TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat tengah gencar mempromosikan destinasi wisata Sekotong untuk menarik minat wisatawan. Sejumlah acara pun digelar seperti Lombok Barat Culture Carnival dan Cooking Class yang digelar di Wyndham Sundancer Sekotong.
Parade budaya itu diramaikan berbagai atraksi seperti tarian, musik tradisional dan musik kolaborasi yang mengkampanyekan tagline #KeSekotongAja. Diantara parade, diadakan juga Cooking Class oleh 8 chef.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat Lobar Saepul Akhkam mengatakan kegiatan itu salah satunya bertujuan mengenalkan khazanah kuliner Sasak ke masyarakat. "Apalagi ditayangkan langsung melalui livesteaming Youtube," kata dia, Sabtu, 28 November 2020.
Selama ini, di kawasan Sekotong terdapat ratusan pulau kecil yang sudah tumbuh berkembang menjadi destinasi wisata. Ada Gili Nanggu, Gili Gede, Gili Rengit, desert point Bangko-Bangko untuk berselancar dan Teluk Mekaki.
Cooking Class yang didukung oleh Indonesia Chef Asosiation (ICA) sengaja ditampilkan mengingat makanan menjadi pelengkap daya tarik destinasi wisata di Lombok yang dikenal dengan menu Pelecing Kangkung, Ayam Rarang dan Ares.
Pelecing kangkung adalah menu sehari-sehari warga di Lombok. Dalam menu itu, kangkung dimasak bersama kecambah dan kacang kemudian dilengkapi sambal tomat dan kacang goreng.
Sedangkan Ayam Rarang yang berasal dari Rarang, Kabupaten Lombok Timur. Kuliner ini tampaknya pedas karena berlumur bumbu sambal dan ditaburi cabai rawit tetapi sebenarnya tidak sepedas Ayam Taliwang.
Kuliner ayam rarang khas Lombok. Dok.Dispar Lombok Barat
Sedangkan Ares adalah kuah yang terbuat dari batang pisang yang muda atau yang belum berbuah. Pohon pisang yang di gunakan untuk membuat ares adalah pohon pisang kepok. Batang pisang diiris tipis-tipis kemudian dicampur dengan garam dan air untuk menghilangkan getah dari ares ini.
Setelah itu, batang ares yang sudah diberi garam dan air kemudian diremas-remas hingga menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Setelah dicuci bersih, batang ares ini kemudian dimasukkan ke dalam air yang sebelumnya sudah dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu memasukkan bumbu-bumbu dan diaduk hingga masak.
Ketua ICA Nusa Tenggara Barat Made Suyana menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan ini. Terlebih kegiatan ini merupakan kali pertama digelar di Lombok Barat.
Ia yang sudah 20 tahun bergerak di bidang kuliner, merasa ini yang baru pertama diadakan. ''Saya berharap kuliner nusantara khususnya Lombok mampu bersaing di kancah internasional,'' ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan Chef Wyndham Sundancer selaku tuan rumah, Rahman Cahyadi. Chef yang telah menjadi praktisi kuliner sejak 1993 ini mengaku sangat mendukung kegiatan Dispar Lombok Barat untuk mengembalikan suasana Lobar seperti sebelumnya. ''Kami menghendaki dapat meningkatkan sisi kunjungan wisata melalui sajian makanan,'' ucapnya.