TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola destinasi wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko, PT Taman Wisata Candi atau PT TWC berharap kuota jumlah wisatawan bertambah di masa libur akhir tahun nanti.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko, Edy Setijono mengatakan telah menerapkan penambahan kuota wisatawan selama empat tahap uji coba Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB. Awal destinasi wisata ini buka di masa pandemi Covid-19 atau pada adaptasi kebiasaan baru tahap pertama, kuota wisatawan yang boleh masuk ke kawasan candi sebanyak 1.500 orang.
Seiring penerapan adaptasi kebiasaan baru tahap kedua dan ketiga, kuota kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Ratu Boko bertambah menjadi 2.500 orang dan 5.000 orang. "Pada adaptasi kebiasaan baru tahap keempat nanti atau saat libur Natal, libur akhir tahun, dan tahun baru, kami berupaya dapat menambah kuota menjadi 7.000 wisatawan," kata Edy Setijono di Sleman, DI Yogyakarta, Selasa 10 November 2020.
Wisatawan mengunjungi kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 1 Juli 2020. PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko membuka kembali kunjungan wisata Candi Prambanan pada Rabu (1/7/2020) dengan menerapkan protokol kesehatan ketat serta pembatasan jumlah pengunjung setelah tutup selama tiga bulan akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Setiap adaptasi kebiasaan baru, menurut Edy Setijono, berjalan dengan tertib dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Saat ini PT TWC berkoordinasi dengan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DI Yogyakarta untuk uji coba operasional adaptasi kebiasaan baru tahap keempat.
"Selama ini kami mendapat penilaian yang baik, sehingga mendapat rekomendasi untuk bisa menaikkan kuota pengunjung," katanya. Dengan kuota 7.000 wisatawan per hari, artinya sudah sekitar 60 persen dari jumlah rata-rata pengunjung sebelum pandemi Covid-19.
Edy Setijono melanjutkan, yang terpenting adalah kesadaran bersama untuk menerapkan protokol kesehatan dan melatih sumber daya manusia untuk mengimplementasikan standar adaptasi kebiasaan baru pariwisata. "Penambahan kuota ini untuk melatih kami dalam mengelola dan menerapkan protokol kesehatan," kata Edy seraya menyampaikan perbedaan menangani 1.500, 2.500, 5.000, dan 7.000 wisatawan nanti. "Semuanya selalu kami evaluasi."