TEMPO.CO, Malang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) menutup total pendakian Gunung Semeru. Pendakian ditutup secara total mulai hari ini, Senin, 30 November 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Pendakian ditutup menyusul guguran lava pijar dari kawah Jonggring Saloka, Gunung Semeru yang berada di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Keselamatan jiwa pendaki yang utama,” kata Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), Agus Budi Santoso dalam pengumuman yang dikeluarkan BBTNBTS, Ahad, 29 November 2020. Sebelumnya, pendakian baru dibuka kembali pada Oktober lalu.
Agus pun menyampaikan penutupan jalur pendakian dilakukan berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG). Petugas pengamatan di Pos Gunung Api (PGA) di Gunung Sawur, Lumajang melaporkan sejak 27 November 2020 teramati aktivitas letusan dan guguran lava pijar.
Selain itu, berdasarkan laporan kebencanaan geologi yang dikeluarkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 27 November 2020, Gunung Semeru mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif itu menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Tingkat aktivitas Gunung Semeru saat ini adalah Level II atau Waspada. Rekaman seismograf pada 26 November 2020 mencatat dua kali gempa guguran, tiga kali gempa hembusan, satu kali gempa vulkanik dangkal dan satu kali gempa tektonik jauh.
PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dan wilayah sejauh empat kilometer di lereng selatan-tenggara kawah. Lantaran daerah tersebut merupakan wilayah bukaan kawah sebagai alur luncuran awan panas. Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Saloka.