TEMPO.CO, Yogyakarta - Sektor pariwisata dan ekonomi di Yogyakarta saat ini masih berupaya bangkit setelah 8 bulan terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Covid-19 ini masih menyertai di mana pun kita berada. Kita harus bisa berdamai dengan Covid-19 ini, seperti berenang di tengah laut bersama hiu ganas,” ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di sela Apel Virtual Siaga Covid-19, Kamis, 12 November 2020 di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Sultan menilai setelah 8 bulan pandemi Covid-19 berjalan, sudah bukan masanya lagi masyarakat dan wisatawan harus dipaksa, dikejar-kejar atau diancam sanksi demi patuh protokol kesehatan. Seharusnya, mereka sudah memahami bersama prinsip 4M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan demi mengembalikan Yogya menjadi zona hijau Covid-19.
“Realitanya Yogya itu kan kesadaran kesehatan masyarakat sudah tinggi, semestinya tidak perlu ada kampanye patuh protokol lagi isuk, awan, sore (pagi, siang, malam),” ujar Sultan.
Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta pada kenyataannya memang belum mereda, meski hampir semua destinasi wisata sudah kembali menggeliat. Di tengah itu, kunjungan wisata berbagai daerah ke Yogya sepekan terakhir, yaitu 5-11 November 2020, kasus baru Covid-19 juga tak pernah absen di bawah 20 kasus perharinya.
Gugus Tugas Covid-19 DIY mencatat kasus baru pada 5 November 2020 bertambah 168 kasus, 6 November bertambah 25 kasus, 7 November bertambah 38 kasus, 8 November bertambah 34 kasus, 9 November bertambah 32 kasus, 10 November bertambah 21 kasus, dan 11 November bertambah 30 kasus.
Sultan menuturkan Yogya sebagai kota pelajar dan wisata punya tantangan sendiri dalam memerangi Covid-19 ini. Tingginya mobilitas warga yang keluar masuk wilayah Yogya entah untuk keperluan pekerjaan, wisata maupun pendidikan juga bisa berkorelasi dengan cepat lambatnya penanganan Covid-19. “Yogya sangat majemuk, mobilitas keluar masuk Yogya tiap orang dengan kebiasaan berbeda (dalam penerapan protokol kesehatan) juga tinggi,” ujarnya.
Dalam posisi sebagai kota wisata dan pendidikan itu, Sultan berharap wisatawan dan pihak yang keluar masuk Yogya juga memiliki kesadaran sama dalam mendukung berjalannya adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi. Selain itu, menurut dia, masyarakat perlu memerhatikan pola makan dan pola hidup.