TEMPO.CO, Jakarta - Para pelaut asal Prancis sudah mulai menjelajah bumi sejak dulu kala. Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan pada tahun 1769, ada pelaut Prancis yang dalam perjalanan keliling dunia sampai di pantai Papua.
"Namanya Louis-Antoine de Bougainville, dalam perjalanan keliling dunia bersama sekitar 45 awak kapal," kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 1 November 2020. Louis-Antoine de Bougainville bersama awak kapalnya menderita penyakit skorbut karena kurang mengkonsumsi makanan segar.
Setelah sandar di sebuah pantai di Papua, menurut Hari, tiba-tiba muncul satu perahu bercadik yang didayung oleh seorang Papua. "Dia memberìkan air bersih, tepung sagu, buah-buahan, keladi, dan buah pinang," ucap Hari Suroto.
Kemudian pada 1823, seorang perwira korps Angkatan Laut Prancis bernama Jules Dumont d’Urville menjadi wakil komandan kapal la Coquille, di bawah pimpinan Louis-Isidore Duperrey. Kapal la Coquille sempat berlabuh di Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua.
Menurut Hari Suroto, Jules Dumont d’Urville yang pertama kali menyebut istilah Melanesia. Artinya, pulau-pulau yang dihuni oleh orang berkulit hitam. Melanesia meliputi Timor, Alor, Halmahera, Papua, Papua Nugini, Solomon, Vanuatu, Kaledonia Baru (French Polynesia), dan Fiji.
Kendati kata Melanesia secara harafiah berarti penghuni pulau berkulit hitam, namun cakupan penggunaan istilah ini sebenarnya jauh lebih luas dari sekedar merujuk pada area geografis yang hanya meliputi wilayah Papua dan Papua Nugini saja. "Ini berarti, orang Papua bisa saja tergolong sebagai orang Melanesia, namun orang Melanesia tidak otomatis tergolong sebagai orang Papua," katanya.
Melanesia merupakan bagian dari wilayah pasifik yang terbagi menjadi beberapa wilayah geografis. Pasifik bagian utara ada Mikronesia, di bagian tengah sampai ke timur ada Polinesia, dan di bagian barat ada Melanesia. Nama-nama ini berasal dari bahasa Yunani dan bahasa Latin.
Akhiran setiap kata berasal dari nesos yang berarti pulau. Selanjutnya, awalan setiap kata tersebut adalah mikro yang artinya sangat kecil, poli bermakna banyak, dan melano berarti hitam. Nama-nama itu merupakan gambaran singkat tentang pulau-pulau di ketiga wilayah tersebut.