Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Survival Saat Trekking di Papua, Wisatawan Mancanegara Biasanya Bawa Chef

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Cendrawasih Unik yang Ditemukan di Tambrauw, Papua. Dok. Kementerian Pariwisata
Cendrawasih Unik yang Ditemukan di Tambrauw, Papua. Dok. Kementerian Pariwisata
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aktivitas seru saat berwisata ke Papua adalah melakukan trekking. Kegiatan luar ruang yang dilakukan dengan berjalan kaki ini membutuhkan stamina prima dan persiapan matang.

Wisatawan yang datang ke Papua biasanya melakukan trekking untuk bird watching atau mengamati burung secara langsung. Dan burung yang kerap diincar untuk pengamatan adalah burung cenderawasih. "Aktivitas bird watching ini memberikan pengalaman tersendiri untuk wisatawan," kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua kepada Tempo, Minggu 3 Januari 2021.

Saat melakukan trekking untuk mengamati perilaku burung cenderawasih, menurut Hari Suroto, wisatawan harus masuk ke dalam hutan dan mencari tempat favorit burung 'surga' tersebut. "Biasanya burung cenderawasih akan menari dan berkicau di pohon kesayangannya pada pagi hari," ucapnya.

Sebab itu, peserta wisata bird watching harus menginap di hutan untuk menantikan momentum spesial tersebut. Ketika blusukan ke dalam hutan, Hari Suroto melanjutkan, wisatawan mancanegara biasanya mengajak serta juru masak atau koki yang memiliki spesialisasi memasak bahan-bahan alami dari hutan alias jungle chef.

Berada selama beberapa hari di hutan, rombongan trekking tak selalu dapat mengandalkan perbekalan yang mereka bawa saat berangkat. Jika belum juga menemukan burung cenderawasih yang bisa diamati dengan baik, maka durasi berada di hutan bisa lebih lama. Dan stok perbekalan kian menipis.

Saat itulah jungle chef beraksi. Rombongan trekking harus memanfaatkan potensi di dalam hutan, terutama tumbuh-tumbuhan yang bisa dikonsumsi. Beberapa jenis tanaman yang mudah ditemui di hutan Papua adalah sayur melinjo. "Di Papua dikenal dengan nama sayur genemo," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, ini.

Pohon genemo tumbuh di pinggir hingga dalam hutan dengan vegetasi lebat. Masyarakat Papua memanfaatkan daun muda genemo untuk sayur, sedangkan buahnya dibakar kemudian dimakan seperti kacang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jenis tanaman lain di hutan Papua yang dapat dikonsumsi adalah sayur lilin yang wujud tanamannya seperti tebu. Sayur lilin terlihat sepintas seperti kumpulan telur ikan. Ada pula keladi yang dapat dimanfaatkan bagian umbi, batang, dan daunnya sebagai bahan makanan. Tanaman keladi banyak terdapat di tepi sungai atau area yang terpapar sinar matahari.

Selain jenis tanaman tadi, wisatawan trekking juga bisa survival atau bertahan hidup dengan makan sayur pakis, rebung, jantung pisang, pepaya, gedi hutan, daun singkong liar, daun ubi jalar liar, labu liar, dan jamur sagu. Semua tanaman itu mudah dijumpai di pinggir hutan, bekas kebun, atau lahan semi hutan.

Buah-buahan yang dapat ditemui di hutan Papua meliputi matoa, kedondong, langsat, durian, nangka, mangga, jambu air, jambu biji, salak, pinang hutan. Ada pula rambutan, pisang, tebu, sukun, enau, kacang hutan, buah merah, dan kelapa hutan. Beragam tumbuhan ini berbuah tergantung musim.

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di hutan dapat diperoleh dari serangga jenis tonggeret, belalang, kepompong ulat kedondong atau kepompong ulat daun pisang, serta ulat sagu. Bisa juga menangkap berbagai jenis ikan, kepiting, siput, dan udang di sungai.

Semua bahan makanan tersebut tentu saja organik dan segar. Proses pengolahannya juga tak perlu ribet. Buah-buahan dapat dikonsumsi langsung, sedangkan jenis tanaman bisa direbus atau dibakar, tergantung selera. Bumbunya, cukup dengan garam. Wisatawan mancanegara biasanya menyantap sayur-sayuran dalam bentuk mentah dan dikreasikan menjadi salad.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TNI Pastikan Jatuhkan Sanksi terhadap 13 Prajurit yang Siksa Warga Papua

1 jam lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Jatuhkan Sanksi terhadap 13 Prajurit yang Siksa Warga Papua

Sebanyak 13 prajurit TNI tersangka penganiayaan warga di Papua akan mendapat hukuman yang berbeda, sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.


Mulai April 2024, Ini Pajak yang Harus Dibayar Turis Berkunjung ke Barcelona

3 jam lalu

Barcelona. Unsplash.com/Dorian D1
Mulai April 2024, Ini Pajak yang Harus Dibayar Turis Berkunjung ke Barcelona

Berapa pajak yang harus dibayar turis yang berkunjung ke Barcelona?


Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

4 jam lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.


Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

6 jam lalu

Mahasiswa papua memegang poster bergambar penyiksaan oleh oknum TNI terhadap warga Papua mengikuti Aksi Kamisan 811 di seberang Istana Negara, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Dalam aksinya mahasiswa Papua mengecam penyiksaan yang dilakukan TNI kepada warga Papua yang belakangan menajdi sorotan publik karena videonya tersebar di media sosial. Mereka menuntut pelaku dipecat dan dihukum sesuai perbuatannya. TEMPO/Subekti.
Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

Komite HAM PBB membacakan temuan pelanggaran HAM di Indonesia, salah satunya isu extrajudicial killing terhadap orang Papua.


Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

20 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

23 jam lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

1 hari lalu

Peta Distrik Sarmi, Papua. google.com
Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

Yayasan Pusaka mengidentifikasi deforestasi di Papua Januari-Februari 2024 seluas 765,71 Ha meski Indonesia mendapatkan dana dari komunitas global.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

1 hari lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Perludem Sebut Sistem Noken dalam Pemilu Perlu Diubah, Ini Alasannya

1 hari lalu

Warga pegunungan memberikan hak pilihnya pada Pemilu serentak 2024 Sistem Noken di Kampung Algoni, Distrik Piramid, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 1.306.414 orang masuk dalam daftar pemilih tetap di Provinsi Papua Pegunungan yang akan menggunakan hak pilih untuk memilih presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten / Kota dan DPD. ANTARA / Gusti Tanati
Perludem Sebut Sistem Noken dalam Pemilu Perlu Diubah, Ini Alasannya

Perludem mencatat, dari 277 sengketa Pemilu 2024 yang masuk ke MK, hampir 10 persen terjadi di Papua Tengah.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

1 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.