TEMPO.CO, Yogyakarta - Saat liburan di Yogyakarta, ada banyak pilihan wisata yang bisa dipilih kala libur panjang seperti sekarang. Wisatawan bisa memilih menghabiskan waktu liburan di destinasi utama seperti Malioboro atau bisa mencoba wisata baru, yaitu wisata sambil bersepeda.
Buat Anda yang ingin mencoba pengalaman baru dan mencari wisata alternatif yang relatif sepi, Anda bisa memilih bersepeda santai di pinggiran kota sambil menikmati keunikan khas perkampungan Yogya yang menempuh jalur-jalur alternatif jauh dari potensi terjebak kemacetan.
“Yogya sudah memiliki lima jalur wisata sepeda, silahkan wisatawan yang berkunjung pada liburan kali ini memanfaatkan itu sebagai destinasi alternatif,” ujar Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi di sela bersepeda bareng komunitas Jogjabike pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Heroe menuturkan bersepeda saat liburan ini diharapkan bisa menjadi alternatif wisatawan menikmati Yogya dengan cara yang berbeda, jauh dari kemacetan di jalan raya.
Selain itu, bersepeda bisa menjadi upaya menjalani liburan dengan tetap menjaga kesehatan dan menjaga jarak atau berkerumun yang menjadi bagian protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.
Heroe mengatakan kepadatan Yogyakarta tiga hari terakhir melonjak tajam. Walaupun pihaknya belum dapat merinci berapa perkiraan jumlah kunjungan itu, namun dilihat dari 625 penginapan, baik guest house, hotel melati dan hotel bintang yang ada di kota saja, okupansinya sudah tembus di atas 95 persen hingga Jumat ini.
“Okupansi itu penuh sampai Minggu (1 November 2020), jadi sebagian wisatawan banyak yang menginap di hotel-hotel kabupaten sekitar Kota Yogya,” kata Heroe.
Sejumlah rute bersepeda yang ditawarkan kepada wisatawan lewat acara gowes bareng itu meliputi 16 titik menarik.
Rute gowes itu melintasi Sentra Batik Jumputan, Gudeg Pawon, Bakpia Kurnia Sari, persawahan dalam kota, Makam Wijaya Brata, Mess Guru Taman Siswa jaman Ki Hajar Dewantara, kawasan Taman Siswa Ibu Pawiyatan (Taman Siswa Pusat) dan kampung kerajinan Keparakan.
Dari situ rute gowes berlanjut melintasi Museum Perjuangan, Ndalem Brontokusuman, Ruang Terbuka Hijau Dewa Bronto (kampung wisata Brontokusuman), Kopi Sellie, Greenhost, Pasar Prawirotaman, Masjid Jogokariyan, Pasar Telo Karangkajen, RSUD Wirosaban, Mie Ayam Tumini, dan berakhir di Kebun Pisang Plasma Nutfah ring road selatan.
“Dari hotel wisatawan menginap, mereka bisa memanfaatkan layanan Jogjabike yang sudah tersebar di berbagai titik ini untuk menyambangi rute-rute itu,” ujar penggagas yang juga Komisaris Utama Jogjabike, Triyanto dalam acara itu.
Untuk memanfaatkan layanan sepeda melalui Jogjabike ini, wisatawan bisa memesannya dengan mengunduh aplikasi Ina Bike di Google Play Store maupun iOS App Store atau lewat call center 08112545432.
Triyanto menuturkan Pemerintah Kota Yogya dan Jogjabike kini sedang menggandeng sejumlah komunitas sepeda di Yogyakarta agar bisa terlibat mengkampanyekan wisata sepeda ini. Sebab, ke depan kebutuhan wisata bersepeda diprediksi kian meningkat.
Gowes bareng di masa libur cuti bersama Pemerintah Kota Yogya itu melibatkan perwakilan asosiasi biro perjalanan (ASITA), perhimpunan hotel restoran Indonesia (PHRI), dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) serta Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY).