Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Monumen Makam di TPU Petamburan, Bukti Cinta Istri Saudagar Tebu

Reporter

image-gnews
Nisan pasangan saudagar tebu, Lim Shan Nio dan Oen Giok Khouw di bagian atas Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bangunan itu didirikan oleh sang Istri bernama Lim Sha Nio untuk menunjukkan bukti cintanya kepada mendiang suaminya Oen Giok Khouw yang wafat dan dikremasi di Swiss pada 1927. (ANTARA/Livia Kristianti)
Nisan pasangan saudagar tebu, Lim Shan Nio dan Oen Giok Khouw di bagian atas Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bangunan itu didirikan oleh sang Istri bernama Lim Sha Nio untuk menunjukkan bukti cintanya kepada mendiang suaminya Oen Giok Khouw yang wafat dan dikremasi di Swiss pada 1927. (ANTARA/Livia Kristianti)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - India punya Taj Mahal, monumen makam yang menjadi bukti cinta Raja Shah Jahan terhadap mendiang istrinya Mumtaz Mahal usai tutup usia. Indonesia juga punya, bahkan ada di ibu kota Jakarta.

Lokasinya ada di TPU Petamburan yang terletak di Jalan KS Tubun nomor 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Monumen makam yang dibangun di masa kolonial Belanda itu saat ini dikenal dengan nama Mausoleum OG Khouw.

Bangunan makam yang luas nan megah itu menjadi tempat persemayaman terakhir sepasang saudagar tebu yang kaya raya dari Tambun, Bekasi kala Indonesia masih disebut dengan nama Hindia Belanda.

Awal mulanya bangunan itu didirikan oleh sang istri bernama Lim Sha Nio untuk menunjukkan bukti cintanya kepada mendiang suaminya, Oen Giok Khouw yang wafat dan dikremasi di Swiss pada 1927. Lim Sha Nio ingin menciptakan kenangan terakhir yang membekas tentang suaminya sehingga wanita itu memutuskan untuk membangun monumen yang kini dikenal sebagai Mausoleum termegah di Asia Tenggara.

Monumen itu dibangun oleh arsitek dari Italia bernama G.Racina. Lim Sha Nio juga memilih untuk menggunakan material-material terbaik dari negara pemilik Menara Pisa itu.

Biaya pembuatan tempat persemayaman terakhir OG Khouw itu pun terbilang fantastis, Lim Sha Nio harus merogoh kocek sebesar US$ 250 ribu di era tahun 1920-an.

Butuh waktu lebih dari satu bulan untuk mendapatkan material seperti batu-batu marmer, ornamen hiasan hingga baja penyangga yang saat ini menjadi bahan pembuatan Mausoleum OG Khouw mengingat pada masa itu pengiriman impor hanya dapat melalui jalur pelayaran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rencana awal Lim Sha Nio pun dapat dikatakan sukses. Ia berhasil membuat persemayaman terakhir bersama suaminya itu menjadi kenangan yang berkesan dan menjadi sejarah untuk tiga generasi.

Bergaya arsitektur art deco, tak ada kesan seram atau pun mistis pada saat anda berkunjung ke Mausoleum OG Khouw. Justru pengunjung yang datang 
dapat berdecak kagum dan merasa takjub pada saat melihat bangunan berkubah itu masih berdiri tegap meski sudah berusia hampir satu abad.

Mausoleum OG Khouw terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pada bagian atas masyarakat yang berkunjung dapat melihat berbagai ornamen patung-patung malaikat dengan sajian utama merupakan nisan Oen Giok Khouw dan istrinya Lim Sha Nio.

Jika melangkah ke bagian bawah, pengunjung dapat melihat lebih jelas gambaran wajah pasangan suami istri itu yang terukir di tembok Mausoleum.

Bangunan dengan dominasi warna hitam dan abu-abu itu pun masih tampak terawat lewat pengelolaan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Peninggalan sejarah ini menempati area paling luas di TPU Petamburan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Asal-usul Hari Arsitektur Indonesia

31 hari lalu

Maket rumah Etgar Karet yang tersempit di dunia, terletak pada lorong diantara 2 bangunan di distrik Wola, Warsawa, Rumah ini didesain oleh arsitek Polandia bernama Jakub Szczenzy. dailymail.co.uk
Asal-usul Hari Arsitektur Indonesia

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret.


Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

32 hari lalu

Ir H Reguel Sidjabat (kiri) bersama Arsitek F. Silaban (tengah) pada saat pengerjaan Masjid Istiqlal. Dok. Keluarga Sidjabat
Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret. Berikut 8 arsitek ternama nasional dari Friederich Silaban hingga YB Mangunwijaya


18 Maret Hari Arsitektur Indonesia, Kapan Hari Arsitektur Sedunia?

32 hari lalu

Ir H Reguel Sidjabat (kiri) bersama Arsitek F. Silaban (tengah) pada saat pengerjaan Masjid Istiqlal. Dok. Keluarga Sidjabat
18 Maret Hari Arsitektur Indonesia, Kapan Hari Arsitektur Sedunia?

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret, berbeda dengan Hari Arsitektur Sedunia. Siapa tokoh arsitektur nasional?


Mengintip Masjid Cetak 3D Pertama Dunia di Arab Saudi

34 hari lalu

Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly di Arab Saudi (Twitter/@W_Abdulwahed)
Mengintip Masjid Cetak 3D Pertama Dunia di Arab Saudi

Desain area outdoor terbuka masjid ini terinspirasi dari Hijr Ismail di samping Ka'bah di Masjidil Haram, Arab Saudi.


Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

35 hari lalu

Habib Hasan bin Ja'far Assegaf. Instagram
Adik Habib Hasan bin Jafar Assegaf Ungkap Alasan Almarhum Dimakamkan di Kaki Pusara Ibunda

Habib Abdullah adik kandung Habib Hasan bin Jafar Assegaf ungkap alasan almarhum dimakamkan di kaki pusara ibundanya di komplek Masjid.


Mahasiswa UI Pamerkan Karya Inovasi dalam Forum Arsitektur ARCH:ID

47 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
Mahasiswa UI Pamerkan Karya Inovasi dalam Forum Arsitektur ARCH:ID

12 mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UI ikut memamerkan hasil karyanya pada acara ARCH:ID.


Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

57 hari lalu

Situs Makam Sunan Amangkurat Agung di Tegalarum, Tegal. Maps.google
Makam Putra Sultan Agung Berjuluk Sunan Amangkurat I di Tegal, Tepatnya di Mana?

Makam putra mahkota Sultan Agung yaitu Sunan Amangkurat I berada di Tegal. Bagaimana menuju ke sana?


Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas Hadiri Ekshumasi Makam Anaknya

6 Februari 2024

Penyidik Polda Metro Jaya melakukan ekshumasi makam anak artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif Pramudityo alias Dante, 6 tahun, di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut Cilandak, Jakarta Selatan pada Selasa, 6 Februari 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Tamara Tyasmara dan DJ Angger Dimas Hadiri Ekshumasi Makam Anaknya

Penyidik Jatanras Polda Metro Jaya membongkar makam anak artis Tamara Tyasmara dan DJ Dimas Angger, Dante, yang tewas tenggelam di kolam renang


Pagi Ini Polisi Bongkar Makam Anak Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut

6 Februari 2024

Artis film televisi Tamara Tyasmara (kiri) dan kuasa hukumnya Sandy Arifin usai menjalani pemeriksaan kasus anak Tamara tewas tenggelam di kolam renang. Pemeriksaan di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Senin, 5 Februari  2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Pagi Ini Polisi Bongkar Makam Anak Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut

Polisi pagi ini akan membongkar makam untuk mengautopsi anak artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif Pramudityo, yang tewas tenggelam


Polda Metro Jaya Bakal Ekshumasi Makam Anak Artis Tamara Tyasmara Besok

5 Februari 2024

Artis Tamara Tyasmara pemeran Humaira hadiri gala premier film
Polda Metro Jaya Bakal Ekshumasi Makam Anak Artis Tamara Tyasmara Besok

Penyidik Polda Metro Jaya bakal membongkar makam anak artis Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut pada Selasa, 6 Februari 2024.