Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Proyek Buka Jalan di Papua, Ditemukan Alat Tokok Sagu Zaman Prasejarah

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Masyarakat menemukan alat tokok sagu yang terbuat dari batu peninggalan zaman prasejarah di Kampung Abar Sentani, Papua. Saat ini masyarakat Papua umumnya menggunakan alat tokok sagu dari besi atau mesin parut sagu yang lebih praktis. Foto: Hari Suroto
Masyarakat menemukan alat tokok sagu yang terbuat dari batu peninggalan zaman prasejarah di Kampung Abar Sentani, Papua. Saat ini masyarakat Papua umumnya menggunakan alat tokok sagu dari besi atau mesin parut sagu yang lebih praktis. Foto: Hari Suroto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalan di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, mengungkap bagaimana nenek moyang mengolah bahan makanan pokok dari pohon sagu. Kepala Suku Abar, Naftali Felle mengatakan masyarakat menemukan alat penokok sagu yang belum pernah mereka ketahui dan gunakan selama ini.

"Kami menemukan alat penokok sagu yang dalam bahasa Sentani disebut fema," kata Naftali pada Minggu, 15 November 2020. Naftali menjelaskan, penemuan itu terjadi ketika masyarakat sedang pembukaan lahan untuk pembangunan jalan dengan menggunakan ekskavator.

Naftali menjelaskan alat penokok sagu yang ditemukan ini berbeda dengan yang biasa mereka pakai. "Kami di Sentani menggunakan penokok sagu yang ujungnya terbuat dari besi," katanya. "Ini menunjukkan nenek moyang kami sangat luar biasa bisa membuat penokok sagu dari batu dan saya pikir sangat susah menggunakannya."

Masyarakat menemukan alat tokok sagu yang terbuat dari batu peninggalan zaman prasejarah di Kampung Abar Sentani, Papua. Foto: Hari Suroto

Dalam menggunakan penokok sagu berujung besi saja, Naftali menjelaskan, butuh waktu sehari penuh untuk menokok sagu dari pohon sagu. Selain memakai penokok sagu berujung besi, masyarakat Papua juga mulai menggunakan mesin parut sagu supaya proses mengolah batang sagu menjadi bubuk lebih praktis, cepat, dan hasilnya lebih banyak.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan alat penokok sagu berbahan besi mulai dikenal masyarakat Sentani pada 1950-an. Sebelumnya, mereka menggunakan alat penokok sagu yang terbuat dari kayu soang yang dikaitkan dengan kayu matoa.

Mesin parut sagu yang kini banyak digunakan masyarakat Papua. Foto: Hari Suroto

"Kayu soang digunakan sebagai ujung penokok sagu karena sangat keras dan hanya tumbuh di pegunungan Cyclops di utara Danau Sentani," kata Hari kepada Tempo. Sementara alat penokok sagu yang ditemukan di Kampung Abar ini terbuat dari batu sepanjang 11 sentimeter dengan diameter 3 sentimeter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alat penokok sagu ini dikerjakan dengan halus dan rapi. Untuk diketahui, Kampung Abar merupakan satu-satunya kampung penghasil gerabah tradisional yang masih eksis di Papua saat ini.

Masyarakat menemukan alat tokok sagu yang terbuat dari batu peninggalan zaman prasejarah di Kampung Abar Sentani, Papua. Foto: Hari Suroto

Pada masa prasejarah, Hari Suroto mengatakan, proses pembuatan alat penokok sagu bermula dari menyiapkan akar tunjang pohon matoa, batu sungai, dan rotan yang masih basah. Akar tunjang pohon matoa menjadi tangkai dan batu sebagai ujungnya.

Selanjutnya, batu dipotong dan dibentuk menurut ukuran yang dikehendaki menggunakan batu lainnya. Batu yang sudah jadi dimasukkan pada lubang tangkai kayu matoa, lalu diikat dengan tali rotan. Ikatan tali rotan agar batu tidak terlepas sewaktu digunakan untuk menokok sagu.

Mama-mama Papua sedang meremas sagu. Foto: Hari Suroto

Pada masa prasejarah, alat penokok sagu atau pemangkur sagu berfungsi mengerat empulur atau daging batang pohon sagu menjadi serbuk yang halus. Dari serbuk-serbuk yang halus ini kemudian dicampur dengan air. Masyarakat menggunakan tapisan untuk memisahkan serat batang pohon sagu dari pati sagu.

Pati sagu diolah menjadi papeda atau bubur sagu. Cara membuatnya, pati sagu dimasukkan ke dalam gerabah kemudian disiram air panas dan diaduk-aduk. "Temuan alat tokok sagu prasejarah ini membuktikan tradisi mengolah sagu dan mengkonsumsi sagu sudah ada sejak masa prasejarah yaitu zaman neolitik, ketika manusia sudah hidup menetap dalam suatu perkampungan," ucap Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

2 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.


TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

3 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

3 hari lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

3 hari lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

3 hari lalu

Ilustrasi penembakan. Haykakan.top
Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan


Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

4 hari lalu

Jenazah Bripda Oktovianus Buara yang ditemukan meninggal akibat dianiaya di Dekai tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa 16 April 2024. (ANTARA/HO/Dok KP3 Bandara Sentani)
Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.


Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

4 hari lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.


TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

5 hari lalu

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air


Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

5 hari lalu

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan. Foto: Dok. Pendam XVII/Cenderawasih
Kapendam Cendrawasih Bantah Tudingan TPNPB-OPM soal Zona Perang di Paniai Papua

TNI membantah menetapkan wilayah di Papua, khususnya Paniai sebagai kawasan peperangan atau zona operasi khusus militer.


TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

5 hari lalu

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri berjalan usai mengikuti rapat koordinasi terkait kondisi terkini di Papua pasca penangkapan Gubernur non aktif Lukas Enembe, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2023. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa kondisi Papua aman dan damai pascapenangkapan Lukas Enembe. TEMPO/Imam Sukamto
TPNPB-OPM Bunuh Polisi, Kapolda: Kami Tak Akan Biarkan Mereka Bikin Kejahatan di Tanah Papua

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan tidak akan membiarkan TPNPB-OPM melakukan kejahatan di Papua.