TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat mengenalkan kampung wisata Cigadung sebagai salah satu destinasi wisata baru.
Kampung wisata ini baru diresmikan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial, Selasa, 24 November 2020. Ia menyebut kampung wisata ini memiliki keunikan dari segi karya kreatif.
"Di sini, wisata kreatif. Di Cigadung ini lebih banyak kepada kuliner, fesyen. Ada banyak batik bagus," kata Oded di Kampung Wisata Cigadung.
Ada 64 pelaku usaha yang sementara ini tergali potensinya di wilayah Kecamatan Cibeunying Kaler tersebut. Kunjungan ke pelbagai tempat batik Cigadung yang menjadi kampung wisata tersebut berkisar 2.000-4.000 orang setiap bulannya.
Selain batik, kampung ini menawarkan kuliner seperti baso wale dan deretan kafe atau kedai kopi yang menyajikan beragam tema unik. Lalu di sektor budaya terdapat Saung Cepot dan Saung Kasep yang menghadirkan kerajinan tangan bertemakan budaya sunda.
Oded pun mengatakan pihaknya bakal mengembangkan enam kampung wisata lain guna memberdayakan produk kreativitas warga lokal, mulai dari kuliner, fesyen dan budaya. Sejauh ini, di wilayahnya sudah ada dua kampung wisata, yakni di kawasan Braga dan Cigadung ini. "Rencana kita buat delapan kampung wisata dan sekarang baru ada dua. Kalau di sana (Braga) cagar budaya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Dewi Kenny Kaniasari mengatakan akan membuat paket wisata khusus untuk kampung wisata yang sudah dibuat Pemkot Bandung, termasuk meningkatkan sosialisasi lewat beragam kanal informasi.
"Pengembangan wisata ini adalah menciptakan objek wisata baru. Sekarang tren setelah pandemi orang lebih banyak ke wisata outdoor di Cigadung ini, juga kesempatannya menjadi wisata alternatif untuk Kota Bandung. Tahun kemarin di Braga, tahun depan, rencananya di Binong dan Gedebage," kata Dewi.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta berperan dalam menggerakkan kampung wisata, karena faktor utama untuk menjaga denyut pariwisata sebuah daerah bergantung pada masyarakatnya. "Karena tidak semua bisa oleh dinas, harus ada pemberdayaan masyarakat misalkan dari masyarakat ini bisa menjadi pemandu wisata," ujarnya.