TEMPO.CO, Yogyakarta - Dari lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman menjadi wilayah yang seluruh kecamatannya sudah masuk zona merah Covid-19 atau risiko tinggi penularannya.
Padahal saban tahun, Sleman adalah destinasi utama wisatawan yang menyambangi Yogya dengan tebaran wisata alam dan ratusan objek bernuansa pedesaannya.
Sebagai wilayah yang sudah mengumumkan seluruh kecamatannya masuk zona merah Covid-19, Kabupaten Sleman pun akan lebih berhati-hati menyambut libur akhir tahun ini. Terlebih hampir semua obyek wisata di wilayah itu telah beroperasi, kecuali destinasi-destinasi yang berada dalam radius 5 kilometer dari Gunung Merapi.
Dinas Kesehatan Sleman menyatakan sudah menyiapkan langkah khusus guna membendung potensi lonjakan kasus usai libur Natal dan Akhir Tahun.
“Kami siapkan program Minggu Tenang, khusus untuk menelusuri kasus Covid-19 usai libur natal dan akhir tahun ini,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, Sabtu, 12 Desember 2020.
Kebijakan itu diterapkan mulai 4 Januari 2021 hingga 10 hari ke depan usai libur panjang.
Joko menepis konsep ini sebagai
kebijakan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar yang sudah dijalankan ibu kota. Kebijakan Minggu Tenang ini lebih menyerupai kebijakan yang dijalankan Yogya saat awal pandemi merebak.
Kebijakan itu yakni mereka yang sehat dikarantina, sedangkan yang sakit diisolasi di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah atau di rumah. Lalu yang boleh kerja hanya pegawai tertentu seperti pegawai rumah sakit yang harus menangani mereka yang isolasi, dinas kesehatan, TNI atau polri, petugas stasiun, terminal atau bandara.
"Untuk karyawan yang lain dikenakan work from home (WFH)," kata Joko.
Selain itu dalam kebijakan Minggu Tenang ini, sekolah, tempat ibadah dan sarana umum lain sebisa mungkin dikosongkan sementara. "Kalau tidak benar-benar terpaksa tidak usah bekerja dari kantor atau ke luar kota,” kata Joko.
Kebijakan tersebut, menurut Joko, sudah dikaji secara mendalam agar resiko lonjakan kasus setelah libur panjang seperti yang telah terjadi akhir Oktober 2020 bisa ditekan. Karena libur akhir tahun ini kami prediksi wisatawan tetap datang," ujarnya.
Kebijakan pasca libur ini ditempuh karena pada masa libur akhir tahun di Sleman juga tidak akan ada rapid test atau tes cepat secara acak di destinasi wisata. "Desember ini kan ada dua momentum libur, Natal dan Tahun Baru, jadi yang mau piknik biar piknik tapi setelah piknik semua happy,” kata Joko.
Wakil Wali Kota Yogya Heroe Poerwadi mengatakan pada masa pergantian tahun, kawasan utama Malioboro tetap akan diberlakukan zonasi demi mencegah potensi kerumunan massa. "Untuk Malioboro pembatasan setiap zona maksimal hanya 500 orang tetap berlaku," ujarnya.