TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Muchu Chhish mungkin tidak terlalu akrab di telinga dan tidak sesohor Gunung Everest. Tapi ternyata gunung ini merupakan salah satu gunung tertinggi di dunia yang dianggap tersulit didaki.
Pendaki gunung Reinhold Messner menominasikan gunung Muchu Chhish setinggi 7.453 meter dari permukaan laut itu sebagai gunung yang paling sulit didaki. Gunung Everest menjadi yang tertinggi sampai tahun 1952 ketika Himalaya sebagai pegunungan tertinggi di dunia akhirnya berhasil dicapai para pendaki.
Secara rinci, gunung tertinggi kedua yakni K2 yang berhasil didaki sampai ke puncak terjadi pada 1954. Sementara gunung tertinggi yang ketiga adalah Kanchenjunga, berhasil dicapai pada 1955. Berikutnya adalah Gunung Lhotse, yang juga akhirnya berhasil didaki pada 1956 dan seterusnya.
Menurut Direktur American Alpine Institute Executive Jason Martin, gunung satu ini memang belum terkenal. Banyak pendaki yang belum mengenal keberadaan gunung yang berada di wilayah negara Pakistan ini.
“Saya rasa, tantangan terbesar dari mendaki gunung saat ini adalah ketika Anda justru berhasil mendaki gunung yang tidak banyak diketahui orang, artinya, belum ada seorang pun yang pernah mencapai puncak gunung tersebut. Meskipun tantangannya adalah, Anda kekurangan informasi mendakinya,” ujar Martin.
Gunung Muchi Chhish ini tersembunyi pada wilayah Barat Karakoram di Dinding Batura. Gunung tinggi lain di Asia setinggi 7.570 mdpl yakni Gunung Gangkhar Puensum, yang juga tercatat salah satu tertinggi ini belum pernah didaki sampai sekarang. Gunung ini berlokasi di Bhutan.
Salah satu pendaki Muchu Chhish pada Agustus 2014, Phil de-Beger menjelaskan, di Muchu Chhish sendiri masih ada beberapa gunung lain yang belum tersentuh. Kelebihannya, Gunung Muchu Chhish memang adalah yang paling tinggi yang tersisa.
“Ada beberapa gunung tertinggi di dunia, dan di Karakoram ini salah satunya yang sangat menantang," kata Phil.
Menurut Phil, saat mendaki ke Gunung Muchi Chhish rasanya seperti mendaki di gunung-gunung lain. Perbedaannya, gunung ini memberi kesan karena belum ada yang mendaki sebelumnya.
Oleh sebab itu yang menjadi keunikan adalah ketika pendaki harus berhadapan dengan kondisi yang serba di luar ekspektasi dan kurangnya informasi. “Oleh sebab itu, 80 persen kesuksesan dari pendakian di gunung ini dikarenakan adanya keberuntungan,” kata Phil.