Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Wisatawan Belanja di Pasar Tradisional Papua: Tak Menawar, tapi Dapat Bonus

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Suasana Pasar Mama-mama Papua, Kota Jayapura, Papua, Sabtu, 31 Agustus 2019. Aktivitas jual beli di pasar ini pun kembali aktif setelah sebelumnya ditutup pascakerusuha. ANTARA
Suasana Pasar Mama-mama Papua, Kota Jayapura, Papua, Sabtu, 31 Agustus 2019. Aktivitas jual beli di pasar ini pun kembali aktif setelah sebelumnya ditutup pascakerusuha. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berwisata belum lengkap rasanya jika tidak blusukan ke pasar tradisional. Setiap pasar tradisional punya ciri khas berbeda. Barang yang dijual para pedagang dan metode jual beli yang berlaku menjadi cermin kebudayaan masyarakat setempat. Begitu juga dengan pasar tradisional di Papua.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan wisatawan yang datang ke pasar tradisional di Papua akan menemui mama-mama Papua menjual berbagai hasil bumi dan kerajinan tangan buatan sendiri. Di sana wisatawan bisa mengamati apa saja barang yang dijual, bagaimana mereka melakukan transaksi jual beli, hingga interaksi sosial sesama masyarakat, khususnya perempuan Papua.

"Ciri khas pasar tradisional di Papua adalah mama-mama Papua berjualan lesehan beralaskan karung bekas," kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 6 Desember 2020. Mereka menjual hasil kebun sendiri, seperti ubi, keladi, buah-buahan, sayuran, noken, ikan, hingga binatang hasil buruan, seperti kuskus. "Semua hasil sendiri."

Pada pagi hari, mama-mama Papua pergi ke kebun untuk memanen apa yang bisa mereka bawa ke pasar. Selesai urusan di kebun, mereka membawa hasil tani ke pasar yang terletak di kota dengan berjalan kaki. Mereka membawa semua barang dengan menggunakan noken.

"Hasil kebun yang dipanen hari itu, dijual pada hari itu juga," kata Hari Suroto. "Mereka membawa barang ke pasar seperlunya saja, sesuai kemampuan mereka memuat dalam noken." Esok pagi pergi ke kebun lagi dan sore ke pasar. Begitu aktivitas keseharian mereka.

Sejumlah pembeli berjalan di Pasar Tradisional Tolikelek, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis, 10 Oktober 2019. ANTARA

Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih menambahkan, masyarakat Papua menolak pengepul atau pedagang besar yang membeli hasil kebun mereka langsung di kebun. "Mama-mama Papua lebih suka membawa dan menjual hasil kebunnya sendiri ke pasar," kata Hari Suroto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berjualan di pasar tradisional bukan sekadar bentuk aktivitas ekonomi, namun juga sosial. Selain berjualan, mama-mama Papua bertemu dengan teman dan sanak saudara yang tempat tinggalnya berjauhan. Di sana mereka berbagi cerita dan bersosialisasi satu sama lain.

Mengenai metode berjualan, mama-mama Papua menata hasil kebun mereka dengan cara ditumpuk. "Dan hasil kebun itu dijual pertumpuk," kata Hari Suroto. Contoh, satu tumpuk mangga berisi lima buah atau satu tumpuk terdiri dari tiga mangga. Adapun sayur dijual per ikat.

Wisatawan yang berkunjung ke pasar tradisional bisa membeli barang dagangan mama-mama Papua ini. Hanya saja, jangan coba-coba menawar. Menurut Hari Suroto, mama-mama Papua yang berjualan akan bertahan pada harga yang dia patok. "Malah terkadang pembeli yang diomeli karena dianggap tidak menghargai usaha mereka yang susah payah menanam, merawat hingga panen, memanggul hasil panen dengan noken, dan tentu saja berjalan kaki dari kampung sampai ke pasar di kota," ucap Hari Suroto.

Kendati pembeli dilarang menawar, wisatawan bisa menyentuh hati mama-mama Papua yang memiliki jiwa sosial tinggi. Perlu diketahui, Hari Suroto melanjutkan, jika ada barang dagangan yang tidak bertahan lama, seperti hasil kebun atau ikan, tersisa, mereka akan mengantarkan barang itu kepada keluarga yang tinggal di kota ketimbang berat-berat membawanya kembali ke rumah.

Jadi, wisatawan memang tak sepatutnya menawar barang dagangan mama-mama Papua. Hanya saja, wisatawan bisa meminta bonus dan pasti diberikan dengan senang hati. Misalkan, ketika membeli satu tumpuk mangga seharga Rp 30 ribu, memang wisatawan tak dapat meminta harganya turun. Namun, wisatawan bisa meminta satu atau dua buah mangga lagi yang ukurannya lebih kecil sebagai bonus. "Bonus lainnya, wisatawan bisa berfoto dengan penjual," kata Hari Suroto.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

11 jam lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.


TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

12 jam lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan tidak akan membiarkan TPNPB-OPM melakukan kejahatan di Papua.


Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

13 jam lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
Pemerintah Diminta Tak Bebankan Penyelesaian Konflik Papua Hanya pada TNI dan Polri

Pemerintah harus menyelesaikan masalah di Papua dengan cara-cara yang komprehensif dan lintas sektor.


Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

15 jam lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

Kapendam XVII Cendrawasih Letkol Inf Candra Kurniawan membantah tudingan adanya pengerahan pasukan gabungan TNI-Polri di Paniai.


Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

20 jam lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.


Kasatgas Operasi Damai Cartenz Bantah Pernyataan Jubir TPNPB-OPM soal Pengerahan TNI-Polri

1 hari lalu

Kasatgas Damai Cartenz Kombes Pol. Faizal Rahmadani. ANTARA/Evarukdijati
Kasatgas Operasi Damai Cartenz Bantah Pernyataan Jubir TPNPB-OPM soal Pengerahan TNI-Polri

Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz membantah tudingan adanya pengarahan pasukan gabungan TNI-Polri setelah penembakan Dandim.


TPNPB-OPM Klaim Ada Mobilisasi Militer Buntut Pembunuhan Danramil Aradide, Ini Kata Satgas Damai Cartenz

1 hari lalu

Pasukan TNI-Polri menembak mati satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat akan menyerang pesawat sipil yang hendak mendarat di Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat, 22 September 2023. [Penerangan Kogabwilhan III)
TPNPB-OPM Klaim Ada Mobilisasi Militer Buntut Pembunuhan Danramil Aradide, Ini Kata Satgas Damai Cartenz

Pengerahan pasukan TNI-Polri itu berlangsung setelah TPNPB OPM pimpinan Matius Gobai membunuh Danramil Aradide Letda Oktovianus Sogalrey.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

1 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Pengeluaran Wisatawan Capai Rp 2,73 Juta dan Picu Perputaran Rp 369,8 Triliun Selama Libur Lebaran

1 hari lalu

Wisatawan memadati pantai Pangandaran di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa 16 April 2024. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran mencatat jumlah kunjungan ke destinasi wisata di Pangandaran selama hari libur lebaran mencapai 159.125 orang. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Pengeluaran Wisatawan Capai Rp 2,73 Juta dan Picu Perputaran Rp 369,8 Triliun Selama Libur Lebaran

Wisatawan yang melakukan one day trip menghabiskan sekitar Rp 904 ribu.


TPNPB OPM Akui Tikam Anggota Polri Bripda Oktovianus Buara hingga Tewas di Yahukimo

1 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
TPNPB OPM Akui Tikam Anggota Polri Bripda Oktovianus Buara hingga Tewas di Yahukimo

TPNPB OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan Bripda Oktavianus Rebuara, polisi yang bertugas di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.