Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yogyakarta Disebut Merah Membara Usai Libur Panjang, Begini Penjelasan Pemkot

image-gnews
Pengunjung menikmati pemandangan di Wisata Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 22 November 2020. Menikmati libur akhir pekan pengunjung dari berbagai daerah menikmati pemandangan sudut kota di atas Tebing Breksi sembari berburu matahari terbenam. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Pengunjung menikmati pemandangan di Wisata Tebing Breksi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 22 November 2020. Menikmati libur akhir pekan pengunjung dari berbagai daerah menikmati pemandangan sudut kota di atas Tebing Breksi sembari berburu matahari terbenam. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi meluruskan pemberitaan yang menyebut Yogya jadi zona merah membara akibat lonjakan kasus Covid-19 yang naik tajam usai libur panjang cuti bersama akhir Oktober lalu.

"Terkait informasi Yogya zona merah membara dan kamar perawatan penuh itu tidak benar," kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogya, Senin, 23 November 2020.

Heroe mengatakan, secara langsung memang pihaknya belum bisa memastikan lonjakan kasus yang terjadi akibat pengaruh liburan panjang akhir Oktober lalu itu. Namun ia melihat justru kasus baru yang muncul bukan dari kalangan wisatawan atau mereka yang datang ke Yogya.

"Jika dilihat dari data kasus, kebanyakan yang terkena justru warga Kota Yogya yang usai melakukan perjalanan luar kota, baik untuk bekerja maupun liburan," ujar Heroe.

Ia pun tak menampik perkembangan kasus Covid-19 di Kota Yogya memang sedang mengalami kenaikan, terutama jika dibandingkan sebelum masa liburan akhir Oktober lalu dengan menjelang akhir November ini.

Sebelum libur panjang lalu, rumah sakit Kota Yogyakarta masih menangani sekitar 45 kasus positif harian. Namun saat ini jumlahnya melonjak jadi 147 kasus. "Artinya dalam 3 minggu pasca liburan panjang, ada kenaikan 3 kali lebih," kata Heroe.

Ia pun menjelaskan bahwa pertumbuhan kasus di Kota Yogya itu banyak terjadi di dalam keluarga. Misalnya ada satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan luar kota untuk kerja atau liburan dan sekembalinya menularkan kepada anggota keluarga lainnya.

Kasus lainnya, anggota keluarga terpapar dari rekan kerja di kantor dan menularkannya di rumah. Keseluruhan kasus rumah tangga sekitar 65 persen dari semua kasus positif di Yogya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soal Yogya yang disebut menjadi zona merah membara juga ditepis Heroe. Ia memaparkan berdasarkan data Satuan Tugas Covid Kota Yogyakarta, dari 45 kelurahan di Kota Yogya ada 9 kelurahan masuk zona kuning dan 36 zona oranye.

"Jadi tidak ada kelurahan yang masuk zona merah di Yogya," ujar Heroe sekaligus menyatakan saat ini secara keseluruhan Kota Yogyakarta masuk zona oranye.

Penghitungan untuk menentukan indeks zona dalam kasus Covid ini, kata Heroe, didasarkan atas tiga indikator utama, yaitu epidemiologi, surveilans dan ketersediaan layanan kesehatan yang dibagi menjadi 14 variabel. Diantaranya menyangkut angka kenaikan atau penurunan kasus positif, kesembuhan dan kematian.

"Indikator itu juga menyangkut jumlah spesimen yang diperiksa dan angka positif rate-nya serta ketersediaan kamar isolasi maupun kegawatdaruratan," kata Heroe.

Dari indikator dan variabel tersebut setelah dikalkulasikan, Heroe menyatakan Yogya masih berada di zona oranye. "Jadi tidak benar di DIY semua zona merah," ujarnya.

Adapun berdasarkan data dari Pemerintah DIY, dari lima kabupaten/ kota saat ini statusnya ada dua kabupaten zona merah, dua zona oranye dan satu zona kuning. "Jadi di tingkat DIY pun masuk kategori zona oranye," kata Heroe.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

11 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

21 jam lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

2 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.


Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

2 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

3 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

3 hari lalu

Sebuah loko kereta api terjebak banjir di  emplasemen Stasiun Tawang Bank Jateng, Semarang, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir melumpuhkan aktifitas di stasiun ini, rute kereta yang melintasi kota Semarang dialihkan ke jalur selatan Jawa Tengah. Foto : Budi Purwanto
Banjir Semarang Surut Akhir Pekan Ini, Perjalanan Kereta Api Area Daop 6 Yogyakarta Kembali Normal

Bersamaan dengan surutnya banjir Semarang, Daop 6 kembali menjalankan kereta api yang sempat dihentikan operasinya.


Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

3 hari lalu

Masyarakat berdatangan ke Kampoeng Ramadhan Jogokariyan Masjid Jogokariyan. Dok. Istimewa
Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta

Ini sejumlah tempat menarik di Yogyakarta untuk ngabuburit


97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

3 hari lalu

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)
97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY pada Kamis. Masih berpotensi terjadi sampai 16 Maret


Cuaca Ekstrem Timbulkan Kerusakan di Empat Kabupaten Yogyakarta

4 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Cuaca Ekstrem Timbulkan Kerusakan di Empat Kabupaten Yogyakarta

BMKG pada Rabu telah mengeluarkan peringatan dini potensi bencana cuaca ekstrem yang akan terjadi di wilayah Yogyakarta pada 14-16 Maret.


Soroti 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Jokowi, Massa Bawa Nisan di Depan Istana Presiden Yogyakarta

4 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Soroti 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Jokowi, Massa Bawa Nisan di Depan Istana Presiden Yogyakarta

Salah satu yang diserukan massa aksi di Yogyakarta itu adalah menolak hasil Pemilu 2024 yang diwarnai berbagai pelanggaran.