Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Busana Masyarakat Papua: Sali, Yokal, Koteka, dan Aksesori Pemantik Api

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Sejumlah anak pria memainkan alat musik tradisional saat mengiringi para penari anak perempuan di rumah seni Sawinggrai, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat, 22 November 2019. Sanggar Tari juga menjadi wadah mempertahankan budaya asli anak Papua melalui tarian. TEMPO/Fardi Bestari
Sejumlah anak pria memainkan alat musik tradisional saat mengiringi para penari anak perempuan di rumah seni Sawinggrai, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat, 22 November 2019. Sanggar Tari juga menjadi wadah mempertahankan budaya asli anak Papua melalui tarian. TEMPO/Fardi Bestari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika para pria yang tinggal di pegunungan tengah Papua memiliki pakaian tradisional bernama koteka, perempuan Papua juga punya busana tradisional seperti rok. Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, pakaian bawahan tradisional perempuan Papua ini disebut sali atau yokal, tergantung siapa yang mengenakan.

"Sali adalah rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis," kata Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 26 Desember 2020. Sali biasanya dipakai oleh perempuan yang belum menikah. Sedangkan wanita yang sudah menikah mengenakan yokal.

Sali atau yokal ini dikenakan dalam acara adat atau festival budaya dan saat beraktivitas sehari-hari. Sekarang, sebagian perempuan Papua mengenakan rok modern yang mereka beli di pasar. Sementara koteka memiliki makna dan fungsi yang lebih beragam dari sekadar busana tradisional.

Hari Suroto menjelaskan, koteka memiliki bentuk yang berbeda tergantung dari mana pemakainya berasal. Suku Dani misalkan, memakai koteka yang lebih kecil, sementara Suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikat pada pinggang menggunakan sabuk rotan. Ada pula Suku Lani yang memakai koteka lebih besar dan pendek.

Masyarakat Suku Yali melengkapi koteka dengan tali rotan yang dililitkan ke badan. Bahan koteka Suku Yali adalah buah labu panjang yang dikosongkan isinya kemudian dikeringkan dengan dijemur di atas perapian. Setelah kering, labu tersebut dipasang di atas kemaluan pria, lalu diikat dengan tali rotan halus dan dililitkan ke pinggang hingga perut.

Devio Basten Tekege gunakan koteka ketika berada dalam ruang kuliah - (Devio For Jubi)/Teras.id

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyaknya lingkaran tali rotan di perut menunjukkan tingkat keberanian dan status seorang pria Suku Yali. Sebab, menurut Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, rotan hanya tumbuh di luar daerah Suku Yali. Dan masyarakat Suku Yali menganggap rotan hanya tumbuh di daerah musuh, sehingga harus menempuh risiko untuk mendapatkannya.

Bagi Suku Yali, lingkaran tali rotan dan koteka juga bukan sekadar pakaian dan perhiasan. Ada manfaat lain, yakni untuk membuat api. Para pria dari Suku Yali membuat api dengan menggunakan sebuah tali rotan yang melilit di pinggangnya sebagai korek api.

Caranya, ambil seutas tali rotan dengan panjang sekitar 60 sentimeter. Lilitkan tali rotan itu pada sepotong kayu yang diletakkan di atas tanah dan dikelilingi rumput serta dahan kering. Lalu, lelaki itu berdiri dengan masing-masing kaki menginjak ujung kayu.

Dengan tangan, pria Suku Yali akan menarik tali rotan yang dililitkan tadi dengan cepat, naik turun bergesekan dengan kayu hingga keluar asap dan api mulai menyala. Jika tali rotan terputus, artinya api sudah muncul dan membakar tali tersebut. Setelah itu, tutup sumber api di kayu tadi dengan rumput dan pria tersebut akan meniup sampai api membesar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Telusuri Misteri Kampung Adat Nusantara: Baduy, Kampung Ciptagelar hingga Cikondang

4 jam lalu

Warga baduy dalam melintasi jembatan bambu diperkampungan Baduy luar, Lebak, Banten, 17 April 2016. Banyaknya turis lokal yang berdatangan tidak membuat Suku Baduy meninggalkan kemurnian warisan budayanya. Tempo/ Aditia Noviansyah
Telusuri Misteri Kampung Adat Nusantara: Baduy, Kampung Ciptagelar hingga Cikondang

Berikut beberapa kampung adat yang bisa Anda kunjungi, antara lain di kampung Baduy, kampung ciptagelar hingga Cikondang


PPATK Buka Lowongan CPNS 2023, Segini Gaji dan Tunjangannya

1 hari lalu

Ilustrasi pelaksanaan Latsar CPNS. Foto/Istimewa
PPATK Buka Lowongan CPNS 2023, Segini Gaji dan Tunjangannya

PPATK menjadi salah satu instansi yang membuka seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2023.


Sisir Lagi Oksibil, Satgas Damai Cartenz Sebut Total Tembak 5 KKB Pembuat Onar

1 hari lalu

Satgas Damai Cartenz gabungan TNI Polri Klaim Lumpuhkan 4 KKB. Dok. Polri
Sisir Lagi Oksibil, Satgas Damai Cartenz Sebut Total Tembak 5 KKB Pembuat Onar

Satgas Damai Cartenz menembak satu lagi anggota KKB pembuat Onar di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua.


Film Dokumenter Sa Punya Nama Pengungsi, Sajikan Kondisi Pengungsi di Papua

2 hari lalu

Poster film dokumenter Sa Punya Nama Pengungsi karya JUBITV. Dok. JUBITV.
Film Dokumenter Sa Punya Nama Pengungsi, Sajikan Kondisi Pengungsi di Papua

Film dokumenter Sa Punya Nama Pengungsi ini mengisahkan masalah pengungsian di Papua yang harus tercerabut dari wilayah mereka sendiri.


Satgas Damai Cartenz Sebut Berhasil Tembak 4 KKB Pembuat Onar di Oksibil Papua

2 hari lalu

Satgas Damai Cartenz gabungan TNI Polri Klaim Lumpuhkan 4 KKB. Dok. Polri
Satgas Damai Cartenz Sebut Berhasil Tembak 4 KKB Pembuat Onar di Oksibil Papua

4 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pegunungan Bintang Papua dilumpuhkan oleh Satgas Damai Cartenz.


Tak Ada Pembahasan Isu Papua di Sidang Majelis Umum PBB Tahun Ini

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Ministerial Plenary Meeting of the Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) ke-13 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (20/9/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Tak Ada Pembahasan Isu Papua di Sidang Majelis Umum PBB Tahun Ini

Setelah Vanuatu terakhir angkat bicara pada 2021, tidak ada negara yang membahas isu Papua di Sidang Majelis Umum PBB tahun ini.


Trigana Air Layani Kembali Rute Penerbangan Jayapura-Oksibil

4 hari lalu

Sebuah pesawat Trigana Air ditembak oleh anggota kelompok separatis Papua saat lepas landas dari Bandara Dekai di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Pegunungan Papua, pada Sabtu (11/3/2023), menurut polisi. (ANTARA/Evarukdijati)
Trigana Air Layani Kembali Rute Penerbangan Jayapura-Oksibil

Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Oksibil Agus Hadi menyatakan Trigana Air kembali melayani penerbangan Jayapura-Oksibil pulang pergi.


Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil Papua Setelah Dinyatakan Aman

6 hari lalu

Sebuah pesawat Trigana Air ditembak oleh anggota kelompok separatis Papua saat lepas landas dari Bandara Dekai di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Pegunungan Papua, pada Sabtu (11/3/2023), menurut polisi. (ANTARA/Evarukdijati)
Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil Papua Setelah Dinyatakan Aman

Deputy Area Manager Papua Trigana Air Ahmad Irwan Rochendi mengatakan penerbangan kembali Jayapura-Oksibil masih menunggu "safety clearance".


Lestari Moerdijat: Perjuangan Perempuan Indonesia Belum Selesai

7 hari lalu

Lestari Moerdijat: Perjuangan Perempuan Indonesia Belum Selesai

Nilai-nilai dalam Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, harus menjadi dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


Pamit Main, Wanita Muda di Bogor Ditemukan Penuh Luka di Wajah dan Tangan

7 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Pamit Main, Wanita Muda di Bogor Ditemukan Penuh Luka di Wajah dan Tangan

Korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Polres Bogor Kota mengklaim sudah mengantongi identitas pelaku