dari kementerian kesehatan, luar negeri, pertahanan, keamanan publik, dan transportasi yang boleh masuk Vietnam," kata Phuc.
Usai periode Imlek, Kementerian Transportasi akan mengkaji kemungkinan pembukaan kembali penerbangan internasional.
Vietnam telah menangguhkan semua penerbangan internasional komersial yang masuk ke negaranya sejak akhir Maret 2020. Namun pemerintah menjalankan penerbangan repatriasi untuk membawa pulang warga negara Vietnam yang terjebak di negara lain selama pandemi.
Beberapa penerbangan khusus yang membawa para pakar dan investor asing juga diizinkan masuk. Namun semua penumpang wajib menjalankan karantina 14 hari.
Pada Selasa, 5 Januari lalu, Vietnam menutup pintunya bagi pesawat yang berasal dari negara-negara dengan kasus varian baru Covid-19 seperti Inggris dan Afrika Selatan. Berkat aturan ketat dalam hal karantina dan penelusuran kontak, Vietnam berhasil menangani wabah Covid-19 di negaranya.
Vietnam mencatatkan kasus Covid-19 drngan jumlah relatif sedikit dibandingkan negara-negara lain, yaitu sebesar 1.513 kasus dan 35 kematian. Saat ini, terhitung 38 hari nihil kasus penularan lokal Covid-19 di Vietnam.