Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terbang dengan Pesawat Perintis di Pegunungan Papua, Ngeri-ngeri Sedap

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi pesawat Cessna. REUTERS
Ilustrasi pesawat Cessna. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jika ingin menjelajahi Papua, kamu mesti naik pesawat kecil yang melayani penerbangan perintis. Terbang di pegunungan Papua memiliki tantangan yang berbeda dari penerbangan pada umumnya.

Peneliti Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan, kondisi medan, cuaca, dan arah angin yang cepat berubah menjadi tantangan bagi para pilot yang mengemudikan pesawat berbadan kecil. Ditambah lagi keadaan landasan pacu yang masih alakadarnya membuat pilot harus punya keterampilan khusus dalam mengendalikan pesawat.

"Semua keadaan ini cukup berisiko terhadap keselamatan penerbangan," kata Hari Suroto dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Jumat 6 November 2020. Kondisi geografis Lembah Baliem di Jayawijaya misalkan, dikelilingi pegunungan sehingga pesawat kerap kesulitan mendarat pendaratan atau tinggal landas. Semua pesawat yang menuju Lembah Baliem, menurut dia, harus menemukan pintu masuk lembah dan pintu itu menjadi satu-satunya jalan utama.

Pesawat yang tidak memiliki kemampuan terbang tinggi harus terbang di antara celah pegunungan Jayawijaya. Pilot mesti piawai mengendalikan pesawat dan meliuk-liuk di antara lereng pegunungan. Celah atau lereng pegunungan yang menjadi 'jalur' pesawat kecil ini disebut 'Gap' kemudian diikuti dengan nama lokasi.

Dalam lingkup penerbangan perintis di Papua, sudah akrab dengan istilah Gap Bokondini, Wamena North Gap (Pass Valley), dan lain-lain. Gap Bokondini menjadi yang cukup populer karena posisinya sangat menguntungkan dengan kawasan yang cukup luas untuk bermanuver. Dan secara statistik, kondisi cuaca di Bokondini menjadi representasi kondisi cuaca di atas Wamena.

Suasana Lapangan Terbang Perintis Arwanop, Distrik Tembagapura, Timika, Papua, 29 Juni 2017. Lapangan Terbang Perintis Arwanop ini dibangun oleh PT Freeport Indonesia dengan panjang landasan pacu 461 meter dan lebar 18 meter serta berada di ketinggian 2200 feet DPL. ANTARA FOTO

Hari menjelaskan, kalaupun pilot bisa menemukan sebuah celah di lapisan awan yang tebal dan bisa terus terbang di bawahnya, kemudian mendarat dengan selamat, cara terbang seperti itu adakalanya berbahaya. Musababnya, awan-awan yang mengantung rendah membuat jarak pandang kurang kurang lapang dan agak sulit membedakan satu lembah dari lembah lainnya.

Dengan begitu, pilot harus selalu sigap dengan kondisi di sekelilingnya. Jangan kaget jika pilot terpaksa 'ngepot' demi menyelamatkan awak dan penumpang karena menghindari lereng pegunungan yang ujug-ujug di depan mata karena jarak pandang terhalang awan rendah tadi. Pilot juga harus ekstra waspada dengan kondisi cuaca yang tidak menentu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika hampir tiba di tujuan, tantangan berikutnya sudah menanti. Permukaan tanah yang rata di pegunungan Papua sangat terbatas. Pada umumnya, lapangan penerbangan perintis di pegunungan Papua terletak di pinggir tebing dengan salah satu sisinya berupa jurang yang cukup dalam. Lebar dan panjang landasan pacunya pendek. Umumnya proses take off dan landing hanya bisa dilakukan dari satu arah.

Karena itu, proses lepas landas atau mendarat di lapangan terbang perintis membutuhkan keterampilan pilot. Pesawat harus bisa self starting tanpa bantuan ground support unit. "Salah sedikit, pesawat bisa tergelincir ke dalam jurang," kata Hari Suroto.

Kondisi landasan penerbangan perintis juga masih sangat minim sarana pendukung. Posisi landasan terbang yang tidak lurus dan runway tidak berpagar. Akibatny, binatang bebas berkeliaran di sekitar landasan dan menjadi pemandangan yang biasa ketika pesawat hendak lepas landas dan mendarat.

Proses lepas landas dan mendarat juga sangat tergantung pada cuaca. Cuaca di pegunungan Papua sulit diprediksi. "Mudah berubah dari cerah menjadi berkabut dan hujan dalam sekejap," kata Hari Suroto. "Ada jam-jam khusus di daerah tertentu yang tidak boleh didarati pesawat."

Pada umumnya landasan untuk penerbangan perintis di daerah pegunungan bisa digunakan sebelum pukul 10.00 WIT karena angin lebih tenang dan cuaca relatif cerah. Biasanya di atas pukul 10.00 WIT langit mulai tertutup awan tebal dan cuaca mudah berubah.

Perubahan cuaca, seperti pembentukan awan, kabut tebal, atau hujan, tentu mengganggu jarak pandang. Terlebih lapangan terbang perintis di pegunungan tidak dilengkapi fasilitas meteorologi, sehingga sangat terbatas kemampuan untuk mengukur indikator cuaca secara akurat dan tidak mampu melakukan perkiraan cuaca. Belum semua lapangan terbang di pegunungan Papua dilengkapi dengan communication chanel karena kontur wilayah dan kondisi geografis tidak mendukung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KSAU Sebut TNI AU Akan Miliki Pesawat Nirawak Berteknologi Satelit

1 hari lalu

Marsekal Madya TNI Mohamad Tonny Harjono sebelum dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Tonny resmi menjabat KSAU menggantikan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo yang memasuki masa purna tugas.  TEMPO/Subekti.
KSAU Sebut TNI AU Akan Miliki Pesawat Nirawak Berteknologi Satelit

KSAU Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alutsista nasional


AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

1 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax


Usai Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Beroperasi Siang Ini

1 hari lalu

Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis 18 April 2024. Data dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menyebutkan dalam kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang yang menimbulkan suara gemuruh, gempa, dan kilatan petir vulkanik. ANTARA FOTO/HO-Basarnas
Usai Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Beroperasi Siang Ini

Bandara Sam Ratulangi Manado dipastikan bisa beroperasi kembali hari ini, Senin, 22 April 2024 setelah beberapa hari ditutup sementara akibat sebaran abu vulkanik hasil erupsi Gunung Ruang.


Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.


Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

1 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.


TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

3 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.


Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

3 hari lalu

Ilustrasi pesawat parkir di bandara. REUTERS
Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.


Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

3 hari lalu

TPNPB-OPM klaim serang pasukan TNI-Polri di Titigi, Papua. Dokumentasi TPNPB OPM.
Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.


Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

3 hari lalu

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto di gedung Kemenkopolhukam RI, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024. ANTARA/Walda Marison
Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.


Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

3 hari lalu

Pemandangan Bandara Sultan Babullah di Ternate, Maluku Utara, Indonesia. (ANTARA/HO-Kemenhub)
Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.